Thursday, October 31, 2013

Lomba Menulis Titik Balik Manulife


Logo My Manulife.




Aku berpindah-pindah tempat tinggal dari satu rumah kos ke rumah kos lainnya. Ada segudang duka dan kepahitan yang kualami dengan keadaan seperti ini. Aku sering sakit-sakitan dan kondisi keuanganku memburuk. Aku sangat sedih ketika banyak teman yang menghinaku.

            "Kos? Nggak punya rumah?! Gembel!" ejek beberapa teman padaku.

           Cibiran ini membekas di lubuk hatiku. Aku harus berubah. Aku tak mau jadi bahan ejekan terus-menerus. Aku ingin jadi sosok yang mulia dan terhormat. Aku tak suka dihina.

           Aku mulai menata diriku. Aku berusaha membuat tubuhku sehat dan kuat. Aku menambah penghasilan dengan berjualan jilbab dan perlengkapan muslimah. Aku membuka tabungan untuk membayar uang muka rumah. Aku memperbanyak sedekah, bersilaturahmi ke rumah teman-teman serta rumah-rumah yatim. Aku mengikuti seminar-seminar untuk menambah wawasan, terutama cara pengelolaan keuangan yang baik. Aku menuliskan resolusi bahwa dalam waktu maksimal 5 tahun ke depan aku harus sudah mampu mengambil sebuah rumah..

          Alhamdulillah, kondisi kesehatanku membaik setelah aku berobat ke dokter secara intensif. Kondisi keuanganku juga semakin bagus. Tahun 2009, aku memantapkan hati mengambil sebuah rumah lewat program KPR. Aku bersyukur atas segala kemudahan yang kuperoleh dalam mendapatkan rumah ini. Aku mengundang teman-teman saat acara syukuran menempati rumah baruku. Banyak teman yang surprise melihat kemampuanku mendapatkan sebuah rumah yang relatif besar bagi mereka. Semoga rumahku selalu penuh rahmat-Nya.



Wednesday, October 30, 2013

Kemajuan Teknologi Memudahkanku Jadi Penulis

#LombaBlogPriceArea

Info lomba menulis artikel PriceArea.

Aku suka membaca sejak kecil, usia SD. Aku pun mulai suka menulis sejak duduk di bangku SD. Di masa-masa sekolah, aku terbiasa menulis dengan pulpen, tanpa bantuan mesik ketik. Aku sering mengirim naskah dengan tulisan tangan. Untungnya, panitia lomba menulis bisa menerima karya-karyaku. Aku berhasil mendapat penghargaan dari beberapa lomba menulis.

            Di masa SMP s.d SMA aku tetap menulis. Di masa kuliah pada sebuah sekolah kedinasan, aku mulai jarang menulis. Saat duduk di bangku tingkat II, para mahasiswa mendapat uang saku. Di tahun terakhir perkuliahan, ada tugas membuat skripsi kecil. Aku memutuskan membeli sebuah mesin ketik. Sejak itu, aku terbiasa mengetik tugas-tugas perkuliahan maupun tulisan untuk lomba dengan mempergunakan mesin ketik. Aku kembali ke dunia lamaku, menulis. Sayangnya, setelah bekerja dengan kesibukan yang padat menjadikanku malas menulis.

            Kemajuan teknologi memunculkan piranti baru bernama komputer. Peralatan canggih ini menawarkan aneka kemudahan dalam membuat beragam tulisan. Aku tak perlu menghapus kesalahan ketik dengan susah payah, cukup menekan tombol tertentu, kesalahan sudah bisa diperbaiki. Pekerjaan mengetik semakin menyenangkan. Aku merasa tugas-tugas kantor dan mengirim tulisan lebih ringan penyelesaiannya.

            Episode baru dalam perkembangan dunia informasi dan teknologi semakin semarak dengan hadirnya internet. Dunia seolah di ujung jemari para penggunanya. Manusia dari belahan bumi yang berjauhan bisa saling terhubung. Kehidupan antarbangsa seakan tak lagi berjarak. Keadaan dalam rumah seseorang pun dapat diintip dengan sangat mudah. Ruang privasi pribadi sepertinya semakin sempit. Internet memberikan jasa terbaiknya dalam memberikan informasi dan layanan dengan cepat.

            Sisi-sisi kebaikan internet sangat membahagiakan bagiku. Cita-citaku untuk menjadi seorang penulis dan mempunyai karya (buku) serasa semakin dekat jangkauannya. Singkatnya, aku mulai ikut larut dalam dunia baru, sebuah dunia maya. Aku tak mau masuk kategori gaptek alias gagap teknologi. Aku belajar dan berupaya menaklukkan makhluk teknologi bernama internet. Aku harus mampu mengendalikan diriku sendiri agar internet tidak mengendalikanku. Aku merasa takjub dengan beraneka layanan yang disajikan internet, dari layanan postif maupun informasi negatif yang tak bisa dipertanggungjawabkan.

            Internet membuatku semakin senang belajar. Aku membuka banyak laman di internet. Dunia maya semakin menarik untuk dijelajahi. Aku menemukan toko dan pasar online. Kehidupan di era modern ini terasa semakin penuh kemudahan. Aku mencoba membuat diriku tercatat sebagai anggota yang tergabung di dunia maya. Aku membuat akun e-mail, membuka akun jejaring sosial dan berhasil membuat sebuah blog untuk menampung tulisan-tulisanku.

            Awalnya, aku masih enggan memanfaatkan internet dengan lebih optimal. Aku terbawa keseharian di lingkunganku. Internet hanya kumanfaatkan sebatas untuk mengirim surat elektronik serta menyambung persahabatan dengan teman-teman melalui akun jejaring sosial. Suatu hari, aku punya keinginan memanfaatkan internet lebih optimal. Ada kerinduan untuk merangkai kata-kata seperti di masa lalu. Aku ingin menulis lagi. Aku ingin punya buku. Aku ingin tulisanku mampu menginspirasi banyak orang.

            Pertengahan tahun 2012 tiba. Aku melihat sebuah informasi lomba menulis cerita anak-anak di sebuah akun facebook milik temanku. Gairah menulisku terbangkitkan, seperti api kecil yang tersiram minyak, nyala api itu membesar, bergelora di dalam dadaku. Di hari terakhir lomba, jemari tanganku menari di tuts-tuts komputer dengan lincah. Ide di kepala tertuang lewat jentikan jemari, menghadirkan sebuah cerita anak-anak. Saat lomba diumumkan, aku terlonjak kaget. Aku tak menyangka, tulisan pertamaku setelah hampir 10 tahun tak menulis, terpilih sebagai juara kedua. Kejadian ini menyadarkan diriku. Aku tetap punya potensi untuk menulis. Aku bisa menulis. Aku harus terus menulis. Aku ingin punya buku, karya, serta buah pikirku sendiri. Aku ingin membuat orang lain terbang ke dunia imajinasi buah penaku.

            Buku antologi pertamaku terbit, September, 2012. Judul bukunya “Senyum Malaikat Kecil.” Aku kecanduan menulis. Aku ingin menulis dan menulis. Aku ingin punya buku antologi, lagi, lagi, dan...lagi. Aku berteguh hati, rajin menulis dan mengikutsertakan karya-karya di bermacam lomba-lomba menulis yang informasinya bertebaran di internet. Aku sangat bersyukur dengan beragam jenis lomba yang diadakan. Kreativitasku terus terasah.

            Ada satu hal yang membuatku harus bersyukur dengan kecanggihan teknologi internet. Aku menemukan jalan untuk menjadi seorang penulis terbuka lebih lebar dibandingkan di masa kecil dan masa remajaku dahulu. Saat ini, aku bisa mengetik naskah dengan bantuan komputer. Aku bisa mengirimkan naskahku ke penerbit atau panitia lomba memakai jasa e-mail. Aku mendapatkan data alamat berbagai penerbit, info lomba menulis dan berteman dengan banyak penulis lewat fasilitas internet.

            Audisi demi audisi menulis kuikuti, aku pun menuai hasilnya. Aku mencatatkan namaku sebagai kontributor 43 buku antologi. Aku juga menghasilkan 1 buku solo. Aku sungguh bersyukur. Aku memang belum menjadi penulis terkenal, menulis buku-buku best-seller. Namun, menulis adalah sebuah proses yang butuh waktu dan jalan panjang untuk menjadi sosok penulis yang handal. Aku yakin bahwa suatu hari nanti namaku turut menyemarakkan deretan nama-nama penulis di dunia kesusasteraan Indonesia. Aku kini masih masuk kategori penulis pemula, kontributor penerbit-penerbit indie. Aku bersyukur bahwa ada buku antologiku yang dipasarkan di Toko Buku Gramedia seluruh Indonesia. Terakhir, aku lulus audisi menulis buku “Storycake : Kekuatan Doa” yang insya Allah akan diterbitkan Penerbit Gramedia.

            Alhamdulillah, rasa syukurku tiada terkira. Aku berhasil memanfaatkan sisi positif kemajuan teknologi dalam kehidupanku. Aku bisa meraih salah satu impianku, memiliki buku hasil tulisanku sendiri. Aku membangun optimisme bahwa internet akan mengantarkanku menggapai asa dan cita-citaku menjadi seorang penulis yang berkualitas. Aku membangun mimpi-mimpi. Aku bercita-cita menuliskan karya-karya Islami. Aku ingin memberi pencerahan dan cahaya kepada umat manusia, dalam lingkup seluas-luasnya.



Buku Antologi Ke-10 : "Karena Aku Wanita"

~ Buku antologi ke-10 : Karena Aku Wanita. ~


~ Alhamdulillah, telah terbit buku antologi ke-10 : ”Karena Aku Wanita”.

......................

Wanita hebat bukan karena dia "cantik"
Wanita hebat bukan karena dia "kaya"
Wanita hebat bukan karena dia "pintar”
Bukan pula karena "di sampingnya ada lelaki ganteng dan kaya"

 Wanita hebat adalah wanita yang mampu terus berdiri menyelesaikan masalahnya
Mampu berdoa dan percaya kepada Allah sebagai  sumber "kekuatan"

Wanita hebat melukis ketangguhan melalui proses kehidupan
Bersabar saat tertekan, tersenyum saat hati menangis
Diam saat terluka
Memesona karena mampu memaafkan

(kata-kata mutiara) 
 
.....................

~ Cuplikan dari “Saya Belajar Jadi Wanita Hebat”.

Baca selengkapnya bersama 18 kisah nyata dan 36 puisi bertema “Karena Aku Wanita di buku berikut ini :

Judul
:
   Karena Aku Wanita
Penerbit
:
   AE Publishing (cetakan pertama : April, 2013)
Tebal
:
   vi + 155 halaman
Ukuran
:
   14  X  20 cm
Penulis
:
   Anisa AE dkk. (Penerbit + 52 kontributor)
ISBN
:
   978-602-7748-52-1
Harga
:
   Rp43.000,00  +  ongkos kirim


Tulisan saya :  “Saya Belajar Jadi Wanita Hebat”.


Pemesanan   :
Sms ke         :   0888-307-69-16 (Sri Juli Astuti/Muthia Kamila).
Format          :   KAW_Nama_Alamat_Jumlah.
Anda juga bisa menulis di comment blog ini.

Monggo, silakan dipesan! 
Sebagian hasil penjualan insya Allah saya sedekahkan ke rumah yatim di Surabaya dan sekitarnya.  ^_^






Buku Antologi Ke-9 : "Cerita SMA Jilid 1"


~ Buku antologi ke-9 : Cerita SMA Jilid 1. ~


~ Alhamdulillah, telah terbit buku antologi ke-9 : ”Cerita SMA Jilid 1”.

......................


            Hasil rapat kelas X-3 adalah kesepakatan untuk menyajikan sendratari tentang perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah Belanda. Mereka segera berbagi peran dengan teman-teman sekelas. Sekelompok siswa memilih peran sebagai Tentara Belanda. Sekelompok lainnya memilih peran sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia. Sementara itu, sejumlah siswi berperan sebagai petugas kesehatan dan dapur umum. Sekelompok siswa-siswi berperan sebagai rakyat pendukung para pejuang. Mereka memutuskan berlatih setiap hari Sabtu dan Minggu di rumah Tari yang luas. Saat itu bulan Juli. Mereka yakin satu bulan cukup untuk menyiapkan sendratari yang apik.  


.....................

~ Cuplikan dari “Audisi Pentas Seni”.

Baca selengkapnya bersama 36 kisah-kisah bertema “Cerita SMA di buku berikut ini :

Judul
:
   Cerita SMA Jilid 1
Penerbit
:
   Penerbit Harfeey (cetakan pertama : April, 2013)
Tebal
:
   155 halaman
Ukuran
:
   14,8  X  21 cm
Penulis
:
   Boneka Lilin et Boliners (Penerbit + 36 kontributor)
ISBN
:
   978-602-7876-49-1
Harga
:
   Rp43.000,00  +  ongkos kirim


Tulisan saya :  “Audisi Pentas Seni”.
Buku ini terdiri dari 7 jilid (jilid 1 s.d 7).


Pemesanan   :
Sms ke         :   0888-307-69-16 (Sri Juli Astuti/Muthia Kamila).
Format          :   CS_Jilid_Nama_Alamat_Jumlah.
Anda juga bisa menulis di comment blog ini.

Monggo, silakan dipesan! 
Sebagian hasil penjualan insya Allah saya sedekahkan ke rumah yatim di Surabaya dan sekitarnya.  ^_^