Tuesday, September 29, 2015

Pameran Perhiasan Emas UBS Surabaya


Brosur undangan pameran emas PT. UBS.
       Sebuah pesan dari Femina dan PT. UBS masuk ke email saya di akhir bulan Agustus 2015. Isinya adalah undangan untuk makan malam di sebuah restoran di Plaza Surabaya. Alhamdulillah. Selama ini saya menilai acara-acara yang diadakan Femina maupun kegiatan yang diselenggarakan atas kerjasama dengan Femina selalu bagus. Saya putuskan untuk hadir di acara pameran perhiasan emas UBS bertajuk "Bold as Gold" pada awal September 2015 lalu.

        Ternyata, undangan makan malam tersebut diawali dengan beberapa acara : talk show tentang perhiasan emas dari PT. UBS Surabaya, demo make up dan fashion show dari La Tulipe, serta campaign cantik sejati yang dibawakan oleh Safe Care. Saya senang karena mendapat tambahan ilmu tentang perhiasan emas dan kiat-kiat mempercantik diri. Sebagai seorang wanita, pengetahuan saya mengenai seluk-beluk perhiasan emas tergolong minim. Apalagi ilmu kecantikan, saya jelas bukan ahlinya.

Stan koleksi perhiasan emas PT. UBS.

       Setelah beberapa lagu mengalun dari grup vocal Black Spider, acara dibuka dengan menghadirkan 3 orang pembicara. Pembicara pertama adalah Bapak Erwin Suganda selaku creative director dari PT. UBS Surabaya. Pembicara kedua, Ibu Emy dari La Tulipe. Pembicara ketiga, Ibu Trijayanti, CEO Safe Care.  

Alunan lagu dari Black Spider.

Pak Erwin menjelaskan beragam hal tentang beraneka desain perhiasan emas, khususnya kreasi PT. UBS, tren perhiasan emas, cara perawatan emas, termasuk budaya untuk mencintai perhiasan emas yang sudah menjadi tradisi turun-temurun di kalangan wanita. Ibu Emy mengajak seorang model untuk menjadi ajang praktek langsung tips dan trik merias wajah dengan produk kecantikan dari La Tulipe. Sementara itu, Ibu Trijayanti menjelaskan tentang minyak angin aroma therapi Safe Care yang bisa dijadikan sebagai obat sekaligus memberi efek ketenangan.

Para model bersama pembicara dan desainer gaun.

       Acara dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab dengan para pembicara, kuis, dan ditutup peragaan busana serta perhiasan oleh beberapa model. Seusai acara, para undangan dipersilakan melihat-lihat perhiasan emas yang dipamerkan PT. UBS. Perhiasan emas yang dipamerkan dan dipasarkan di booth adalah desain perhiasan seri terbaru dan disesuaikan dengan kemajuan teknologi.

Saya dan teman-teman baru.
Usai 'belanja mata' dan berbelanja perhiasan (bagi yang berminat), para undangan diajak menikmati makan malam di Puri Iwake Restaurant yang berdekatan dengan stan pameran. Saya duduk semeja dengan beberapa teman baru, menyantap menu makan malam gratis yang nikmat.

       Terimakasih Femina, PT. UBS Surabaya, La Tulipe, dan Safe Care buat undangan dan traktiran makan malamnya. Ditunggu undangan berikutnya. Ehemmmm.... ^_^





Friday, September 11, 2015

Cerita di Awal Bulan September


Tempat pengambilan obat RS Mitra Keluarga Waru.


        Tanpa terasa, (ehm, sebenarnya terasa juga sih....) hitungan bulan beralih ke September. Bulan Agustus yang penuh semangat perjuangan tiba-tiba berakhir, masuk ke bulan sembilan. Bulan Agustus lalu, saya memiliki banyak catatan untuk dituliskan. Sayangnya, saya tak kunjung mampu menyisihkan waktu untuk mengetikkan jemari di atas tuts-tuts keyboard. Hingga, bulan September pun beranjak pada hitungan belasan hari. Saya putuskan menuliskan cerita lagi di sini, meski bukan sebuah cerita penting dan heboh.

       Bulan lalu, saya berusaha merapikan rumah yang berantakan. Saya meluangkan waktu untuk membersihkan kebun kecil di halaman depan, memangkas daun-daun bougenville yang menjulur ke berbagai arah, mencabut tanaman yang tumbuh tak terkendali, melewati batas halaman rumah dan masuk ke wilayah rumah tetangga. Saya mencuci tumpukan baju dan berbagai perlengkapan yang selama ini belum sempat dibersihkan, merapikan ruang demi ruang, menata buku-buku yang berserakan di sudut-sudut kamar.

       Saya tidak merasa kelelahan. Saya senang saja melakukan kegiatan domestik khas wanita saat berada di rumah. Ternyata, tubuh saya meminta haknya untuk diistirahatkan. Mungkin, paparan angin setiap malam ketika dalam perjalanan pulang ke rumah membuat suhu tubuh memanas. Perut saya ikut terasa nyeri, kepala pening, dan alarm tubuh berbunyi. Saya butuh istirahat. Maka, di akhir pekan awal September saya terpaksa berkunjung ke rumah sakit tempat saya berobat sejak pindah rumah ke Sidoarjo, RS Mitra Keluarga Waru.

       Siang itu, usai diperiksa dokter dan mengambil obat di bagian farmasi, saya menikmati semangkuk bubur ayam di kedai sebelah lokasi rumah sakit. Ceritanya, saya taat azas makan bubur, sesuai tuntutan rasa sakit di pencernaan. Setelah kondisi fisik pulih, biasanya saya kembali makan sesukanya, yang penting rasanya enak dan saya doyan. Hehehe....

Bubur ayam berlauk sate usus.


 
       Alhamdulillah, hari ini saya sudah mulai sehat kembali. Saya paling tidak suka jika harus berhenti beraktivitas. Soalnya, saya ini tipe kinestetis alias senang bergerak. Saya terbiasa melakukan banyak hal sendiri, tanpa bantuan asisten. Sejak kecil, saya diajari untuk mandiri, berusaha melakukan banyak hal tanpa bantuan khadimah. Setelah kuliah dan bekerja, saya seringkali melakukan banyak hal secara bersamaan dalam satu waktu (multitasking). Contohnya : mencuci baju sambil menyanyi (ya iyalah....), menyalakan pompa air + memasak sayur + menjemur cucian basah, setrika baju sambil menghafal Al-Qur'an, dst.

       Selain bekerja, saya juga mengikuti beragam kegiatan 'ekstrakurikuler' di hari libur Sabtu-Minggu. Ada beberapa acara yang biasa saya ikuti di hari libur kerja, kajian keislaman, seminar, silaturahmi ke rumah teman lama, gathering dengan teman-teman komunitas, juga undangan-undangan hajatan. Di rumah, saya seringkali masih punya pekerjaan terkait dunia tulis-menulis seperti  mengedit naskah dan menulis artikel. Sisi baiknya, saya tetap bersemangat melakukan banyak kegiatan positif. Namun, saya gampang lupa diri jika sudah asyik melakukan sesuatu yang saya sukai. Misalnya, saking semangatnya beres-beres, saya terlewat tidak makan siang, tidak istirahat, dll. Selama ini, saya sudah berusaha untuk mengatur prioritas pekerjaan dan memberikan hak-hak tubuh. Namun, saya tetap saja kurang mampu seimbang dalam hal melakukan beragam tugas dan mengistirahatkan diri. Yang penting, saat ini kondisi fisik saya sudah membaik. So, semoga bulan September akan menjadi bulan penuh amal kebaikan bagi saya dan sesama.

       Pembaca, semoga bulan ini menjadi September ceria untuk kita bersama.