Friday, December 18, 2015

Seminar Writingpreneur : Masa Depan di Ujung Pena (Bagian I)


Kak Irfan berbagi ilmu menulis.

PPKK Universitas Airlangga, Sabtu, 14 November 2015
Convention Hall, Kampus C Unair Surabaya
Pembicara : Kak Irfan (Irfan AmaLee)


       Irfan berlatar pendidikan S1 jurusan tafsir hadits, dan pernah mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Namun, dia kini lebih dikenal sebagai penulis buku anak-anak dan memiliki spesialisasi divisi media kreatif pendidikan untuk anak-anak Islam. Hal ini menunjukkan bahwa seorang penulis tidak selalu harus berasal dari pendidikan bahasa dan sastra. Beberapa penulis sukses juga tidak berpendidikan awal jurusan bahasa. Contohnya : Dewi Lestari (Dee Lestari, awalnya adalah penyanyi), Faisal Baraas (seorang dokter), Andrea Hirata (berpendidikan ekonomi), dll. Kesimpulannya, apa pun latar belakang pendidikan dan profesi seseorang, bukan halangan untuk menulis.

       Irfan memanfaatkan ilmu keislaman yang dipelajarinya dengan menjadi penulis buku anak-anak Islam. Salah satu karyanya adalah membuat buku tafsir Al-Qur'an juz 30 untuk anak-anak. Selanjutnya, dia membuat tafsir Al-Qur'an juz 1-30 khusus untuk anak-anak Islam. Setelah melalui sebuah proses, inovasi Irfan mendapat restu dari MUI. Dalam keluarganya, 7 orang anak ditentukan pilihan pekerjaan mereka oleh ayahnya. Irfan mendapat tugas untuk menjadi seorang ahli agama (kyai). Meski tidak berhasil menjadi seorang kyai konvensional, Irfan sukses memenuhi keinginan ayahnya menjadi 'kyai' dengan menulis. Maksudnya, Irfan berdakwah melalui dunia tulis-menulis. Irfan juga mampu menghidupi dirinya beserta keluarga dengan menulis. Seorang penulis yang berjiwa entrepreneur (pebisnis) bisa memberikan manfaat bagi diri sendiri serta masyarakat. Penulis yang berbisnis (writerpreneur) mampu menghidupi orang lain dengan usaha yang dibangunnya.

Berikut ini tahap-tahap untuk menjadi penulis profesional :

1) Why - tetapkan alasan yang jelas
Maksudnya, tentukan alasan yang kuat mengapa Anda memilih untuk menjadi seorang penulis.

2) What - apa yang harus ditulis?
Ada beberapa bahasan yang bisa dijadikan ide menulis, yaitu :
- minat      (misalnya : pendidikan agama Islam)
- keahlian  (misalnya : arsitektur)
- referensi penerbit     (misalnya : penerbit A - khusus untuk buku pelajaran sekolah)
- kebutuhan pembaca (misalnya : keinginan masyarakat untuk belajar ilmu mengelola keuangan)

Sebaiknya, seorang penulis membuat tulisan berdasarkan apa yang menjadi minatnya. Penulis semestinya berwawasan luas, mempunyai banyak pengetahuan tentang berbagai hal meski hanya sedikit-sedikit, dan memiliki 1 spesialisasi.

3) How - bagaimana menuliskannya?
Tentukan pilihan tulisan yang akan dibuat, fiksi atau nonfiksi.
Kedua jenis tulisan ini sama-sama berpeluang untuk menjadi karya yang best-seller. Namun, bentuk dan cara penulisan kedua jenis karya tersebut jelas berbeda.

4) How to publish - bagaimana cara menerbitkannya?
Saat ini dunia penerbitan buku sudah sangat berkembang. Kita bisa mempublikasi naskah melalui dua jenis penerbitan :
- penerbit mayor (biasanya penerbit besar yang buku-bukunya masuk ke toko buku offline)
- penerbit indie    (self-publishing, yaitu penerbit yang buku-bukunya biasa dijual secara online melalui internet, dan mencetak buku hanya berdasarkan permintaan)

Irfan menerima cinderamata dari Unair.

Proses untuk menulis bisa dilakukan hanya dalam waktu 7 hari, yaitu :

# Hari Ke-1 : Tanyakan, mengapa saya harus menulis?
Beberapa alasan bisa dipilih sebagai motivasi untuk menulis.
Misalnya : berbagi ilmu, berdakwah, mengubah hal yang buruk menjadi baik, ingin dikenal orang semasa masih hidup dan tetap dikenang setelah meninggal, dll.

#Hari Ke-2 : Tetapkan tujuan, apa yang akan saya tulis?
Hal ini sudah dibahas sebelumnya, setidaknya ada 4 hal yang bisa ditulis. Tetapkan saja salah satu tujuan utama sebagai pilihan.
Contohnya : cerita anak-anak, cerita inspiratif Islami, novel remaja, dst.

# Hari Ke-3 : Menyesuaikan antara preferensi (kesukaan) penerbit dan keinginan pembaca
Kita bisa melihat rak-rak toko buku untuk mendapatkan data tema buku-buku yang best-seller. Kita juga dapat melakukan riset sederhana dengan memasukkan keyword di google. Semakin tinggi angka yang muncul menunjukkan semakin banyak orang yang mencari informasi tentang topik tersebut. Seorang penulis harus melihat cara menyajikan tulisan dari kacamata editor dan pembaca. Sebab, karya yang tidak disukai pembaca tidak akan dibeli dan dibaca konsumen.

#Hari Ke-4 : Membuat Judul yang Menarik
Sebuah judul menjadi salah satu penentu buku dibaca dan dibeli orang. Judul harus dibuat menarik dan mengundang rasa ingin tahu pembaca.
Contohnya : novel yang ditulis Andrea Hirata isinya sangat menarik, berkisah tentang 10 orang siswa yang mempunyai seorang guru hebat. Jika 10 siswa ini tidak datang ke sekolah, maka sekolah akan ditutup.
Judul awal novel adalah : Komedi Putar.
Setelah judul novel diubah menjadi "Laskar Pelangi", karya Andrea Hirata masuk peringkat best-seller dan kisahnya sudah difilmkan.

#Hari Ke-5 : Membuat Profil yang Menarik
Tulislah profil diri Anda semenarik mungkin, sehingga editor dan penerbit memutuskan naskah Anda layak untuk diterbitkan.

#Hari Ke-6 : Membuat Outline Naskah
Salah satu bahan keputusan untuk menerbitkan naskah dari penulis adalah sinopsis dan outline yang bagus.
Sinopsis dibuat dengan unsur :
- mengandung trouble (masalah untuk dipecahkan)
- mengandung secret source (cara rahasia dalam memecahkan masalah)

Sementara itu, outline dibuat untuk menjelaskan bab demi bab isi naskah. Ide-ide tulisan dimuat dalam outline naskah. Outline yang bagus dan menarik pasti mencuri hati penerbit untuk menerbitkan karya seorang penulis.

#Hari Ke-7 : Memperhatikan Kepadatan Paragraf Tulisan
Dalam membuat tulisan, kepadatan paragraf menjadi salah satu hal yang patut dipertimbangkan. Paragraf dibuat dengan kepadatan yang hampir sama, tidak menampilkan 'ketimpangan'.
Misalnya : 1 paragraf sangat panjang, paragraf lainnya pendek-pendek.

       Demikianlah kiat-kiat menulis dan membuat naskah buku yang dipaparkan oleh Kak Irfan. Sebuah karya istimewa telah dihasilkan Irfan, buku berjudul "Beasiswa di Bawah Telapak Kaki Ibu". Buku ini bisa menjadi contoh untuk menulis buku yang baik. Judulnya terasa berbeda dan mengundang minat membaca jika dibandingkan buku-buku lain dengan tema serupa. Kita bisa mulai menerapkan tahap-tahap menulis buku dengan langkah sederhana di atas. Jangan lupa, terapkan 1 kiat dalam waktu 1 hari. Sehingga, di hari ke-7 semoga Anda sudah siap untuk menulis dan menghasilkan sebuah buku.




       

2 comments:

  1. Replies
    1. @ Anisa Ae : Iya mbak, semoga bermanfaat untuk yang belajar menulis. Makasih sudah mampir. ^_^

      Delete