Sunday, October 25, 2015

Menata Keuangan untuk Mewujudkan Masa Depan Indah dan Sejahtera

Tung Desem Waringin di seminar Financial Revolution.

       Perjalanan hidup ini melewati tahap demi tahap waktu sesuai siklus kehidupan manusia mulai dari lahir-masa kanak-masa sekolah dan kuliah-bekerja-menikah-membesarkan anak-menikmati masa tua-meninggal dunia. Di masa anak-anak hingga kuliah saya tak banyak berpikir tentang urusan keuangan. Masalah makan, tempat tinggal, uang sekolah, pakaian, dan beragam kebutuhan ditanggung keluarga (orangtua). Hingga, masa bekerja pun tiba. Saya beruntung kuliah di sebuah sekolah kedinasan. Setelah lulus kuliah, saya bisa langsung bekerja sebagai PNS di sebuah kementerian. Saya menerima gaji bulanan sebagai imbalan kerja.

Rhenald Kasali di seminar Femina.
       Etape perjalanan hidup tak selalu melintasi jalan yang mulus. Setelah bertahun-tahun menjalani kehidupan yang cukup stabil, datanglah riak-riak ujian. Di masa kecil, saya pernah mengalami kecelakaan dan membuat saya mengidap amnesia jenis retrograde (memori otak rusak sebagian), yaitu hilangnya sebagian kenangan masa kanak-kanak. Tahun 2001 yang notabene saya sudah dewasa, ingatan masa kecil yang lenyap itu pulih. Saya merasakan sakit yang teramat sangat, dan butuh waktu beberapa tahun untuk proses recovery (penyembuhan). 

Safir Senduk di acara Femina.

       Di masa-masa sulit itu, saya berobat ke dokter dan berkonsultasi ke psikolog. Saya sangat bersyukur bertemu dokter dan psikolog yang berwawasan luas dan mampu melihat potensi yang saya miliki. Dokter dan psikolog memberi saran agar saya berusaha terus belajar dan meluaskan pergaulan supaya saya cepat sehat. Saya dianjurkan ikut kegiatan di luar rutinitas kerja dan bergabung dalam komunitas yang beraktivitas positif. Kondisi saya waktu itu benar-benar jauh di bawah teman-teman seangkatan saat kuliah yang rata-rata sudah hidup cukup mapan. Saya sakit-sakitan, tinggal di kamar kos, dan tak memiliki banyak harta. Saya tak pernah menduga bahwa kondisi keterpurukan yang saya alami akhirnya menjadi turning point (titik balik) dalam kehidupan.

Ligwina Hananto di sebuah seminar.
       Saat itu saya sudah bekerja hampir 10 tahun, namun tak mempunyai asset yang cukup berharga. Penyebabnya? Saya tak punya keahlian mengelola keuangan dengan baik. Saya terbiasa menyisihkan dana ke dalam tabungan di akhir bulan. Uang yang masuk tabungan tentu saja hanya sisa-sisa berbagai pengeluaran selama satu bulan. Ketika sakit bertahun-tahun, uang tabungan pun ludes. Saya bersyukur karena menaati saran dari dokter yang merawat saya. Saya juga berterimakasih kepada psikolog yang sudah menasihati dengan bijak. Di saat sakit, saya berusaha untuk mengikuti kegiatan-kegiatan di luar jam kerja. Saya mendaftar dan hadir di berbagai seminar, talkshow, dan beberapa acara komunitas (Ayahbunda, Femina, ISEI, dll). Saya mendapat banyak tambahan ilmu, salah satunya ilmu pengelolaan keuangan.

Rumah yang manis, tahun 2009. 
       Tahun 2005 adalah perkenalan pertama saya dengan seorang motivator sekaligus mentor keuangan yang dahsyat. Benar, Pak Tung Desem Waringin. Gaya mengajar P. Tung yang energik dan fun membuat saya hadir dan belajar Financial Revolution sampai 7 (tujuh) kali seminar. Edan tho?! Singkatnya, saya menerapkan rumus-rumus andalan yang diajarkan P. Tung dalam pengelolaan keuangan, yaitu 50 % untuk konsumsi, 10 % untuk amal, 20 % untuk cicilan utang, 10 % untuk tabungan (hari tua), 10 % untuk investasi (pendidikan). Hasilnya? Lumayan dahsyat, Bro! Saya berdisiplin mengikuti pos-pos anggaran yang saya buat, mengisi tabungan mapan setiap awal bulan dengan tujuan untuk uang muka rumah. Akhirnya, tahun 2009 sebuah rumah mungil (LB.55/LT.136) berhasil saya ambil dengan program KPR, mengangsur selama 15 tahun. Di samping itu, saya memiliki rekening tabungan yang isinya relatif besar untuk ukuran saya, tabungan deposito, dan investasi reksadana. Saya juga punya asuransi kesehatan swasta serta dana darurat (emergency fund). Alhamdulillah, saya tersenyum lega berhasil mengelola keuangan dengan cukup baik.       

Ruang perpustakaan kecil di rumah.
       Saya tetap rajin mengikuti berbagai acara dan seminar untuk menambah wawasan, terutama meningkatkan kemampuan mengelola keuangan. Tahun 2009, saya bertemu Rhenald Kasali dan menimba ilmu dari Safir Senduk di seminar yang diadakan Femina. Tahun 2010, saya belajar dari Ligwina Hananto tentang cara-cara menyiapkan dana pendidikan untuk anak yang ingin belajar (kuliah) di luar negeri. Saya senang sekali. Ilmu pengelolaan keuangan saya terasa semakin lengkap.


Syukuran menempati rumah baru saya.
       Akhir Januari 2011, saya memutuskan pindah ke rumah milik sendiri. Dalam sebuah lagu campursari (lagu Jawa) ada sebutan Panji Klantung untuk orang yang homeless (tak punya rumah). Jadi, saya tak ingin memperpanjang waktu menjadi Panji Klantung alias kutu loncat dari satu rumah kos ke rumah kos lainnya. Sayangnya, saya kurang memperhitungkan keadaan fisik dengan jarak tempuh baru dari rumah ke kantor. Rumah saya terletak di Sidoarjo coret pinggiran. Sementara itu, kantor saya di ujung Surabaya. Ternyata, tubuh saya belum sepenuhnya kuat menghadapi rute baru yang lebih jauh dibandingkan saat saya tinggal di dalam Kota Surabaya. Tak butuh waktu lama, di bulan Maret 2011 saya rawat inap di RS Mitra Keluarga Waru, Sidoarjo. Sisi baiknya, saya memiliki 2 buah asuransi kesehatan dari 2 produk perbankan. Premi asuransi tersebut biasa saya bayar dari kartu kredit. Setelah pulang dari rumah sakit, saya mendapat penggantian dana dari asuransi A plus asuransi B. Tak masalah. Yang jadi masalah, saya tak kuat berangkat dan pulang kantor memakai angkutan umum. Maka, saya terpaksa naik taksi untuk berangkat plus pulang kerja hampir setiap hari. Dana darurat pun menipis.

Alviko Ibnugroho di acara Sun Life.
       Rumah baru identik dengan banyak perbaikan. Tembok rembes, pagar depan belum ada, gagang pintu rusak, dll. Saya lagi-lagi terpaksa mengeluarkan sejumlah dana di luar pos anggaran, hingga dana cadangan pun habis. Beragam ujian dan banyaknya pengeluaran tak terduga membuat kondisi keuangan saya goyah. Puncaknya di tahun 2014, saya terpaksa menjual sebagian barang-barang koleksi (buku-buku, kain batik, dan beberapa peralatan rumah tangga) untuk menutup defisit anggaran bulanan. Saya bersyukur bahwa di tahun 2015 ini keadaan keuangan saya mulai membaik. Saya senang sekali di bulan September 2015 lalu mendapat undangan acara "Jumpa Blogger Sun Life" di Surabaya. Ilmu keuangan yang diberikan Alviko Ibnugroho tentang 8 'dosa' (kesalahan) dalam pengelolaan keuangan (baca di sini : http://storiespark.blogspot.co.id/2015/10/panduan-menjadi-kaya-mengelola-keuangan.html) memberi semangat untuk menata kembali keuangan saya.

Prita Ghozie di Novotel Surabaya.
       Awal Oktober 2015, saya datang ke acara Kumpul Komunitas Nova di Hotel Novotel Surabaya. Saya sangat bahagia mendapatkan ilmu tentang langkah-langkah mempersiapkan dana untuk menunaikan ibadah haji. Niat saya untuk menata keuangan dengan baik dan keinginan untuk segera beribadah haji ke Tanah Suci terjawab dengan kiat-kiat yang dibagikan Prita Ghozie, seorang pembicara yang cantik dan cerdas. Rasa-rasanya saya ingin cepat mewujudkan semua niat dan keinginan di kepala. Namun, saya sadar bahwa segala sesuatu harus dicapai setahap demi setahap.

Tabungan syariah untuk haji+umrah.
        Di dalam hidup ini, saya mensyukuri satu ilmu yang diwariskan oleh keluarga. Namanya ilmu mengelola hidup dan merancang masa depan. Secara ringkas saya menyebutnya ilmu perencanaan. Di masa kecil, kita pasti mengenal istilah cita-cita. Setelah dewasa dan cita-cita tercapai, kita seringkali berhenti, seolah kehidupan telah berakhir. Dengan demikian, ilmu merencanakan kehidupan ini semestinya dibuat berkesinambungan, bahkan hingga usia tua. Dalam merencanakan pencapaian cita-cita serta impian tentu tak akan terlepas dari masalah pendanaan (keuangan). Oleh karena itu, saya berusaha membuat planning (rencana) tentang apa saja yang ingin saya raih di setiap usia. Saya membagi rencana impian yang ingin saya raih dalam 3 tahap, jangka pendek (1-5 tahun), jangka menengah (6-10 tahun), jangka panjang (11-15 tahun). Saya menyiapkan pula strategi dan target pencapaian finansial untuk merealisasikan impian-impian saya. Saya singkap sedikit impian jangka pendek yang ingin saya lakukan, yaitu : menunaikan ibadah umrah, melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi, dan merenovasi rumah. Saya pasti harus mempersiapkan dana untuk mewujudkan impian tersebut menjadi nyata.

Satu rekening bank untuk satu tujuan keuangan.
       Setelah cukup banyak menikmati pahit dan manis perjalanan hidup, tahun 2015 ini saya merasa perlu untuk menata ulang perencanaan dan pengelolaan keuangan saya.

Berikut ini beberapa kebijakan pengelolaan keuangan yang saya canangkan : 

1. Memberi prioritas pada kewajiban agama, asuransi, dan pelunasan utang
Saat menerima gaji bulanan, saya potong terlebih dahulu untuk ZIS (zakat, infaq, dan sedekah). Kemudian, saya ambil sebagian untuk membayar asuransi kesehatan swasta. Setelah itu, saya transfer sebagian untuk pembayaran angsuran rumah (KPR). Saya membuat target agar sisa utang KPR ini bisa segera terlunasi dalam waktu 3 tahun, dari sisa waktu utang yang 9 tahunan.

2. Membuat anggaran bulanan selama 1 tahun
Salah satu penyebab 'kebocoran' keuangan adalah pelanggaran dari pos-pos anggaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, saya berusaha untuk kembali menaati perencanaan keuangan bulanan dan tidak tergoda mengeluarkan dana untuk hal-hal yang belum menjadi prioritas. Anggaran bulanan yang dibuat sekaligus dalam jangka waktu 1 tahun memudahkan untuk melihat adanya surplus dan minus dana setiap bulan.

3. Menulis impian yang ingin diraih plus strategi serta target pencapaiannya
Saya menyiapkan buku khusus untuk mencatat impian yang ingin saya wujudkan setiap tahun berikut simulasi persiapan dana, serta penyiapan sumber-sumber dana untuk merealisasikannya. Saya berusaha untuk mematuhi target-target finansial yang saya buat.

4. Menambah penghasilan untuk meraih impian
Jujur saja, penghasilan saya sebagai PNS relatif tidak besar. Itu sebabnya, mulai awal bekerja saya terbiasa mencari penghasilan tambahan. Beberapa hal yang saya lakukan untuk menambah penghasilan adalah berjualan jilbab dan perlengkapan muslimah, menulis, dan berjualan buku-buku secara online. Saat kondisi keuangan saya terpuruk lagi tahun 2013-2014 lalu saya menemukan ide kreatif. Saya membuka "Klub Nulis Bersama" sebagai layanan jasa untuk menerbitkan buku. Royalti dari salah satu buku karya Klub Nulis Bersama saya sepakati bersama para kontributor untuk membantu penderita kanker (http://storiespark.blogspot.co.id/search/label/Galeri%20Info%20Klub%20Nulis%20Bersama). Saya yakin penghasilan tambahan dari menulis dan royalti buku-buku semakin lama semakin meningkat, dan suatu hari nanti bisa menjadi passive income dalam kehidupan.

5. Membuka rekening khusus untuk mencapai tujuan keuangan
Saya mempunyai 2 rekening dari 2 bank syariah, dan 5 rekening dari perbankan konvensional. Saya terbiasa membuka 1 rekening untuk 1 tujuan keuangan, agar tujuan akumulasi dana di rekening tersebut jelas. Sehingga, saya tidak seenaknya mengambil isi tabungan untuk membiayai sesuatu di luar rencana yang ditetapkan.
Contohnya :
- Tabungan BRI Syariah   :   menampung dana untuk menunaikan ibadah haji.
- Tabungan BNI Syariah   :   menampung dana untuk menunaikan ibadah umrah.
- Tabungan BCA              :   untuk melakukan pembayaran angsuran KPR, dst.

6. Berusaha beralih ke sistem perbankan (layanan) syariah
Saya seorang muslimah. Saya berusaha menata dan menjalani kehidupan, termasuk dalam hal keuangan sesuai syariat Islam. Salah satu hal yang saya lakukan saat ini adalah berusaha beralih dari perbankan konvensional ke perbankan syariah. Saya berusaha mencari info tentang produk-produk perbankan syariah agar bisa menjadi sahabat dalam pengelolaan keuangan. Dalam acara "Jumpa Blogger Sun Life" di Surabaya September 2015 lalu, saya menemukan bahwa Sun Life terpilih sebagai "Best Family Takaful Provider Indonesia 2015" (baca di sini : http://storiespark.blogspot.co.id/2015/10/jumpa-blogger-sun-life-financial-di.html). Saya tentu layak untuk mencoba produk-produk layanan syariah dari Sun Life Financial.

7. Cermat, hemat, dan disiplin dalam mengelola keuangan
Saya tak ingin mengulangi kondisi keterpurukan yang pernah saya alami. Itu sebabnya, saya berjanji dan berusaha untuk berhati-hati, cermat, dan disiplin dalam mengelola keuangan untuk masa depan cerah yang lebih sejahtera.

8. Menambah ilmu tentang pengelolaan keuangan dan memperluas jejaring pertemanan
Selama ini saya sudah cukup sering belajar imu keuangan dari beberapa pakar. Namun, saya tetap berinisiatif untuk memperdalam pemahaman tentang pengelolaan keuangan. Kemajuan zaman dan teknologi membuat saya terpacu untuk mampu mengikuti perkembangannya. Pengelolaan keuangan harus terus-menerus ditingkatkan kemampuannya, tak berhenti di satu titik. Saya merasa perlu untuk memperluas jejaring persahabatan. Dalam berbisnis dan menambah penghasilan, jaringan pertemanan yang luas mampu meningkatkan tambahan rezeki pula.

9. Memulai investasi meskipun dari instrumen yang kecil
 Seusai 'topan badai' (ujian finansial) berakhir, saya berniat mulai berinvestasi lagi. Alasannya, demi menyelamatkan asset (rumah) saya terpaksa menutup investasi reksadana yang saya miliki. Saat ini kelebihan dana yang ada setiap bulan relatif kecil. Saya putuskan mengumpulkan dana 2-3 bulan, baru dibelikan dinar atau dirham. Setelah itu, saya berniat belajar tentang investasi di reksadana (saham) dengan lebih baik. Saya merencanakan berinvestasi dalam bentuk skill (ketrampilan) untuk mengelola keuangan melalui seminar atau pelatihan yang lebih intensif.

Demikianlah beberapa upaya yang saya lakukan untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Saya merencanakan meraih masa depan yang indah dan sejahtera dengan cara persiapan dan pengelolaan keuangan dengan cermat. Saya meyakini bahwa niat baik akan dimudahkan pula oleh Allah SWT untuk meraihnya. Sebagai muslim saya ingin lebih berdaya agar dapat menunaikan ibadah dengan lebih baik serta membantu lebih banyak kaum dhuafa. Saya bercita-cita menjadi muslimah yang kaya dalam arti mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan secara seimbang, dengan total harta lebih besar dari keseluruhan utang. Saya berharap mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup dari passive income, penerimaan di luar gaji bulanan. Saya berusaha mengelola keuangan dengan baik, menambah income, dan belajar berinvestasi dengan bijak. Saya yakin perencanaan hidup dan keuangan yang baik, diiringi pengelolaan keuangan yang cermat dan bijak mampu mewujudkan masa depan yang indah dan penuh kesejahteraan bagi diri sendiri bersama keluarga, serta masyarakat luas. Saya teringat incantation yang biasa diucapkan P. Tung Desem Waringin di setiap seminar. When you take action, the miracle happen! Mari membangun impian. Mari membangun kekayaan. Mari kita wujudkan kehidupan yang indah dan sejahtera untuk menjadi bagian dari komponen bangsa yang kuat serta berdaya.






Friday, October 23, 2015

Milna Bubur Bayi Organik, MPASI Terbaik Sahabat Pertumbuhan Si Kecil

Varian produk Milna.

       Saat ini, program ASI (Air Susu Ibu) eksklusif diberikan ibu kepada bayinya selama 6 (enam) bulan. Pemberian ASI eksklusif sebagai makanan utama bayi sangat penting untuk meningkatkan imunitas bayi. Setelah berumur 6 bulan atau lebih, bayi bisa diperkenalkan dengan MPASI (Makanan Pendamping ASI). MPASI diperlukan sebagai tahap awal bagi bayi untuk menyesuaikan dengan jenis-jenis makanan lain yang lebih padat. Di masa pemberian MPASI, bayi tetap mendapatkan asupan ASI dari ibunya. MPASI biasanya berupa bubur halus karena sistem pencernaan bayi belum bekerja optimal seperti organ pencernaan manusia dewasa.

      MPASI yang disajikan ibu-ibu untuk bayinya beragam, tergantung kondisi bayi dan kreativitas sang ibu. Beberapa MPASI yang lazim disiapkan para ibu adalah : bubur susu, bubur kentang, bubur susu kentang, bubur beras merah, bubur beras dicampur sayuran, bubur buah (seperti pisang, pepaya, dan apel), bubur kacang hijau. Cara pembuatan bubur (MPASI) untuk bayi relatif mudah dan sederhana. Sehingga, ibu-ibu dapat meracik menu beraneka MPASI di dapur rumah. MPASI lazimnya diberikan dalam bentuk puree (makanan lembut) dan diolah dari pilihan bahan-bahan alami (organik). Beberapa jenis puree dibuat dari campuran buah dan roti (misalnya : roti tawar, susu cair, apel dikukus, dicampur dan dilembutkan), atau tim halus dicampur sayuran atau ikan (nasi tim, irisan sayur, ikan, dilembutkan, dikukus). Proses pembuatan puree maupun bubur bayi sebagai MPASI relatif mudah dilakukan oleh para ibu. 
Produk Milna layak dipilih : http://www.bayimilna.com/seomilnaorganik/.

      Masalahnya, zaman dan tuntutan kehidupan berubah. Di masa lalu, kebanyakan wanita (ibu) tinggal di rumah (tidak bekerja). Kini, kaum wanita (ibu) banyak yang turut bekerja di luar rumah untuk mendukung perekonomian keluarga. Aktivitas menyiapkan bahan dan mengolahnya menjadi bubur (MPASI) menjadi sedikit repot bagi para ibu yang bekerja di luar rumah. Upaya mencari bahan-bahan membuat bubur, atau beragam jenis MPASI lain membutuhkan waktu tersendiri. Terlebih, usaha mendapatkan bahan-bahan organik untuk menyiapkan MPASI juga memerlukan cukup waktu dan dana. Hal tersebut ditambah cara pengolahan untuk menghasilkan MPASI yang disukai bayi usia 6 bulan ke atas perlu ketekunan dan kecermatan pula. Solusinya, para ibu berusaha mencari alternatif MPASI (bubur bayi) berbahan organik, dengan kandungan nutrisi tepat, dan mudah penyajiannya.

       Impian ibu-ibu, terutama yang bekerja di luar rumah dan mempunyai bayi terjawab dengan indah. Saat ini telah tersedia Milna Bubur Bayi Organik (http://www.bayimilna.com/seomilnaorganik/) sebagai bubur bayi organik pertama di Indonesia. Bubur bayi ini memiliki nutrisi terbaik dari alam untuk awal kehidupan yang sehat. Bubur bayi Milna (organik) terbuat dari bahan organik pilihan yang kandungan gizinya sudah diformulasikan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk MPASI, yaitu kandungan gizi di dalamnya lengkap dan seimbang yang mendukung pertumbuhan bayi.

Milna bubur bayi organik diperkaya dengan :
- protein;
- tinggi serat;
- Omega 3 dan Omega 6;
- zat besi;
- 12 vitamin dan 8 mineral.
Semua kandungan nutrisi di atas membuat milna bubur bayi organik layak dipilih sebagai MPASI terbaik untuk Si Kecil (http://www.bayimilna.com/seomilnaorganik/).

   
Dua pilihan rasa bubur bayi Milna.

       Milna bubur bayi organik merupakan nutrisi terbaik dari alam. Organik mempunyai arti berasal dari alam dan diproses secara alami, dengan sistem pertanian organik yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia sintetis seperti pestisida, pupuk kimia, dan hormon, sehingga membantu menjaga kelestarian alam.
Di pabrik, bahan-bahan organik tersebut diproses secara higienis dan alami tanpa memakai bahan pengawet. Milna bubur bayi organik  mengandung 95 % bahan organik berkualitas yang telah tersertifikasi resmi sesuai dengan persyaratan BPOM.

       Saat pertama kali memperkenalkan makanan semi padat (MPASI) pada bayi (Si Kecil), sebaiknya dimulai dengan satu rasa (single flavor) terlebih dahulu. Maksudnya agar bayi mengenal rasa dengan baik dan meminimalkan alergi pada jenis makanan tertentu. Milna bubur bayi organik tersedia dalam 2 pilihan satu rasa yaitu : rasa beras merah dan kacang hijau. Keduanya terasa lezat dan tidak berpotensi menimbulkan alergi pada bayi. Milna bubur bayi organik bisa disuapkan ke bayi 1 X sehari untuk bayi berumur 6 bulan (sebagai upaya perkenalan MPASI), dan 2 X sehari bagi bayi berusia 6 bulan ke atas untuk mengawali petualangan rasa dan makanan bagi Si Kecil. Satu hal yang istimewa, Milna bubur bayi organik bisa dilarutkan dengan ASI atau susu formula yang biasa dikonsumsi bayi dalam penyajiannya.

       Demikianlah, kehadiran Milna bubur bayi organik sangat membantu para ibu, terutama ibu bekerja, untuk lebih mudah dan praktis dalam memberikan MPASI bagi bayi usia 6 bulan ke atas. Kandungan nutrisi dan gizi yang lengkap menjadikan ibu-ibu tak perlu repot memilih dan mencampur beberapa bahan dalam satu bubur. MPASI yang sehat, aman, dan menambah nutrisi akan membantu bayi mencapai tingkat kecukupan gizi. Bayi yang tercukupi nutrisi serta gizinya tumbuh dengan optimal, sehat, cerdas, dan ceria. Potensi Milna bubur bayi organik untuk disukai Si Kecil sangat besar, karena rasanya enak dan tidak menyebabkan alergi. Satu hal lagi, Milna bubur bayi organik dikemas secara rapi dan higienis, dilengkapi tanggal kadaluwarsa. Kemasan yang baik memudahkan Milna bubur bayi organik untuk disimpan maupun dibawa saat perjalanan. Bayi yang diajak melakukan perjalanan bisa tetap mendapatkan MPASI karena cara penyajian Milna bubur bayi organik sangat mudah. Kesimpulannya, ibu-ibu tak perlu ragu untuk menjadikan Milna Bubur Bayi Organik sebagai sahabat pertumbuhan bagi Si Kecil.
   

Info baca di : www.bayimilna.com/seomilnaorganik.







Tuesday, October 20, 2015

Local Brand Kuliner Indonesia Go Global #SmescoNV


Salah satu menu masakan Jawa.


       Salah satu produk local brand bangsa Indonesia yang kini mulai naik daun adalah kuliner. Siapa yang tak kenal rendang yang lezat dari Padang? Rendang, masakan Minang itu mulai go international dan banyak digemari masyarakat dunia. Sejumlah pengusaha mulai memperkenalkan beraneka ragam olahan kuliner Nusantara ke negara-negara lainnya. Kita sebagai bangsa Indonesia semestinya turut bangga jika kekayaan kreasi makanan kita mampu menembus pasar mancanegara.

       Masalahnya, sudahkah kita berupaya agar usaha dan local brand kuliner yang berkembang di negara ini tetap bertumbuh? Saat akhir pekan, sebagian keluarga Indonesia biasanya jalan-jalan ke mall atau tempat-tempat hiburan. Hal menyenangkan, murah, dan bersahabat yang dipilih sebagian keluarga adalah makan bersama di luar rumah. Kita sudah akrab dan merasa bangga jika menikmati makanan asing, atau menjadi pelanggan kedai waralaba asing. Kita bisa jadi beranggapan kurang bergengsi apabila mencoba menu masakan yang disajikan oleh pebisnis lokal. Halah, masakan tradisional sudah biasa dimakan sehari-hari di rumah. Mungkin, kita beralasan seperti itu.

       Tahukah Anda bahwa keragaman masakan Indonesia sebenarnya lebih keren untuk kita nikmati? Alasan lain, membeli produk hasil usaha bangsa kita tentu untuk membantu para pebisnis (khususnya UKM) agar mampu bertahan dan bahkan meningkatkan bisnisnya. Jika kita melihat deretan usaha di sebuah pusat perbelanjaan atau tempat hiburan, rata-rata yang eksis adalah gerai makanan milik pengusaha yang bekerjasama dengan pihak asing (waralaba). Contohnya : Mc. Donald's, KFC, Pizza Hut, A & W, Bread Talk, Burger King, Texas Fried Chicken, dll.

        Anak-anak balita kita pun lidahnya sudah terbiasa menikmati kuliner berbumbu asing tersebut. Mengapa? Ayah dan ibunya membiasakan mereka untuk berteman dengan makanan asing. Itulah tugas kita untuk kembali memperkenalkan citarasa masakan Nusantara agar tetap disukai generasi penerus. Indonesia Raya ini kaya dengan beraneka masakan dari berbagai daerah. Masakan Jawa saja teramat sangat banyak variasinya. Padahal, negara kita memiliki belasan ribu pulau. Tentu sangat menarik jika kita mau mengeksplorasi dan menikmati beragam warisan kuliner bangsa Indonesia.

Sepiring nasi gudeg.

       Saat ini, bisnis makanan Indonesia di negara sendiri maupun yang dipasarkan di luar negeri mulai berkembang. Beberapa bisnis berbasis olahan bumbu Indonesia yang sukses go global adalah : rendang, sate, bakso, pecel lele, kopi, cokelat, dan...tempe! Ya, tempe. Ada seorang pengusaha Indonesia yang berhasil membangun bisnis tempe di Jepang. Pak Rusto sukses mengusung merk Rusto's Tempeh ke kancah mancanegara. Bahkan, Rusto's Tempeh kini bisa dinikmati pada ketinggian 13.000 meter dalam kabin pesawat Garuda Indonesia. Beberapa pebisnis Eropa juga menawarkan kerjasama pemasaran tempe produksi P. Rusto ke Benua Eropa. Nah, tempe tampil keren kan?! Oleh karena itu, kita yang berada di dalam negeri sendiri selayaknya mampu memberikan apresiasi lebih tinggi untuk local brand hasil kreativitas bangsa Indonesia. Percayalah, merk lokal makanan yang dipasarkan bangsa kita tak kalah maknyus dibandingkan yang diadaptasi dari chef-chef bule.

       Kita bisa membiasakan diri untuk mencintai, membeli, dan mengajak keluarga untuk memilih produk makanan hasil racikan bangsa sendiri dibandingkan mengonsumsi masakan gerai waralaba asing. Kebijakan sederhana dapat kita lakukan. Misalnya : di akhir pekan kita berkunjung ke kedai makanan berlabel lokal (local brand), seperti : Warung Sunda, Ayam Bakar Jawa, Kapau Minang, Es Dawet Ayu, Depot Soto Madura, dll. Kita ajak anak-anak dan keluarga untuk mencicipi ragam rasa masakan berbumbu rempah-rempah dari resep warisan leluhur bangsa Indonesia. Kita tanamkan rasa percaya diri bahwa menikmati makanan di gerai para pengusaha Indonesia lebih keren dan nikmat, karena berbumbu racikan cinta Indonesia. Di samping itu, masakan tradisional Indonesia bisa jadi lebih sehat dibandingkan makanan kedai waralaba asing yang sebagian berwujud fast food (makanan cepat saji).

       Kita patut berbangga bahwa di tengah maraknya waralaba asing yang merangsek masuk ke negara kita, ada sejumlah pebisnis Indonesia yang sukses membawa waralaba Indonesia di bidang makanan go global. Mereka patut diacungi dua jempol, di antaranya : Es Teler 77 (Ibu Murniati dan Trisno Budijanto), Pecel Lele Lela (Rangga Umara), Ayam Bakar Mas Mono (Agus Pramono), Bumbu Desa (Arief Wirawangsadita, masakan Sunda). Ternyata, kuliner Indonesia juga mampu menembus pasar mancanegara.

       Para pelaku bisnis kuliner khas Indonesia yang berstatus UKM (Usaha Kecil Menengah) pasti butuh bimbingan dan bantuan modal agar mampu bertahan dan meluaskan pangsa pasar usahanya. Oleh karena itu, berdirilah SMESCO (http://smescoindonesia.com/). SMESCO merupakan akronim dari Small and Medium Enterprises and Cooperative, atau KUKM (Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah). Smesco Indonesia Company (SIC) didirikan tahun 2007 dengan tujuan untuk mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional. Dengan demikian, para pengusaha skala kecil hingga menengah di negara kita bisa terbantu agar produk-produknya bisa bersaing di pasar internasional.

       Kesimpulannya, mari kita ikut membantu para pengusaha kecil-menengah di negara kita (khususnya yang bergerak di sektor kuliner) untuk tumbuh dan berkembang. Caranya mudah saja, seperti ulasan di atas. Kita mencintai, membeli (mengonsumsi), dan menjadikan bisnis kuliner Indonesia sebagai bagian dari gaya hidup yang dijalani. Kita mengajak keluarga dan teman-teman untuk membiasakan diri menikmati masakan di gerai milik bangsa sendiri disertai keyakinan bahwa local brand jauh lebih keren dan layak kita bantu pengembangannya. Dari apa yang kita lakukan, semoga semakin banyak bisnis makanan Indonesia yang go global dan menjangkau pasar internasional.







Tuesday, October 13, 2015

Jumpa Blogger Sun Life Financial di Surabaya


Para blogger siap menimba ilmu.

       Suatu sore di bulan September, seorang teman dari KEB mencolek saya lewat pesan di FB. Saya mulai mengisi blog ini tahun 2013, namun saya baru bergabung dalam komunitas (KEB) awal tahun 2015. KEB (Kumpulan Emak Blogger) adalah komunitas blogger yang beranggotakan wanita semua (emak-emak). Si teman (Emak Yuniari) mengajak saya untuk turut hadir pada acara "Jumpa Blogger Sun Life" di Rocca Resto, Artotel Surabaya tanggal 12-09-2015. Alhamdulillah, undangan untuk sebuah acara yang menarik dan menambah ilmu tentu layak untuk diterima.

       Siang itu, usai menempuh jarak Sidoarjo-Surabaya yang lumayan jauh, saya bertemu teman-teman dari beberapa komunitas blogger di Surabaya. Awalnya, saya mengira komunitas blogger Kota Pahlawan hanya TPC (Tugu Pahlawan dotcom) saja. Ternyata, ada beberapa komunitas blogger selain TPC yang eksis di Surabaya. Saya jelas menyebut KEB sebagai induk semang kelompok blogger yang saya ikuti. Lha, saya aktifnya juga baru di KEB saja.

       Berbeda dengan kebanyakan acara lainnya, undangan dari Sun Life ini diawali dengan makan siang. Panitia acara sungguh sangat memahami kondisi para undangan. Acara dimulai pukul 12.00 WIB yang jelas-jelas menunjukkan jam makan siang bagi masyarakat Indonesia. Jadi, setelah registrasi para blogger dipersilakan langsung ke tempat prasmanan makan siang di Rocca Resto, Artotel. Menu makan siangnya lumayan enak, ditambah camilan lumpia Semarang dan beberapa jenis minuman. Wah, jadi blogger ternyata menyenangkan. Jika sering dapat undangan makan-makan gratis, ya uenak tenan!

       Setelah hampir semua blogger datang dan selesai makan siang, acara "Jumpa Blogger Sun Life" di Surabaya dimulai. Oya, sebelum materi diberikan para blogger diminta mengisi lembar pre-test tentang pemahaman pengelolaan keuangan. Acara dibuka oleh mbak dan mas pembawa acara dengan wajah ceria dan antusias. Dalam kegiatan jumpa blogger ini Sun Life Financial berusaha memberikan edukasi di bidang keuangan kepada para blogger Surabaya. Oleh karena itu, tema yang dipilih adalah "Yuk Kelola Keuangan dengan Bijak". Pembicara yang diundang adalah seorang financologist yang cukup berpengalaman, Alviko Ibnugroho. Alviko dikenal sebagai pengasuh rubrik konsultasi keuangan di beberapa media, narasumber berbagai seminar dan pelatihan, konsultan Second Career dan konsultan purnabakti Indonesia, serta sudah mengantongi 3.000 jam mengajar plus pelatihan.


Sherly Gie dan Alviko Ibnugroho.

       Pembicara pertama yang membagikan ilmunya adalah Shierly Ge selaku Head of Marketing Sun Life. Bu Shierly memperkenalkan tentang Sun Life Financial, sebuah perusahaan asuransi dari negara Kanada yang telah berdiri selama 150 tahun. Sun Life Financial hadir di Indonesia dengan tujuan untuk membantu masyarakat Indonesia agar lebih sejahtera melalui manajemen keuangan (kekayaan) yang baik. Bu Shierly memaparkan visi dan misi Sun Life serta membagikan info tentang produk-produk asuransi yang dimiliki Sun Life. Sun Life Financial dapat dikunjungi di situs : http://www.sunlife.com/. Sementara itu, website Sun Life Financial Indonesia bisa diakses di : http://www.sunlife.co.id/indonesia?vgnLocale=in_ID. Beberapa penghargaan yang diraih Sun Life Financial Indonesia bisa dilihat di : http://www.sunlife.co.id/indonesia/About+us/Awards?vgnLocale=in_ID. Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Sun Life berusaha menjawab tantangan yang ada. Unit Usaha Syariah PT Sun Life Financial Indonesia memperoleh penghargaan bergengsi dalam ajang “Global Banking and Finance Review Awards” untuk kategori : “Best Family Takaful Provider Indonesia 2015”.


Blogger Surabaya tekun menyimak acara.
       Saya salut dan mengacungkan jempol untuk Sun Life Financial Indonesia yang memiliki pendekatan berbeda dibandingkan perusahaan asuransi lainnya. Perusahaan asuransi pada umumnya langsung menghubungi kontak calon nasabah, memberi penjelasan berbagai produk, dan mengajak calon nasabah mengambil salah satu program asuransi yang ditawarkan. Sun Life memiliki pendekatan dan inovasi yang lebih baik. Para blogger (yang bisa dijadikan calon nasabah) diberi wawasan tentang Sun Life Financial beserta program dan keunggulannya, serta ilmu tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang baik agar hidup sejahtera. Sun Life tidak memburu mengejar calon nasabah dengan menghubungi satu persatu dan meminta agar mereka membeli produk asuransi. Sun Life justru membuka lomba menulis di blog untuk menyebarkan ilmu dari acara Jumpa Blogger yang digelar. Tak lupa, Sun Life memberikan hadiah untuk blogger yang tulisannya terpilih sebagai juara.

       Pembicara utama di sesi kedua adalah Alviko Ibnugroho dengan materi "Yuk Kelola Keuangan dengan Bijak". Materi yang diberikan Alviko menyangkut 8 'dosa' (kesalahan) yang lazim dilakukan masyarakat. Bahasan lengkapnya bisa dibaca di sini : http://storiespark.blogspot.co.id/2015/10/panduan-menjadi-kaya-mengelola-keuangan.html. Tips-tips sederhana yang diberikan membantu pengelolaan keuangan pribadi maupun keluarga. Uang dan manajemen keuangan tak perlu dijadikan obrolan yang tabu. Zaman sudah berubah. Jika kita tetap terpaku pada pakem-pakem lama, beragam tuntutan perkembangan kehidupan tak akan mampu terealisasikan.  

       Usai mendengarkan materi edukasi keuangan dari Sun Life dan Alviko, beberapa game dan kuis digelar untuk para peserta. Hadiahnya cukup menarik, mulai dari voucher makan di Rocca Resto Artotel, buku, dan beberapa buah handphone. Permainan dan kuis yang disajikan juga kreatif, membuat live tweet yang menarik, menjawab berbagai pertanyaan seputar materi yang telah dibahas, juga adu keberuntungan di ajang undian doorprize. Ada beberapa emak KEB yang terpilih sebagai pemenang kuis, live tweet, dan mendapatkan doorprize HP. Saya tidak mendapat hadiah dari berbagai permainan. Saya sudah punya 2 HP. Meski kedua HP tersebut tergolong jadul, saya mensyukuri kehadiran mereka. Itu sebabnya, saya tidak mau serakah berebut hadiah handphone di acara ini.  


Sherly Gie menyerahkan hadiah untuk pemenang twitpic.
     
       Hari beranjak sore, serangkaian kegiatan sudah dituntaskan. Lembar post-test dibagikan kepada para peserta untuk dibandingkan hasilnya dengan jawaban sebelum pemberian materi. Para blogger saling berkenalan, berfoto-ria dengan komunitasnya atau kedua pembicara. Sebelum pulang, sebagian peserta dan pembicara mengabadikan kenangan dengan foto bersama. Saat membidikkan kamera, saya menemukan blogger termuda ikut hadir, seorang bayi berumur 3 bulan yang digendong ayahnya. Saya meminta seorang teman baru untuk difotokan bersama emak-emak KEB. Sayang, hasil jepretannya menangkap kondisi mata saya dan beberapa teman sedang merem (terpejam). Ya sudah, yang penting saya sudah foto-foto bersama teman-teman sekomunitas. Dalam ketidaksempurnaan tetap tersirat dan tersurat gambar-gambar keindahan.        

Foto bersama blogger Surabaya dan kedua pembicara.

Para peserta dari berbagai komunitas blogger di Surabaya meninggalkan Artotel dengan hati riang. Mereka menjinjing goodie bag dari Sun Life dan membawa sekarung ilmu pengelolaan keuangan yang bijak untuk membangun masa depan yang cerah plus sejahtera. Terima kasih Sun Life Financial dan Pak Alviko untuk sharing ilmunya. Para blogger siap menulis dan menyebarluaskan jurus-jurus sakti pengelolaan keuangan kepada masyarakat luas. Semoga pemahaman akan pengelolaan keuangan yang baik mampu meningkatkan kesejahteraan kehidupan menuju masyarakat dan bangsa Indonesia yang kuat, mapan, dan berjaya.






Panduan menjadi Kaya : Mengelola Keuangan dengan Bijak


Sun Life Financial sharing ilmu keuangan dengan blogger Surabaya.

Jumpa Blogger Sun Life Surabaya, Sabtu, 12 September 2015
Rocca Restaurant, Artotel Surabaya
Pembicara : Alviko Ibnugroho (financologist)


       Berbicara masalah uang dan mengelola keuangan tentu tak terlepas dari siklus kehidupan manusia sejak lahir, sekolah (kuliah), menikah, punya anak, membesarkan anak-anak, menikmati masa tua, dan meninggal dunia. Semua tahapan usia tersebut membutuhkan dana untuk melangsungkan kehidupan. Saat meninggal pun dibutuhkan dana untuk pemakaman dan warisan untuk keluarga yang ditinggalkan.

Secara sederhana siklus keuangan (financial life cycle) dapat digambarkan sebagai berikut :
- usia   20 tahunan   : orang biasanya memiliki banyak waktu, namun hanya sedikit uang
- usia   30-35 tahun : orang biasanya punya cukup waktu dan sedikit lebih banyak uang
- usia >35-50 tahun : orang biasanya memiliki sedikit waktu, namun banyak uang.

       Di dalam hidup ini ilmu pengelolaan keuangan adalah salah satu ilmu yang penting untuk dipelajari. Sayangnya, kita masih banyak menemukan orang-orang yang kurang mampu mengelola keuangannya dengan baik dan benar. Kita sering melihat ada orang yang penghasilannya relatif besar, namun hidupnya terlihat kurang nyaman (tak punya asset). Sebaliknya, ada orang yang penghasilannya relatif kecil, namun dia bisa hidup dengan sejahtera dan memiliki sejumlah kekayaan. Apa kuncinya? Ternyata, perbedaan dua contoh di atas adalah perihal pengelolaan keuangan yang berbeda.  

       Sebuah survei yang dilakukan Sun Life pada tahun 2003 menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia cenderung bersifat konservatif (takut menghadapi risiko). Masyarakat Indonesia kebanyakan lebih suka menabung dibandingkan berinvestasi. Pola pikir ini semestinya perlu diubah. Kenyataannya, berinvestasi dengan benar mampu melejitkan potensi harta yang kita miliki. Hidup sejahtera (kaya) adalah sebuah pilihan dan keyakinan. Ada 8 (delapan) 'dosa' (kesalahan) yang sering kita lakukan dalam mengelola keuangan.

Alviko mengajarkan cara mengelola keuangan dengan bijak.

Mari kita bahas 8 'dosa' (kesalahan) pengelolaan keuangan agar hidup kita menjadi sejahtera (kaya) :

# Dosa 1 : Terperangkap mitos masyarakat

Salah satu mitos yang pernah hadir di masyarakat masa lalu adalah sebutan balung kere (tulang miskin) dan balung sugih (tulang kaya). Maksudnya, dalam hidup ini ada orang-orang yang ditakdirkan terlahir sebagai orang miskin seumur hidup (balung kere). Sebaliknya, ada sebagian orang yang lahir di kalangan keluarga kaya dan akan terus kaya pula seumur hidupnya (balung sugih). Hal semacam ini pasti membuat orang menjadi pesimis dan malas mengubah kehidupannya. Untuk apa kerja keras? Jika terlahir miskin, sampai tua tentu tetap miskin. Orang tidak paham bahwa 'vonis' tersebut bisa diubah dengan usaha (ikhtiar).

Di zaman yang lebih modern, mitos masyarakat berubah seiring perkembangan zaman. Misalnya :
- Hidup dengan gaji sebagai karyawan sudah cukup (nrimo saja).
- Membicarakan masalah uang adalah hal yang tabu (pamali).
- Kita tidak perlu memberi perhatian pada hal yang menyangkut angka-angka, termasuk urusan uang.

# Solusi Bijak 1 :

Menghadapi 'dosa' tersebut di atas kita perlu melakukan perbaikan pengelolaan keuangan, yaitu :
- Membuang jauh-jauh mitos-mitos salah di atas.
- Mampu membuat diri kita berbeda dengan orang kebanyakan, seperti tak perlu menjadikan masalah keuangan sebagai sesuatu yang sakral dan pantang dibicarakan.
- Bertindak tepat disertai pemahaman pengelolaan keuangan untuk jangka waktu kehidupan yang panjang (hingga masa tua).


# Dosa 2 : Memilih untuk buta masalah finansial (keuangan)

Beberapa hal menjadi penyebab masyarakat buta finansial (kurang mampu mengelola keuangan) :
- Tidak mempunyai waktu atau enggan meluangkan waktu untuk belajar ilmu pengelolaan keuangan pribadi (keluarga).
- Tidak berminat untuk mendalami ilmu keuangan karena terbiasa dengan prinsip "biarkan mengalir saja" tanpa perlu terlalu diperhitungkan.
- Orang yang tidak berbicara tentang uang biasanya lebih menarik dan diterima dalam pergaulan, persahabatan, maupun hubungan kerja.

# Solusi Bijak 2 :

Ada beberapa tips untuk menghilangkan 'dosa' 2 agar kita mampu bangkit ke tangga finansial yang lebih tinggi, di antaranya :
- Meluangkan waktu untuk membaca dan belajar masalah keuangan.
- Berbicara tentang uang. Mulailah dari kelompok kecil, keluarga serta teman dekat. Berbagilah ilmu tentang mengelola keuangan. Setiap orang biasanya punya tips (rahasia) untuk mengurus keuangannya dan tips yang baik bisa kita tiru.
- Jika berbisnis, beri diri Anda gaji untuk menghargai dan memotivasi kerja.


# Dosa 3 : Manusia cenderung berjuang untuk bertahan hidup, bukan berjuang demi keinginan hidup

Rata-rata orang hanya mengejar kebutuhan utama dalam kehidupan. Sementara itu, keinginan adalah sesuatu yang layak untuk disisihkan. Yang penting, kita mampu bertahan hidup, sederhana dan seadanya saja. Kita sering lupa bahwa keinginan adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi. Misalnya : keingingan punya rumah bagus, mobil seri terbaru, berangkat umrah bersama keluarga, dsb. Namun, impian lebih sering tergusur oleh pikiran realistis bahwa hidup ini tak perlu muluk-muluk. Apa yang kita miliki, apa yang ada, apa yang kita punya, kita nikmati saja. Kita tak usah terlalu ngoyo mengejar keinginan hidup yang lebih layak (sejahtera).

 # Solusi Bijak 3 :

Kita mulai untuk menyingkirkan 'dosa' 3 dengan cara :
- Yakinilah bahwa dalam hidup ini kita butuh keseimbangan antara kebutuhan hidup dan keinginan hidup.
- Bayangkan kehidupan yang Anda inginkan, tulis impian-impian Anda.
- Bicarakan impian kehidupan Anda dengan orang-orang yang sekiranya mampu memberi dorongan dan mendukung Anda untuk mencapainya.
- Bergabung dan berdiskusilah dengan orang-orang yang bisa menjadi sahabat untuk meraih impian hidup sejahtera.


# Dosa 4 : Tidak menetapkan target finansial

Kita acapkali membuat rencana tentang kebutuhan dan keinginan dalam kehidupan. Yang banyak terjadi adalah kita tak pernah paham bagaimana cara merealisasikannya. Contohnya : kita ingin punya rumah. Kita lupa bertanya, kapan? Lalu, berapa harganya? Berapa lama kita harus mengumpulkan dana? Berapa jumlah uang yang harus ditabung untuk uang muka? Bagaimana membayar cicilan rumahnya, dengan uang gaji atau hasil usaha sampingan? Demikianlah, kebutuhan dan keinginan tanpa ada target dan cara-cara pencapaian, lebih sering menguap dalam barisan angan-angan.

# Solusi Bijak 4 :

Buatlah impian untuk meraih kebutuhan dan keinginan menjadi nyata dengan jalan :
- Tetapkan 'tiket' (rencana) pencapaian yang nyata dan realistis.
Contohnya : uang muka rumah 2 tahun lagi 24 juta, berarti tiap bulan harus menabung 1 juta.
- Sesuaikan target yang ingin diperoleh dengan kemampuan diri. Jika penghasilan perbulan tak mencukupi, kita perlu berinovasi dengan mencari rezeki tambahan dari usaha sampingan atau pekerjaan tambahan.
- Usahakan disiplin dalam menyisihkan dana dan fokus pada target apa yang ingin kita wujudkan.

Alviko menjawab pertanyaan para blogger.

# Dosa 5 : Tidak memprioritaskan kemakmuran finansial kita

Kita tidak hidup sendirian. Umumnya masyarakat di Indonesia sulit untuk melepaskan diri dari keterikatan dengan keluarga besar. Tentu saja hal ini sangat baik. Akan tetapi, jika terlalu banyak keluarga yang ikut kita tanggung semakin lama beban menjadi semakin berat. Maka, kita perlu selektif dalam membantu keluarga besar, kerabat, maupun teman. Jika mereka memang membutuhkan uluran dana, boleh saja kita berikan sumbangan uang, namun ajarkan untuk bisa mandiri. Kita juga perlu menambah isi rekening dan meningkatkan kemakmuran pribadi (keluarga).

# Solusi Bijak 5 :

Buatlah rencana peningkatan kehidupan Anda dengan upaya :
- Membuat jadwal waktu untuk mengejar kekayaan (tujuan keuangan yang ingin dicapai).
- Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, termasuk meluangkan waktu untuk menambah penghasilan demi peningkatan kualitas (kemakmuran) kehidupan dan keuangan.
- Memberi izin diri sendiri untuk sedikit egois. Misalnya : daripada kita mengeluarkan uang untuk jajan dan kumpul bersama teman-teman, masukkan dananya ke rekening pribadi (celengan).
Tulis di rekening/celengan : "Hadiah Masa Depan untuk Saya".


# Dosa 6 : Tidak menggunakan uang dengan bijaksana

Muda hura-hura, tua kaya raya, mati meninggalkan banyak harta. Itu salah satu ungkapan yang kita dengar di masyarakat. Hasilnya, kondisi pemanfaatan keuangan banyak yang kurang cermat, dan lebih banyak tidak bijaksana. Uang di masa muda dihamburkan untuk kegiatan yang kurang berarti, di pertengahan usia tak punya harta pribadi. Tua kaya raya? Ah, kenyataan berbicara mereka yang tidak bijaksana dalam membelanjakan uangnya, di masa tua hidup sengsara.

Beberapa kejadian pengelolaan keuangan yang tidak bijaksana adalah :
- Terperosok pada utang untuk kebutuhan konsumtif, bukan utang produktif.
- Membelanjakan uang sebagai obat saat sedih (sebagai pelipur lara).
- Membeli sesuatu tanpa perencanaan atau sekadar emosi (impulsif buying).
- Membeli sesuatu untuk menebus rasa bersalah (biasanya dilakukan wanita bekerja untuk anaknya).
- Senang berbelanja hanya karena sedang diskon (obral).

# Solusi Bijak 6 :

Berikut ini langkah-langkah penangkal 'dosa' 6 di atas :
- Teliti terlebih dahulu tujuan berutang, untuk membeli sesuatu yang produktif (nilainya bertambah) atau konsumtif (sesuatu yang tidak penting, tidak prioritas, nilainya menurun).
- Biasakan berbelanja secara tunai, tidak mudah menggesek kartu kredit.
- Membagi uang sesuai pos-pos pengeluaran, termasuk mengambil dana di awal untuk tabungan, dan berupaya melakukan penghematan dana.
- Tidak berbelanja saat emosi labil (sedih, terlalu gembira) agar tidak membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.
- Membuat daftar belanja bulanan dan tidak membeli barang yang tidak tertulis dalam daftar.


 # Dosa 7 : Tidak membuat anggaran

Anggaran bulanan sebenarnya membantu kita untuk menjaga keseimbangan antara penerimaan (penghasilan) dengan aneka pengeluaran (kebutuhan maupun keinginan, termasuk pos tak terduga). Sebagian orang malas membuat anggaran dalam pengelolaan keuangannya karena merasa apa yang dilakukan sia-sia, tak ada hasilnya. Toh, uangnya tetap tidak cukup. Mungkin, seperti itu alasan mereka. Jika ada orang yang menghitung berapa kebutuhan dan beragam pengeluaran, bisa-bisa tipe semacam ini dicap orang yang 'perhitungan' alias pelit.

# Solusi Bijak 7 :

Membuat anggaran bulanan maupun tahunan sangat bermanfaat karena memberi efek ketenangan dan mengarahkan tujuan keuangan pada kemapanan finansial.
Berikut ini tips untuk menghalau 'dosa' 7 di atas :
- Luangkan waktu di akhir bulan atau awal bulan untuk menyusun anggaran bulanan. Buat anggaran secara rutin dari bulan ke bulan berikutnya (bisa secara manual atau menggunakan aplikasi komputer). Anggaran bulanan bisa dibuat sekaligus selama satu tahun, untuk melihat kelebihan dan kekurangan dana setiap bulannya.
- Tetapkan rumus pengelolaan anggaran dengan baik dan benar.
Misalnya : 10 % - untuk tabungan; 20 % - untuk cicilan utang; 10 % - untuk amal; 10 % - untuk dana cadangan (dana darurat); 50 % - untuk konsumsi (pengeluaran bulanan).
- Disiplin dan mematuhi ketentuan pos-pos anggaran yang dibuat.


# Dosa 8 : Tidak melakukan investasi

Mengapa tidak berinvestasi? Seperti yang diulas pada bagian awal, sebagian masyarakat Indonesia takut menghadapi risiko. Investasi dianggap sebagai momok yang menakutkan dan patut untuk dihindari. Kita belum akrab dengan kata investasi. Jangankan berinvestasi, kebutuhan bulanan saja tidak cukup. Itulah sebagian pembenaran yang banyak dijadikan sebagai alasan untuk menolak membangun kekayaan dari investasi dana.

# Solusi Bijak 8 :

Investasi sebenarnya sangat layak dilakukan karena mampu meningkatkan modal dan menghasilkan arus kas yang lebih besar baik secara rutin maupun berkala. Jadi, kita usir ketakutan berinvestasi dengan beberapa tahapan :
- Tidak terjebak untuk konsumtif, menyisihkan dana untuk investasi.
- Memahami dan belajar instrumen investasi, risiko maupun imbal hasil yang menguntungkan.
- Mencari manajer investasi terpercaya untuk membantu kita memilih dan mengelola dana investasi jika kita kurang mampu melakukannya sendiri.
- Investasi tak hanya uang. Investasikan juga waktu untuk mendapatkan ilmu dan ketrampilan yang mampu meningkatkan penghasilan.
- Cermat dan konsisten dalam memasukkan dana ke jenis instrumen investasi yang kita pilih.


       Demikianlah 8 'dosa' (kesalahan) pengelolaan keuangan beserta solusi untuk mengelola keuangan dengan baik. Mengelola keuangan dengan baik (bijak) akan mendatangkan kesejahteraan bagi diri pribadi (keluarga) maupun masyarakat. Dengan kondisi masyarakat yang sejahtera dan melek  (paham) finansial, perekonomian bangsa Indonesia akan turut menjadi kuat. Kesuksesan dan kemapanan finansial merupakan buah dari jerih payah kita dalam mengelola keuangan secara disiplin, konsisten, dan tahan godaan dari hal-hal yang merusak.

       Yang tak kalah penting adalah menumbuhkan pemahaman akan arti kaya dengan benar. Kita sudah menjadi kaya apabila di dalam diri tertanam perasaan bahwa kita sudah kaya. Itu berarti, kaya tak identik dengan kerakusan, tanpa rasa syukur. Kaya (mapan) menurut ukuran masing-masing orang pasti tidak sama. Secara umum, kaya bisa diartikan suatu kondisi saat kita mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan secara seimbang, dengan total harta lebih besar dibandingkan akumulasi utang. Kondisi keuangan yang sehat akan membuat hidup yang kita lakoni indah plus sejahtera. Tingkatan yang banyak diharapkan adalah ada passive income, dana yang terus mengalir ke rekening tanpa kita bekerja. Jadi, uanglah yang bekerja untuk kita. Maksudnya, kita memiliki usaha maupun investasi untuk menutup biaya hidup rutin sesuai standar kehidupan yang biasa dijalani, di luar gaji (penghasilan) bulanan. Upaya-upaya mengejar kesuksesan keuangan penting disosialisasikan agar kesejahteraan kehidupan masyarakat meningkat. Masyarakat yang cerdas finansial, sukses, mapan dan sejahtera akan mewujudkan bangsa dan negara yang kuat dan berdaya.


Pembaca, mari kita kelola keuangan dengan bijak agar kehidupan menjadi mapan dan sejahtera.




 

*) Catatan :
Sun Life Financial adalah sebuah perusahaan asuransi yang berasal dari Kanada dan telah beroperasi selama 150 tahun.







Monday, October 12, 2015

Tampil Pede seperti Emas : "Bold as Gold"


Bapak Erwin Suganda menjelaskan tentang tren perhiasan emas terbaru.

Pameran Perhiasan Emas UBS, Jumat, 04 September 2015
Hall B Plaza Surabaya
Pembicara : Erwin Suganda (creative director UBS)


       PT. UBS sebagai produsen perhiasan emas asal Surabaya telah 34 tahun menunjukkan kinerja sebagai perusahaan terbaik, terpercaya, terlengkap, dan memiliki banyak variasi koleksi perhiasan emas di Indonesia. Bahkan, sejak tahun 2009 mahkota Miss Indonesia adalah hasil garapan PT. UBS. PT. UBS (UBS Gold) terus berkomitmen untuk berkarya dan berinovasi dalam menghasilkan perhiasan emas berkualitas dengan berbagai pilihan model terbaru dan kadar emas yang lengkap. UBS Gold menyebut perusahaannya sebagai "Pusat Emas Model Baru" dan telah melayani konsumen di Indonesia serta mancanegara.

       Saat ini, perhiasan emas mempunyai beragam warna, seperti pink, ungu, hijau, tak hanya warna kuning dan putih saja. Hal ini merupakan hasil teknologi yang dikenal dengan nama fusion coloring. UBS merilis koleksi perhiasan emas terbaru English Rose dan Magnolia dengan menggunakan teknologi fusion coloring dalam pewarnaan emasnya. Hasilnya, sebuah perpaduan teknologi terkini dengan desain modern disertai keindahan warna yang stylish. UBS menyediakan aneka pilihan perhiasan berdesain bunga dengan kombinasi emas putih dan emas kuning pada lingkar cincin dan gelang. Sementara itu, kepala cincin, liontin, anting, dan gelang emas bertatahkan bunga beraneka warna.

Contoh perhiasan emas karya UBS.

       Seri perhiasan emas karya UBS memiliki nama-nama yang indah, misalnya : Arzetti, Dubai, Eidelweis, English Rose, dan Magnolia. Kreasi perhiasan emas UBS tampil anggun saat dipakai wanita, karena didasari misi UBS untuk mempercantik wanita. Kadar emas dalam setiap perhiasan ternyata berbeda-beda. Di Indonesia, kadar dan warna emas di setiap daerah bermacam-macam, menyesuaikan dengan selera masyarakat daerah tersebut.

Contohnya :
- Bali         : menyukai emas warna kuning, kadar 70 %.
- Makasar : menyukai emas warna kuning, kadar tinggi.
- Jawa       : menyukai warna kuning maupun merah (rose), dan berbaur (campuran kuning + merah), kadar 70-75 %.


Gelang emas putih koleksi starshine.
        Di samping perhiasan emas kuning, UBS juga menciptakan kreasi perhiasan dari emas putih yang dikelompokkan sebagai jenis koleksi starshine. Perhiasan emas UBS koleksi starshine bisa menggantikan berlian karena bertabur swarovski simulated diamonds. Kualitasnya seperti tolkowsky diamond dengan sinar putih dan bukan crystal. Harga koleksi ini lebih terjangkau, namun bernilai tinggi karena tergolong perhiasan emas. 

      
Kalung emas putih bertabur swarovski.
       Starshine adalah produk perhiasan emas putih 18 K kelas premium dari UBS berpadu dengan swarovski simulated diamonds pure brilliance cut. Swarovski setara dengan tolkowsky diamond yang memiliki kualitas teratas. Starshine merupakan karya duo pembuat perhiasan ternama, yaitu UBS dan Swarovski Gemstone.

       Cara perawatan perhiasan emas ternyata relatif mudah, yaitu :

1. Perhiasan emas sebaiknya tidak terkena bahan kimia, misalnya : parfum.
2. Bersihkan perhiasan emas dengan merendamnya dalam air hangat yang dicampur sabun cuci piring (deterjen) selama 10 menit. Perhiasan yang bernoda bisa direndam dengan air hangat yang dicampur amoniak.
3. Keringkan perhiasan emas dengan lap halus (lembut).
4. Perhiasan yang berhias batu-batuan cukup diusap-usap dengan kain yang dibasahi dengan air hangat yang dicampur sabun cuci piring.
5. Bersihkan perhiasan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu, kemudian masukkan dalam wadah khusus untuk perhiasan emas, simpan di tempat yang aman.

Perhiasan emas UBS berpadu dengan gaun pesta.

       Emas dalam bentuk perhiasan biasa dipakai wanita sebagai pelengkap busana agar tampil cantik dan serasi. Di kalangan wanita Indonesia, budaya mencintai perhiasan emas telah berlangsung turun-temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Di samping emas perhiasan, UBS telah menyediakan pula emas logam mulia yang bisa dijadikan investasi murni. UBS menciptakan produk emas logam mulia mulai dari yang seberat 1 gram.

Kelebihan emas logam mulia UBS adalah :
1. Dengan berat sama, dimensi logam mulia 999,9 UBS lebih besar dari lainnya.
2. Memiliki tampilan elegan dan menarik.
3. Waktu pemenuhan pesanan relatif singkat.
4. Bersertifikat.
5. Kemasan hard clear plastic-nya menjaga emas tetap dalam kondisi prima.
6. Diproduksi oleh PT. UBS yang merupakan pabrik perhiasan terkemuka dunia. 

Alasan bijaksana membeli emas baik perhiasan maupun logam mulia adalah :

1. Alat investasi tepat
Emas cenderung lebih aman dibandingkan instrumen investasi lainnya. Ketidakstabilan politik dan ekonomi global biasanya cenderung memperkuat harga emas.

2. Likuiditas tinggi
Jika perlu diuangkan, emas mudah dijual kembali di toko emas terdekat, sesuai harga pasar saat itu, mirip mata uang asing seperti dollar.

3. Nilai jual kembali tinggi
Lain dari yang lain, produk jadi emas batangan dijual nyaris tanpa mark up (penambahan harga). Hal ini menjaga harga jual kembali emas batangan tetap tinggi.

       Emas, baik sebagai perhiasan maupun emas batangan tetap bertahan dari masa ke masa. Pamor dan kilau emas tak redup sepanjang perjalanan kehidupan. Wanita biasanya lebih pede dan cantik jika tampil dengan dilengkapi perhiasan emas. Dalam menjalani kehidupan, kita biasanya juga merasa aman jika memiliki investasi berupa emas logam mulia. Jadi, emas dalam bentuk perhiasan maupun logam mulia tetap terjaga rasa percaya dirinya sebagai sahabat dalam kehidupan.