Sunday, November 29, 2015

Kerja Keras Pasti Berbuah Manis


Hasil kerja keras, sebuah rumah.

       Salah satu nilai yang saya pelajari dari keluarga adalah tentang kerja keras. Kakek saya pernah menanamkan bahwa beliau tidak suka pada anak yang pemalas. Itu sebabnya sejak kecil saya terbiasa melakukan beberapa pekerjaan rumah tangga, seperti menyapu, menyiram tanaman, mencuci baju, menyeterika pakaian, membantu ibu memasak, dan lain-lain. Sejak kecil saya juga dibiasakan mencari uang sendiri untuk membeli buku-buku dan perlengkapan sekolah. Saya terbiasa menulis dan mengirimkan tulisan tersebut ke majalah anak-anak. Jika tulisan saya dimuat, honornya saya belikan buku, tempat pensil, atau perlengkapan sekolah yang saya butuhkan.

       Saya kuliah di sebuah sekolah kedinasan. Tentu saja semangat kerja keras ditanamkan kepada para mahasiswanya. Sehingga saat memasuki dunia kerja saya sudah tidak asing dengan pola hidup bernuansa kerja keras. Di samping bekerja sebagai seorang PNS, saya melanjutkan kebiasaan untuk menulis dan mencari penghasilan tambahan dengan berjualan jilbab serta perlengkapan muslimah. Sebagian uang gaji, honor menulis, dan keuntungan berjualan jilbab saya simpan dalam rekening bank. Saya bersyukur bahwa hasil kerja keras selama bertahun-tahun bekerja akhirnya bisa dipergunakan untuk membayar uang muka rumah. Saat ini saya terus bekerja keras disertai ketekunan untuk terus meningkatkan penghasilan dari sumber yang halal, menulis, juga berjualan jilbab serta buku-buku.

       Saat ini saya memiliki beberapa keponakan, tepatnya tujuh orang. Di hari raya Idhul Fitri, kakak-kakak, dan para keponakan biasa berkumpul di rumah bapak dan ibu. Saat momen istimewa itu, saya sering mengajak keponakan-keponakan untuk berdiskusi bersama. Saya tanamkan nilai kerja keras kepada mereka. Satu hal yang saya lakukan adalah tidak mudah menuruti permintaan atau rengekan mereka untuk dibelikan barang-barang tertentu, misalnya handphone seri terbaru, sepatu model baru, atau benda-benda sekadar buat memenuhi gaya saja. Saya meminta para keponakan untuk berusaha mencari uang sendiri apabila mereka menginginkan sesuatu. Saya berikan contoh nyata, bahwa di masa muda sampai kini saya berusaha memenuhi beragam keinginan dengan bekerja keras.  

Berikut ini beberapa kiat yang saya lakukan untuk menanamkan nilai kerja keras kepada para keponakan saya : 


1. Mengajak untuk mengamalkan ajaran agama

Salah satu ayat Al-Qur’an dengan gamblang menuliskan ajaran untuk bekerja keras. Saya tuliskan terjemahan QS. At-Taubah ayat 105 : Dan katakanlah,”Bekerjalah kamu, maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat hasil pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui apa yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Kalam Allah SWT ini saya jadikan motivasi bagi para keponakan agar mereka mengikuti ajaran Islam yang tertera di dalam kitab suci. Sebagai muslim yang baik, etos kerja keras semestinya menjadi bagian dalam setiap kegiatan kehidupan. Kelak, Allah SWT dan rasul-Nya akan melihat hasil pekerjaan kita. Bukankah sepatutnya bila kita bekerja dan beramal dengan sebaik-baiknya? Kerja keras, bersungguh-sungguh, serta ikhlas karena Allah SWT itulah kata kuncinya.


2. Memberi contoh (teladan) nyata di dalam kehidupan

Satu contoh nyata yang saya tunjukkan kepada para keponakan adalah usaha untuk mempunyai sebuah rumah. Saya bekerja keras untuk bisa memiliki rumah, meski mencicil selama 15 tahun. Saya tak hanya berusaha rajin bekerja di kantor. Saya melengkapinya dengan ketekunan untuk mengumpulkan penghasilan tambahan. Alhamdulillah, impian tentang rumah milik sendiri terwujud nyata.


3. Mengajarkan nilai kerja keras lewat cerita-cerita

 Ada sebuah pepatah Bahasa Inggris yang melekat dalam ingatan saya. Rome was not built in a day. Roma tidak dibangun dalam waktu satu hari. Pepatah sederhana ini mengandung pesan tentang kekuatan kerja keras. Upaya kerja keras pada akhirnya mampu membangun sebuah kota yang tangguh. Maka, saya senang berbagi cerita kepada keponakan-keponakan tentang berbagai kisah yang memasukkan pesan moral pentingnya kerja keras dalam menaklukkan tantangan kehidupan.

       Demikianlah melalui cara-cara bersahaja saya berusaha mengajarkan dan menanamkan nilai kerja keras kepada para keponakan. Saya yakinkan dalam setiap kerja keras kita pasti akan menikmati hasil, buah yang manis. Saya berharap bahwa kebiasaan kerja keras akan berakar dalam hati dan perilaku mereka. Setelah dewasa, memasuki dunia kerja semoga mereka mampu menjaga etos kerja keras, dan membuat mereka tidak mudah melakukan kecurangan (korupsi).




#parentingantikorupsi #GakPakeKorupsi. ^_^






2 comments:

  1. Ya, jika semua orang mau kerja keras, pasti semua akan sukses. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anisa Ae : Betul sekali, mbak. Yuk, wujudkan impian Mbak Anisa untuk punya rumah ! Kerja keras, berhemat, dan raih impian Anda. ^_^

      Delete