Tuesday, September 30, 2014

Ada Rezeki di Setiap Hari


Info lomba bertema "Sadar Hati".



   
           "Ana dina, ana sega. Ana awan, ana pangan. Ojo kuatir. Gusti Allah tansah paring rezeki. Ada hari, ada nasi. Ada siang, ada makanan. Jangan khawatir. Allah SWT senantiasa memberi rezeki," petuah salah satu paman padaku.


           Saat itu, aku duduk di bangku SMA. Aku merasa resah menghadapi masa depan. Ada rasa takut bahwa kelak aku tak bisa bekerja dan menjadi beban keluarga besar. Suatu sore, salah satu paman yang tinggal di Yogyakarta berkunjung ke rumah keluargaku di Kediri. Aku bercerita padanya tentang kegalauan di dada. Maka, pamanku memberi wejangan sebuah pepatah dari budaya Jawa. Pepatah sederhana yang mudah diingat. Sebuah slogan yang mengandung optimisme sekaligus ketawakalan. Ana dina, ana sega. Ana awan, ana pangan. Setiap hari, Allah SWT pasti menganugerahi rezeki. 


           Di masa muda, aku kadang cemas kelak tak mampu mandiri. Aku pernah berniat membuka usaha sendiri. Namun, aku takut jika bisnisku tak berhasil. Itu sebabnya, paman dari pihak ibu merasa perlu menguatkan hatiku. Rezeki itu dicurahkan Allah SWT di setiap hari. Tak ada alasan untuk galau, takut, cemas, resah dan pesimis menyambut masa depan. Segala sesuatu sudah diatur dengan perhitungan yang cermat oleh Allah SWT.    


           Kini, aku sudah dewasa. Beragam peristiwa pahit dan manis kehidupan telah kujalani. Aku pernah menjalani kehidupan mapan yang penuh keindahan. Aku juga akrab dengan berbagai ujian yang menguras air mata serta dana, sakit bertahun-tahun, beberapa musibah yang silih berganti menggelayuti. Semua ujian yang datang dan pergi sukses menguras sebagian penghasilan dan isi tabunganku. Perlahan tapi pasti, kondisi keuanganku mulai goyah. 


        Aku memutuskan menambah penghasilan dengan berjualan buku, jilbab, perlengkapan muslimah dan pernak-pernik lainnya. Hal ini kulakukan untuk menutup kekurangan dana belanja setiap bulan. Aku berusaha menambah penghasilan bulanan yang ada. Aku teringat pesan paman di waktu muda dahulu. Aku harus optimis menjemput rezeki. Air mata boleh menetes di sesi yang tepat. Namun, aku harus berjuang untuk mengatasi kondisi buruk yang terjadi.   


            Tanpa terasa, aku sudah setahunan menjalani kehidupan dengan agenda baru. Dahulu, aku tak perlu mencari tambahan penghasilan. Penghasilan perbulan mampu mencukupi kebutuhan-kebutuhanku. Namun, imbas beraneka ujian yang Allah berikan membuatku harus mencari tambahan penghasilan. Aku sempat gamang. Aku tak pintar berjualan. Namun, ada kekuatan di saat keadaan memaksa. Aku mantapkan hati mencari tambahan rezeki setiap hari. Aku menawarkan barang-barang jualan ke teman-temanku baik secara langsung maupun online. Pepatah yang diajarkan pamanku terbukti kebenarannya. 


           Alhamdulillah, hampir setiap hari aku mendapat tambahan rezeki dari berjualan. Menurut perhitungan matematika, penghasilan dari pekerjaan tetap yang kuterima tak mampu mencukupi banyaknya tagihan. Aku sangat bersyukur bahwa Allah SWT mengucurkan rezeki dari sumber-sumber lain. Aku merasa Allah SWT sedang menunjukkan sifat Rahman dan Rahim-Nya. 


            Allah SWT seolah sedang mengajarkan padaku tentang eksistensinya sebagai Ar-Razaq, Sang Pemberi Rezeki. Aku diajak untuk meyakini bahwa Dialah sebaik-baik tempat meminta, sebaik-baik pemberi kelapangan rezeki. Aku menerima banyak keajaiban dalam doa-doa yang kupanjatkan pada-Nya. Adakalanya, aku merasa tak mampu menutup jumlah dana yang kubutuhkan. Namun, Allah SWT selalu mencukupi kebutuhanku. Aku malah seringkali menangis terharu karena Allah SWT menjawab doaku dengan sangat cepat, hanya dalam hitungan beberapa jam saja. 


           Tiba-tiba saja, aku teringat pada sebuah film anak-anak tentang raja hutan. Ya, Lion King. Seri ketiga Lion King dihiasi sebuah lagu manis. Anda ingat judulnya? Benar sekali. Hakuna Matata. Artinya, jangan khawatir. Allah SWT sepertinya sedang mendidikku berprinsip “hakuna matata” di dalam menjalani kehidupan. Hidup semestinya dijalani dengan tanpa kekhawatiran, tawakal, berserah diri pada-Nya. Hidup selayaknya diarungi dengan senantiasa bersyukur, optimis dan mempercayakan segala susah serta senang di tangan Allah SWT semata.  


          Saat ini, aku sedang berupaya memulihkan kondisi perekonomian pribadi yang tengah terpuruk. Aku terbayang sosok paman, Lion King dan Elton John-Tim Rice, kolaborator musik dan lirik lagu “Hakuna Matata”. Aku ciptakan sebuah ‘mantra’ penyemangat diri untuk memulihkan kondisi keterpurukan menuju kemakmuran. Satu incantation aku ulang-ulang untuk memotivasi diri sendiri. Kata-kata mutiara gabungan dari filosofi Jawa, episode film dan syair sebuah lagu. 


           "Ana dina, ana sega. Ana awan, ana pangan. Hakuna matata. It means no worries for the rest of your days. Ada hari, ada nasi. Ada siang, ada makanan. Jangan khawatir. Itu berarti, tak ada kekhawatiran di sisa hari-harimu. Allah SWT senantiasa memberi rezeki," aku ulang kata-kata penyemangat berkali-kali.  


           Pepatah mulia dari filosofi budaya Jawa yang acapkali mulai dilupakan ternyata tetap memiliki kesesuaian dengan situasi di masa kini yang kuhadapi. Aku beruntung pernah mendapat nasihat kearifan dari pamanku. Aku menjadikan kata-kata bijak dari pitutur Jawa sebagai salah satu pedoman dalam menempuh etape perjalanan kehidupan. Aku sesuaikan falsafah Jawa dengan zaman yang kuhadapi. Aku buat sebuah semboyan baru agar lebih segar dan mudah dipahami generasi modern.

           
            Ana dina, ana sega. Ana awan, ana pangan. Hakuna matata. It means no worries for the rest of your days. Ada hari, ada nasi. Ada siang, ada makanan. Jangan khawatir. Itu berarti, tak ada kekhawatiran di sisa hari-harimu. Allah SWT senantiasa memberi rezeki," aku optimis menjemput rezeki di setiap pergantian hari. 


            Ana dina, ana sega. Ana awan, ana pangan. Aku percayakan setiap hari baru pada Allah SWT. Aku mengisi setiap hari dengan doa, harapan, ikhtiar, tawakal dan syukur. Aku berusaha ridho dan ikhlas dengan setiap skenario rancangan-Nya. Hidup selalu ada pasang dan surutnya. Allah SWT sedang menunjukkan padaku bahwa Dia adalah Sang Maha Melapangkan, Pengabul Doa, Pemberi rezeki, Penjamin Kehidupan dan Penolong bagi hamba-hamba yang bertakwa. Dalam kesulitan, aku melihat kebesaran dan kasih sayang-Nya. Kalimat arif dari budaya Jawa di atas benar adanya. Alhamdulillah, aku hidup berkecukupan meski di sela-selanya ada kerikil ujian. Aku bersyukur selalu ada rezeki yang dilimpahkannya setiap hari. 



~ Catatan :
 
~ Tulisan ini disertakan dalam kontes "GA Sadar Hati - Bahasa Daerah Harus Diminati".
Baca info lomba di link : http://tenteraverbisa.wordpress.com/2014/08/22/kontes-sadar-hati-berhadiah-tablet-pc/. ^_^



Anda masih biasa berbahasa daerah?





Friday, September 26, 2014

Buku "Mutiara yang Terserak" Karya Perdana Klub Nulis Bersama


Buku antologi "Mutiara yang Terserak" karya Klub Nulis Bersama.


~ Alhamdulillah, telah terbit buku antologi karya perdana Klub Nulis Bersama : ”Mutiara yang Terserak.


~ Sinopsis :

Ada banyak kisah indah yang kita alami maupun kita lihat di sekeliling kita. Kisah-kisah sederhana tersebut seringkali kita abaikan. Kita lupa melihat lebih dekat dan menikmati keindahannya. Berbagai kejadian suka dan duka yang kita alami maupun dialami oleh orang lain seringkali meninggalkan bekas yang tak terlupakan di hati kita. Aneka kisah kebaikan yang  dituliskan dapat mengabadikan beragam kenangan cerita sehari-hari yang kita alami. Kita dapat membuat orang meniru dan mengikuti apa yang kita lakukan lewat rangkaian kata-kata yang kita bingkai menjadi sebuah cerita.

Mutiara yang Terserakadalah karya perdana “Klub Nulis Bersama”. Ibarat mutiara yang terserak, semua karya berisi tentang kilauan keindahan yang dialami para penulisnya di berbagai tempat dan waktu yang tak selalu bersamaan. Nilai-nilai kebaikan tersebut acapkali kurang kita perhatikan. Namun, susunan huruf demi huruf mampu mengubah goresan pucat tak terlihat menjadi sebuah mahakarya yang dihargai orang. Tulisan-tulisan dalam buku ini berupa cermin (cerita mini) dari beberapa kontributor. Kisah-kisahnya ditulis sederhana, dalam bahasa yang mudah dimengerti dan dicerna. Semoga kisah-kisah bermuatan kebajikan tersebut bermanfaat dan menginspirasi para pembacanya.

Para kontributor berbagi pengalaman keseharian yang berkesan dalam kehidupannya. Semoga tulisan-tulisan para kontributor menambah wawasan dan menginspirasi orang untuk selalu beramal kebaikan. Ibarat sebuah mutiara yang tetap bersinar meski terbuang di lumpur, setiap cerita yang biasa sekali pun pasti mengandung nilai-nilai penuh cahaya jika kita membaca dan merenungkannya dengan hati jernih. Mutiara-mutiara yang terserak pasti lebih terlihat keelokannya setelah dijalin menjadi sebuah perhiasan. Demikian pula berbagai kisah menarik dan berhikmah pasti lebih terasa manfaatnya apabila dirangkum dalam sebuah buku. Inilah mutiara kisah indah yang berserakan itu. Semoga semua kisah yang sudah tertuliskan bisa mencerahkan hati para pembacanya.

    
 Baca kisah-kisah indah tentang beragam nilai kebaikan di buku berikut ini :

Judul
:
   ”Mutiara yang Terserak
Penerbit
:
   Alif Gemilang Pressindo 
   (cetakan pertama : Januari, 2014)
Tebal
:
   viii + 128 halaman
Ukuran
:
   13  X  19 cm
Penulis
:
   Muthia Kamila dkk.  (23 kontributor)
ISBN
:
   978-602-7692-89-3
Harga
:
   Rp35.000,00  +  ongkos kirim

Tulisan saya :  “Sakura dari Grandpa.

Kontributor :  

Muthia Kamila – Nenny Makmun – Zulfah Az-Zahra – Hanum Wahyu Wibisono – Ocha Thalib – Aziza Zuhroh Sya’bandiyah – Nurul Khotimah – Linda Mustika Hartiwi - Ranita Oktavia – Jayadi Oemar Bakrie – Yuliawati – Riyanti binti Rochmad – Jay Wijayanti – Aldie Borneo – Rizki Kustiarini – De Minnie – Ardini N. Wijaya – Rela Sabtiana – Meilani Ambarwati – Mukhzamilah – Reni Agustini – Titi Nurmala Kekenusa – Muhammad Saipul


Pemesanan   : 

Sms ke          :   0888-307-69-16 (Sri Juli Astuti/Muthia Kamila).
Format          :   MYT_Nama_Alamat_Jumlah.
Anda juga bisa menulis di comment blog ini.

Atau, klik tautan : http://www.aglitera.com/detail-buku/121/mutiara-yang-terserak.


Monggo, silakan dipesan! 
Royalti dari hasil penjualan buku untuk amal (charity).   ^_^