Thursday, April 7, 2016

Golek Panglipur Ati : Nonton Kungfu Panda 3

Po panda Si Pendekar Naga.

"Yesterday is history. Tomorrow is mistery. Today is present." 
(Kungfu Panda 1)


       Entah kebetulan, entah tidak. Entahlah. Kungfu Panda tayang di bioskop pada saat-saat saya sedang merasa sedih. Lho, blogger kok sedih? Yeee, blogger kan juga manusia. Tahun 2008 lalu, ada beberapa kerabat yang meninggal dunia dan membuat saya merasa berduka. Waktu itu bertepatan dengan Kungfu Panda 1 beredar di pasaran dunia perfilman. Saya tercatat 2 kali nonton aksi Po yang lucu dan mengundang tawa untuk melepaskan kesedihan. Saya benar-benar terkesan pada tingkah polah panda gendut Po yang berusaha keras untuk menjadi pendekar kungfu. Ternyata, kegigihan Po berbuah manis. Dia mampu tampil menjadi master kungfu dan mengalahkan sosok jahat bernama Tai Lung.

       Tahun 2011, ada sesuatu yang lagi-lagi membuat saya feel blue (blue ya, bukan flu). Suatu kebetulan pula, di tahun yang sama Kungfu Panda 2 dirilis. Saya kembali menonton Po yang sudah mahir berkungfu-ria, namun tetap kocak dan lugu untuk ukuran master kungfu. Seorang pendekar kungfu mestinya ramping, lincah, dan penuh percaya diri dalam melawan kejahatan. Po? Dia sosok panda gembul, doyan makan, dan dalam ramalan para ahli kungfu berjuluk 'pendekar hitam dan putih'. Hehe, seorang pendekar kungfu yang menabrak pakem atau ukuran standar seorang petarung andal. Ajaibnya, panda antik ini justru mampu mengalahkan lawan-lawan beringas dengan berbekal kepolosan dan berbagai ulah kocaknya yang memecahkan tawa para pemirsa.

Kungfu Panda 3 tayang 2016.

       Tahun 2016 ini, saya kembali merasakan satu kesedihan yang tak bisa dituliskan secara terbuka di sini. Suatu cerita bahagia layak untuk saya bagikan. Namun, satu kisah muram biarlah menjadi sudut rahasia antara diri saya dengan Allah SWT saja. Saya merasa tak perlu berbagi cerita tentang hal-hal yang mengandung muatan kelabu. Kejutan manisnya, lagi-lagi Kungfu Panda hadir di tahun ini. Ya, Kungfu Panda 3 merupakan seri happy ending buat Po. Panda montok baik hati itu akhirnya bertemu ayah kandungnya dan berkumpul dengan komunitas aslinya, para panda. Jadi, rasanya tidak salah apabila saya menonton Kungfu Panda 3 sebagai panglipur ati, pembangkit semangat untuk terus melangkah mengarungi kehidupan.

       Sejak melihat petualangan Po dkk. di Kungfu Panda, saya jatuh hati pada film ini. Khusus di Kungfu Panda 3, saya sungguh turut bahagia bahwa pada akhirnya Po bisa bergabung dengan komunitas yang sejenis dengannya, keluarga besar panda. Saya pun melihat ketulusan Mr. Ping (ayah angkat Po) dalam merawat dan membesarkan panda tambun Po hingga tumbuh dewasa. Seperti yang tersorot di film, ada 3 hal yang menjadi kecintaan Mr. Ping : Po, mie, dan berjualan mie. Maka, kehadiran ayah kandung Po jelas mengundang kecemburuan Mr. Ping. Sisi baiknya, Mr. Ping dan ayah kandung Po mampu berdamai serta membangun sinergi untuk menolong Po melawan musuhnya, yaitu Jenderal Kai.

       Dampak serial film Kungfu Panda ini membuat saya senang mengumpulkan memorabilia yang berkaitan dengan tokoh-tokoh di film. Salah satu koleksi yang saya miliki adalah gantungan kunci berbentuk karakter Po dan Master Shifu. Mudah-mudahan saya bisa mengoleksi karakter-karakter yang lainnya. Saya berusaha hunting benda-benda yang berhubungan dengan tokoh-tokoh Kungfu Panda. Namun, saya memburunya dengan santai dan bahagia, tanpa rasa ngoyo. Ya iyyalah, kan tidak ada yang mewajibkan serta mengawasi.

Gantungan kunci : Shifu dan Po.

       Di samping kelucuan Po, satu hal yang saya sukai dari film-film berlatar kungfu maupun China adalah pesan kearifan yang terselip di dalam alur ceritanya. Seri Kungfu Panda 1, 2, maupun 3 mengandung ajaran bijak yang tergelar sepanjang film. Pelajaran bijak itu dituturkan oleh para guru kungfu seperti Master Oogway dan Master Shifu. Akhirnya, serial Kungfu Panda menjadi sebuah taman yang membagikan kebajikan dan kebijakan dalam menjalani kehidupan.

Berikut ini beberapa pesan kebijakan yang berhasil saya tangkap dari serial Kungfu Panda 1 s.d 3 :

Yesterday is history. Tomorrow is mistery. Today is present. Artinya, kita harus mensyukuri hari ini sebagai hadiah. Itu sebabnya, kita semestinya melakukan sesuatu yang bermanfaat pada hari ini, dan tak perlu gamang untuk menyongsong hari esok yang masih penuh misteri. (Kungfu Panda 1)

- Kedamaian itu tak usah kita kejar ke mana-mana. Kedamaian sejati ada di dalam jiwa kita sendiri. Itulah konsep inner peace, kedamaian jiwa. (Kungfu Panda 2) 

- Semakin banyak kamu mengambil, maka kamu akan merasa semakin kekurangan. (Kungfu Panda 3)

       Demikianlah, niat awal saya menonton Kungfu Panda hanya sekadar mencari penghibur hati. Pada kenyataannya, saya malah memperoleh tambahan ilmu kearifan untuk terus tegar, tabah, serta sabar dalam melewati beragam ujian kehidupan. Terimakasih ya, Po! Kamu itu panda gendut yang pantang menyerah, polos, lucu, apa adanya, dan menggemaskan. Kelemahan Po merupakan kelebihan dirinya. Semoga saya mampu mencontoh sisi sederhana ini, menerima kekurangan, kemudian mengasahnya menjadi sebuah kelebihan.




~ Catatan :

- Golek panglipur ati = mencari penghibur (atas duka) hati