Tuesday, October 25, 2016

Bersahabat dengan Si Manis : Kenali, Cegah, Obati, dan Lawan Diabetes Mellitus


Diabetes bisa dicegah sejak dini.

       Si Eneng mah geulis atuh. Si Mbak manis banget deh. Pujian semacam ini pasti disukai banyak gadis maupun kaum wanita. Namun, topik yang hendak ditulis di sini bukanlah kemanisan rupa (wajah). Si Manis yang akan diulas adalah diabetes mellitus yang akrab disebut dengan istilah kencing manis. Mengapa kita perlu mengenal dan bersahabat dengan Si Manis? Salah satu alasannya, berdasarkan data IDF (International Diabetes Federation) tahun 2014 dan 2015 Indonesia ini menduduki peringkat ke-5 negara di dunia dengan pengidap diabetes terbanyak (9,1 juta pasien penderita diabetes). Nah lo! Kita jadi perlu mengenal 'Si Manis' yang diam-diam membahayakan bukan? Baiklah, mari kita mencoba mengenal lebih baik karakter dan upaya mencegah diabetes agar tidak menyerang tubuh kita.

~ Mengenal Diabetes Mellitus

       Diabetes bukanlah penyakit kekinian karena sudah muncul sejak zaman baheula (Sebelum Masehi). Sejarah mencatat pada abad pertama Masehi, seorang dokter Jerman (Aretaeus) telah menulis tentang penyakit yang penderitanya mengeluarkan urin manis. Penyakit tersebut dinamai diabetes. Kemudian, pada abad ke-17 ditambahkan kata berbahasa Latin Mellitus yang artinya madu, karena urin penderitanya bersifat manis.

       Diabetes adalah suatu kondisi di mana terlalu banyak glukosa (gula) di dalam darah seseorang. Diabetes terjadi saat pankreas tidak mampu lagi memproduksi insulin, atau insulin yang dihasilkan tidak bisa berfungsi dengan baik.Diabetes menjadi lebih berbahaya apabila sudah kronis dan menimbulkan komplikasi dengan darah tinggi serta kolesterol tinggi. Gabungan dua unsur buruk (darah tinggi dan kolesterol tinggi) dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan saraf. Maka penyakit-penyakit seram lainnya ikut berpartisipasi di dalam tubuh penderita diabetes, seperti jantung, stroke, ginjal, masalah mata, maupun infeksi (luka yang berakibat pembusukan).

Jenis Diabetes Mellitus

Ada 3 jenis diabetes yang perlu kita kenali, yaitu :

1. Diabetes Tipe 1
Penyakit ini terjadi ketika pankreas tidak mampu (berhenti) memproduksi insulin. Tanpa kehadiran insulin, sel-sel tubuh tidak bisa mengubah glukosa menjadi energi. Konsekuensinya, tubuh akan membakar lemaknya sendiri. Hal ini berakibat timbulnya senyawa kimia yang berbahaya di dalam darah penderita. Untuk mengatasinya, penderita diabetes tipe 1 perlu mendapatkan suntikan insulin sesuai yang disarankan dokter. Penyakit diabetes tipe 1 bisa menyerang usia berapa saja, terutama orang-orang di bawah usia 30 tahun, termasuk anak-anak.

2. Diabetes Tipe 2
Penyakit ini timbul apabila pankreas tetap menghasilkan insulin namun dalam jumlah yang tidak mencukupi atau tidak mampu berfungsi secara efektif. Diabetes jenis ini muncul dari gabungan faktor-faktor genetis, penuaan, serta kondisi lingkungan. Kasus diabetes tipe 2 paling banyak terjadi (85-90 % diderita pasien diabetes). Biasanya, diabetes tipe 2 diderita oleh orang lanjut usia, meski saat ini anak-anak dan kalangan muda juga bisa mengidapnya yang dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup.

3. Diabetes Gestational
Penyakit ini biasanya muncul pada wanita di saat menjalani kehamilan. Secara umum, kondisi stres dan perubahan hormon pada wanita hamil bisa memicu terjadinya peningkatan kadar gula darah dalam tubuh. Oleh karena itu, ibu hamil yang mengidap diabetes dianjurkan untuk berkonsultasi ke dokter secara rutin dengan tujuan memonitor kadar gula darah dan mengatur asupan nutrisinya agar kondisi gula darah menjadi normal selama masa kehamilan. Diabetes jenis ini bisa sembuh sendiri setelah wanita melahirkan. Namun, apabila ibu hamil tidak menangani penyakitnya dengan baik, dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan dia bisa mengidap diabetes tipe 2.

Makanan manis bisa memicu penyakit diabetes mellitus. 



Kenali Tanda Diabetes

Berikut ini tanda-tanda seseorang mengidap diabetes :
 1. Sering merasa kelelahan
 2. Sering merasa lemas tanpa penyebab
 3. Berat badan turun drastis tanpa sebab yang jelas
 4. Selalu merasa haus
 5. Sering buang air kecil (BAK)
 6. Apabila terluka sulit sembuh (kering)
 7. Sering sakit kepala
 8. Sering kram pada kaki
 9. Pandangan mata buram
10. Infeksi kulit dan gatal-gatal
11. Suasana hati mudah berubah-ubah.

       Penderita diabetes tipe 1 biasanya mudah mendeteksi kedatangan tanda-tanda diabetes masuk dalam tubuhnya. Kondisi yang berbeda terjadi pada penderita diabetes tipe 2, gejala-gejala awalnya sering tidak terasa, sehingga dianggap sebagai proses penuaan yang wajar. Oleh karena itu, cek kondisi kesehatan serta tes darah secara rutin perlu dan penting dilakukan.

Kenali Faktor Risikonya

Ada beberapa cara untuk mengenali dan menjadi 'rambu-rambu' untuk berhati-hati agar terhindar dari serangan diabetes :

1. Sejarah keluarga
Apabila ada orangtua atau kakek-nenek yang mengidap diabetes, hal ini sebaiknya menjadi peringatan bagi kita untuk berhati-hati dan mengatur pola makan. Sebab, faktor keturunan bisa menjadi salah satu cara turunnya penyakit dari keluarga ke keturunannya. Diabetes memang bukan penyakit keturunan. Namun, memiliki orangtua yang mengidap diabetes, bisa membuat keturunannya memiliki kemungkinan menderita diabetes lebih cepat dibandingkan orang dari keluarga yang tidak memiliki riwayat orangtua penderita diabetes.

2. Berusia di atas 55 tahun
Penyakit lazimnya mengunjungi orang yang sudah mulai lanjut usia, karena daya tahan tubuhnya mulai melemah. Diabetes senang mendatangi kaum manula ini.

3. Berusia di atas 44 tahun dan obesitas
Obesitas (kegemukan) adalah lahan subur tumbuhnya penyakit diabetes.

4. Mengidap penyakit jantung
Penyakit jantung seringkali senang berteman dengan penyakit-penyakit lain, termasuk diabetes.

5. Kurang senang bergerak
Mager alias malas gerak adalah magnet yang kuat untuk menarik datangnya penyakit dalam tubuh. Tubuh yang jarang dilatih menjadi lamban, loyo, dan tidak bugar. Kondisi seperti ini disukai diabetes dan kawan-kawannya untuk tumbuh di sana.


~ Pencegahan Diabetes Mellitus

       Mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Itu bunyi petuah yang sudah sangat sering kita dengar. Masalahnya, bisakah kita menghindar dari diabetes yang tak kasat mata ini? Bisa, jika kita bersungguh-sungguh berupaya menjaga kondisi tubuh dari penyakit jahat yang perlahan-lahan merusak tubuh.

Ada 2 upaya pencegahan yang bisa dilakukan :

1. Pencegahan primer (aktif secara fisik)

Setelah cek kesehatan dan tes darah, aktif bergerak adalah salah satu sarana mencegah diabetes. Kita tak perlu melakukan olah raga yang berat-berat, cukup aktivitas rutin 30 menit setiap hari. Kita bisa berjalan-jalan, lari pagi, bersepeda, atau melakukan pekerjaan rumah tangga di rumah. Mengapa aktivitas fisik penting? Hal ini perlu dilakukan agar organ-organ tubuh tetap berfungsi dengan baik, bugar, dan memiliki daya tahan dari serangan penyakit. Bagi orang yang sudah terjangkit diabetes (diabetesi), kegiatan fisik bisa mengurangi risiko kegemukan. Kegemukan adalah pemicu datangnya penyakit jantung.

2. Pencegahan sekunder (pola makan sehat)

Konsumsi makanan sehat dalam porsi yang tepat sesuai kebutuhan tubuh mampu membuat tubuh kita tetap sehat dan bugar. Tubuh yang sehat, bugar, dan terjaga dari asupan makanan yang merusak diharapkan membuat kita tidak terjangkit penyakit. Pola makan sehat butuh pembiasaan sejak dini. Jika kita sudah terbiasa mengonsumsi makanan tidak sehat, segera ubah kebiasaan tersebut dengan beralih ke pola makan yang baik. Perbanyak makan buah, sayur, dan minum air putih. Kurangi makanan yang menjadi penyebab menumpuknya kadar gula, kolesterol, dan lemak buruk dalam tubuh. Mulai kebiasaan ini hari ini juga.

Rutin cek kesehatan untuk mencegah diabetes mellitus.
 

~ Obati dan Lawan Diabetes Mellitus

       Sepandai-pandai tupai meloncat akhirnya jatuh juga, arti pepatah ini pasti sudah dipahami banyak orang. Ya, meski kita sudah berusaha berhati-hati, adakalanya terpeleset juga. Kita sudah berupaya menjaga tubuh dengan rajin bergerak, mengatur dan menganut pola makan sehat, rutin cek kesehatan, ternyata terkena diabetes juga. Terus, bagaimana ini? Ya sudah, kita terima saja. Solusinya, kita obati dan lawan diabetes sekuat tenaga agar penyakit yang kita derita tidak semakin parah.

Ada minimal 3 upaya untuk mengobati dan melawan diabetes :

1. Lakukan pengobatan rutin ke dokter
Seorang dokter yang ahli di bidang penyakit diabetes akan melakukan pemeriksaan kondisi tubuh pasien diabetesi. Dokter akan memberikan resep obat untuk mengobati diabetes sesuai level yang diderita pasien. Dokter biasanya juga menganjurkan pasien menjalani diet sesuai kondisi tubuh dan tingkatan penyakitnya. Pemeriksaan dan pengobatan rutin diharapkan mampu membuat seorang penderita diabetes kembali sehat atau sembuh dari penyakitnya.

2. Lakukan kegiatan fisik
Kegiatan fisik secara teratur tidak harus dalam bentuk olah raga. Kita bisa menyapu rumah, naik-turun tangga untuk menjemur cucian, atau mengepel lantai rumah. Sederhana kan? Yang terpenting, usahakan 30 menit setiap hari secara rutin kita melakukan kegiatan dengan bergerak. Latihan fisik yang teratur membantu hormon insulin di dalam tubuh bekerja secara efektif, tak hanya saat kita berlatih, namun selama 12 s.d 24 jam berikutnya. Kegiatan fisik ini mengurangi risiko penderita diabetes menjadi obesitas dan menimbulkan komplikasi dengan penyakit-penyakit lainnya.

3. Pola makan sehat
Penderita diabetes dianjurkan untuk menata pola makan dengan asupan yang memiliki nutrisi menyehatkan. Berikut ini beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu :
- meminimalkan asupan gula
- mengurangi asupan garam
- memilih lemak baik, bukan lemak yang jahat
- memilih karbohidrat kompleks
- memperbanyak konsumsi sayur, buah-buahan, dan minum air putih
Makanan yang sehat diharapkan membantu tubuh menyerap nutrisi yang diperlukan, yang perlahan-lahan membuat kondisi tubuh mampu kembali berfungsi normal.

       Demikianlah sahabat kita Si Manis ternyata belum tentu bisa membuat kita tersenyum manis. Terlebih, saat ini biaya berobat dan harga obat-obatan relatif mahal. Si Manis bisa jadi malah membuat kita tersenyum kecut, karena biaya sehat ternyata cukup mahal. Sekali lagi, pencegahan lebih baik dibandingkan pengobatan. Setelah mengenal sahabat kita-diabetes mellitus-kita bisa melihat kondisi tubuh, melakukan cek kesehatan, kemudian bertindak. Jika tubuh kita sehat (tidak mengidap diabetes), selamat! Kita perlu mempertahankan kondisi kesehatan dengan merawat kebugaran, serta mengonsumsi makanan sehat. Jika kita telanjur mengidap diabetes, kita terima dengan lapang hati. Kita berobat ke dokter, rajin beraktivitas fisik, memperbaiki pola makan dengan pola makan sehat bergizi plus diet apabila diperlukan.

       Akhirnya, semoga tulisan ini bermanfaat. Diabetes adalah sahabat yang 'setia' pada tubuh. Maksudnya, jika sudah mampir ke tubuh seseorang diabetes enggan meninggalkannya. Semoga pengetahuan kita tentang diabetes membuat kita sadar akan pentingnya menjaga kesehatan. Sehat itu murah apabila kita paham cara-cara menjaganya. Sakit itu mahal karena menguras dana, dan bisa menjadi beban bagi orang lain (keluarga). Jangan bangga menjadi peringkat ke-5 dunia di bidang penyakit. Banggalah apabila kita menjadi 5 besar negara dengan kondisi kesehatan masyarakat yang berkualitas. Mari kita jaga tubuh kita dari serangan diabetes. Salam sehat adalah salam antidiabetes!