Wednesday, December 2, 2015

Talkshow : Wujudkan Niat Ibadah Haji (Bagian II)


Prita Ghozie berbagi kiat perencanaan dana haji.

Kumpul Komunitas Nova, Sabtu, 03 Oktober 2015
Brawijaya Ballroom, Hotel Novotel Surabaya
Pembicara : Prita Hapsari Ghozie
(perencana keuangan, Ketua Komite Masyarakat Ekonomi Syariah)


# Kiat Perencanaan Dana Naik Haji

       Pengelolaan keuangan biasa dilakukan sejalan dengan siklus kehidupan manusia, mulai dari lahir-sekolah-kuliah-kerja-nikah-punya anak-punya rumah+mobil-liburan-menikahkan anak-menikmati hari tua-meninggal dunia. Di sepanjang perjalanan waktu kehidupan, tujuan keuangan cenderung mengikuti siklus hidup di atas. Satu hal yang sering ditunda oleh rata-rata masyarakat adalah menyiapkan dana untuk ibadah haji. Alasannya, ibadah haji diikuti ketentuan bagi muslim yang sudah mampu. Sehingga, kebanyakan orang merasa dana haji belum perlu disiapkan jika secara ekonomi merasa belum mampu (mapan) secara finansial.

       Sebagai muslim, sebaiknya salah satu Rukun Islam (rukun kelima) yaitu berhaji dipersiapkan dananya sejak dini. Mengapa? Masa tunggu untuk berangkat haji semakin lama (antriannya semakin panjang) dan usia terus bertambah. Adalah lebih baik menunaikan ibadah haji di usia muda yang notabene masih relatif kuat secara fisik, dibandingkan berangkat haji di usia sepuh dengan kemampuan fisik yang biasanya semakin melemah. Itu sebabnya, seorang muslim sebaiknya berniat kuat untuk berhaji disertai upaya mau memampukan diri dari segi keuangan. Singkatnya, biaya naik haji lebih utama segera dipersiapkan. Terlebih, setiap tahun ada risiko perubahan (kenaikan) nilai tukar terhadap mata uang asing (dollar). Ujungnya, ongkos naik haji (ONH) menunjukkan tren semakin tinggi dari tahun ke tahun. 

Berikut ini tips-tips memperhitungkan (mempersiapkan) dana naik haji :

1. Perhitungkan biaya persiapan naik haji

Komponen yang perlu dihitung adalah :
- biaya BPIH
- biaya yayasan (jika memakai jasa sebuah yayasan penyelenggara haji)
- biaya pakaian serta perlengkapan haji
- biaya pengurusan paspor
- biaya pemeriksaan kesehatan
- biaya berobat dan obat-obatan (jika dalam kondisi kurang sehat)
- biaya walimah safar (syukuran berangkat haji)

2. Perhitungkan kebutuhan selama melakukan perjalanan ibadah haji

Komponen yang perlu dihitung adalah :
- biaya konsumsi tambahan selama menunaikan ibadah haji
- biaya komunikasi dengan keluarga di Tanah Air
- biaya dam (denda)
- biaya belanja oleh-oleh untuk keluarga/teman sepulang haji
- biaya keperluan darurat (misalnya : obat, perawatan medis, dll kebutuhan)

3. Perhitungkan dana untuk keluarga selama ditinggalkan berhaji

Komponen yang perlu dihitung adalah :
- biaya operasional keluarga selama ditinggalkan menunaikan ibadah haji
- biaya kebutuhan darurat untuk keluarga di Tanah Air
- biaya proteksi (perlindungan) finansial untuk keluarga, jika terjadi sesuatu hal buruk pada diri muslim yang berhaji (misal : meninggal dunia di Tanah Suci)


Prita Ghozie menjawab pertanyaan seputar dana haji.

Setelah melakukan simulasi perhitungan dana dari komponen-komponen di atas, lanjutkan dengan tahap-tahap berikut :

1. Tetapkan tujuan

Beberapa tujuan yang harus dipilih adalah :
- pilih mana ONH reguler atau ONH plus?
- kapan target pembayaran BPIH pertama?
- perhitungkan tingkat inflasi dalam setiap pilihan dana haji
- tetapkan berapa dana yang disisihkan dari penghasilan setiap bulan

2. Lakukan pendaftaran

Rencana haji tak akan terlaksana tanpa mendaftarkan diri, lakukan proses untuk mendaftar :
- kejar target BPIH pertama untuk mendapatkan nomor porsi (surat keterangan)
- cek nomor porsi di website Kemenag
- wujudkan biaya pendaftaran menjadi nyata dengan menyisihkan dana setiap bulan secara rutin

3. Lakukan pelunasan

Apabila setoran ONH (Ongkos Naik Haji) sudah mendekati biaya naik haji dan ada dana untuk menutup kekurangan biaya haji, segera lakukan pelunasan :
- bayarkan ONH sesuai jumlah yang ditetapkan pemerintah
- persiapkan biaya-biaya lain untuk pergi berhaji
- perhitungkan tingkat inflasi pada tahun kita akan melakukan pelunasan dana haji

4. Berangkat haji

Sebelum berangkat haji ke Tanah Suci persiapkan pula :
- dana darurat untuk kebutuhan tak terduga selama menunaikan ibadah haji
- dana darurat bagi keluarga yang ditinggalkan
- proteksi (perlindungan) bagi keluarga di Tanah Air jika terjadi hal buruk bagi yang berhaji

Dana ibadah haji bisa dipersiapkan dengan dua cara :
1. Menabung
2. Investasi

Dalam setiap cara yang dipilih, sertakan tingkat inflasi dalam perhitungan akumulasi dana.
Sebagai contoh : jika dana haji tahun ini 50 juta, maka biaya haji 5 tahun kemudian adalah 63 juta (ada laju inflasi).

Apabila memilih investasi, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan yaitu :
1. tidak mengandung unsur riba
2. tidak memuat maisyir (risiko yang berlebihan)
3. bukan produk yang ghoror (tidak jelas investasinya)

Pilihan ONH juga membuat persiapan dana berbeda. Jika memilih ONH plus kita harus berupaya lebih keras mengumpulkan dana haji. Sebab, ONH plus jelas lebih tinggi biayanya dibandingkan ONH reguler.
Perbandingan ONH di tahun 2014 :
- ONH reguler   :   40 jutaan
- ONH plus       :  165 jutaan

Action plan :

1. Niat untuk berhaji
Setelah membaca uraian tentang persiapan dana haji, berniatlah untuk pergi menunaikan ibadah haji. Niat itu sudah setengah kejadian. Maksudnya, apabila sudah ada niat, kita mulai bersiap secara mental, fisik, maupun dana untuk berhaji. Sehingga, impian ibadah haji insya Allah akan terwujud nyata.


2. Buat perencanaan dana ibadah haji
Semestinya jika hendak berhaji kita mulai memperhitungkan jumlah dana yang diperlukan, berapa tahun mengumpulkannya, dan berapa tabungan yang harus disetor ke bank setiap bulannya. Kita mulai membuat pilihan rencana keberangkatan, dengan ONH reguler atau ONH plus, kapan berangkat haji, dst.


3. Modifikasi rencana pengeluaran untuk menambah tujuan finansial naik haji
Lakukan penghematan pada pos-pos pengeluaran yang kurang prioritas, kumpulkan dananya, dan masukkan ke rekening untuk biaya naik haji.


4. Pilih produk investasi yang sesuai dengan profil risiko
Jika investasi dijadikan pilihan untuk mempercepat perolehan dana haji, perlu dicermati jenis-jenis investasi yang dipilih, termasuk risiko yang melekat pada instrumen investasi tersebut.
Sebuah contoh : uang sebesar 1,5 juta yang disetor tiap bulan kemudian diinvestasikan selama 5 tahun pada reksadana campuran agresif (return 15 %) mampu menghasilkan dana sebesar 132 juta.
Maka, investasi yang benar bisa menjadi alat untuk mempercepat tersedianya akumulasi dana untuk biaya berhaji ke Tanah Suci.


Secara sederhana Prita Ghozie berbagi cerita tentang cara mudah untuk menyisihkan dana kebutuhan biaya haji :
1. Di awal bulan, ambil 10 % dari penghasilan dan masukkan ke rekening khusus dana haji.
2. Lakukan program menabung dengan sistem HAPSARI (HAnya Perlu Seribu Aja sehaRI). Menabung dari jumlah yang relatif kecil ini dilakukan untuk membentuk kebiasaan menabung secara konsisten. Setelah mampu rutin menabung, jumlahnya bisa ditingkatkan terus-menerus.
3. Usahakan agar kegiatan menabung atau investasi setiap bulan dilakukan secara konsisten hingga dana haji berhasil tercapai.

       Sebagai penutup, Prita Ghozie memberi semangat dan bukti nyata bahwa biaya yang relatif besar untuk menunaikan Rukun Islam kelima tersebut pasti akan tergantikan sepulang menunaikan ibadah haji. Oleh karena itu, sebagai muslim kita sebaiknya berusaha untuk memampukan diri menunaikan ibadah haji. Kategori mampu bagi setiap orang pasti berbeda-beda, mengingat kondisi masing-masing orang tidak serupa. Yang jelas, apabila kemampuan berhaji sudah terpenuhi, segeralah mendaftar dan melunasi dana ONH, mengingat antrian ibadah haji semakin panjang. Hal lain yang patut dipertimbangkan, biasanya manula mendapatkan prioritas berangkat lebih didahulukan. Jadi selagi masih berusia muda, jangan menunda mempersiapkan dana menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci untuk memenuhi salah satu Rukun Islam. Jangan lupa bahwa haji mabrur balasannya adalah surga. 






6 comments:

  1. Selalu ingin pergi ke Tanah Suci. Semoga bisa kesampaian. Aamiin. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. @ Anisa Ae : Amien, YRA. Yuk mbak, persiapkan dananya sejak dini. Selagi mbak masih muda nih. ^_^

      Delete
  2. Tulisannya mbak Muthia merangsang fikiran saya untuk mengubah pandangan saya ke dean tentang target hidup, salah satunya tentang haji. Walaupun sekarng belum nikah dan masih dibiayayi orangtua.. saya merasa harus mencatat reminder ini untuk masa depan nanti.
    terimakasih mbak Mutia atas sharingnya...
    salam kenal dari Muti'ah juga.. hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. @ Muthmainnah Nasaru Muti'ah : Wah, alhamdulillah ya. Salah satu kebahagiaan saya adalah apabila catatan yang diposting pada blog ini memberi pencerahan bagi orang lain. Anda benar, persiapkan dana haji sejak dini. Tak usah menunggu nikah, baru menyiapkan dana haji. Insya Allah, berangkat haji di usia muda akan membuat hidup Anda lebih barokah. Yuk, kita sama-sama bersiap untuk menunaikan ibadah haji. Semoga Allah SWT segera memampukan kita ya. ^_^

      Delete
  3. Beul banget mak, saya agak nyesel juga sih kenapa baru nyadar, umrohjuga belum kesampean. hiks

    ReplyDelete
    Replies
    1. @ Nurul Khabibah : Tenang, belum telat kok. Kita mulai aja dari bulan ini. Tata ulang keuangan, termasuk plan biaya haji/umrah. Saya juga belum umrah, apalagi berhaji. Insya Allah, saya sudah punya niat + plan dana untuk 2 ibadah tersebut. Niat kan sudah setengah dari kejadian. Mari kita wujudkan bersama ya. ^_^

      Delete