Tuesday, May 31, 2016

#BahagiadiRumah bila Menikmati Cuti Tahunan

Ultah ke-28 Tabloid Nova.

       Saya adalah seorang wanita bekerja. Sejak memasuki dunia kerja saya mulai tertarik membaca Tabloid Nova. Mengapa? Tabloid Nova isinya beragam, mulai dari berita artis, resep, cerpen, psikologi, hingga tips berkarier. Singkatnya, Tabloid Nova menjadi salah satu sahabat terbaik saya dalam menjalani kehidupan. Saya berusaha menikmati perjalanan hidup dengan rasa bahagia. Terlebih, buat saya bahagia itu sederhana saja. Bahagia itu tak perlu kita kejar demi meraih segala gemerlap kemewahan. Bahagia itu ada di hati, tentang rasa syukur atas segala nikmat serta anugerah dari-Nya.

       Buat saya sebagai wanita bekerja yang tentu mengorbankan banyak waktu di luar rumah, maka saat-saat di rumah merupakan kebahagiaan yang sungguh luar biasa. Ada momen spesial yang membuat saya bahagia berada di rumah, yaitu ketika saya menikmati cuti tahunan. Saat saya cuti kerja, beberapa hari tinggal di rumah, rasa hati ini benar-benar bahagia. Apa saja aktivitas yang saya lakukan kala cuti tahunan hingga membuat hati lebih berbahagia?

       Berikut ini beberapa kegiatan yang saya nikmati saat mengambil cuti tahunan :

1. Membersihkan dan merapikan kondisi rumah

Merapikan buku dan pernak-pernik.
       Saya sebenarnya tipe orang yang menyukai kebersihan dan kerapian. Namun, saya punya kebiasaan menumpuk buku-buku yang saya baca di beberapa tempat. Itu sebabnya, tumpukan buku ada di mana-mana, mulai ruang tamu, kamar tidur, sampai dapur kecil di rumah. Saat cuti tahunan adalah waktu yang tepat untuk merapikan buku-buku dan memasukkan ke rak atau boks yang saya siapkan.

       Pekerjaan membersihkan rumah juga termasuk mencuci tumpukan baju kotor, piring dan gelas, serta aneka peralatan memasak yang belum dibersihkan. Daftar pekerjaan lain adalah merapikan baju-baju di lemari, melicinkan tumpukan pakaian dan jilbab dengan setrika, merapikan (memangkas) tanaman di halaman, membereskan kamar demi kamar, termasuk membersihkan kamar mandi plus menyikat lantai, serta memotong rumput liar di halaman belakang rumah. Rasanya? Jelas capek dong! Anehnya, hati ini terasa plong melihat rumah bersih, rapi, dan segar beraroma wangi cairan pengepel lantai.

2. Menikmati me time

Menonton koleksi vcd.
        Saya ini tipe orang rumahan. Maka, waktu libur di rumah saya manfaatkan untuk menikmati me time. Me time adalah saat saya sendirian, memanjakan diri sendiri. Saya memiliki beberapa me time sederhana, membaca buku sambil mendengarkan musik klasik, menulis sembari menyeruput teh hangat, atau menonton film di layar laptop.

       Hal-hal kecil tersebut terbukti ampuh menambah kenikmatan ketika saya menikmati cuti kerja. Saya bisa mengawali pagi dengan lesehan, menonton VCD film yang saya sukai. Tak ada kemacetan lalu lintas, tak perlu bersentuhan dengan debu jalanan, apalagi terpapar percikan air hujan berbonus banjir. Suasana rumah tenang, hening. Denting piano alunan musik klasik menambah kesejukan hati. Damai. Yang muncul adalah rasa bahagia.

3. Merawat tubuh, rambut, dan wajah

       Di hari-hari kerja rasanya agak sulit untuk mencari waktu merawat tubuh, rambut, dan wajah. Saya lebih sering melalui pagi hari dengan terburu-buru. Yang penting mandi pagi, berpakaian, memakai bedak tipis, berjilbab, langsung berangkat ke kantor. Nah, saat cuti inilah saya biasanya sedikit geugeulisan alias agak kemayu. Saya membersihkan wajah, bermasker-ria, luluran, creambath, merapikan rambut. Sejak berjilbab saya terbiasa merawat diri sendiri di rumah, tak lagi berkunjung ke salon. Aktivitas seperti ini rasanya asyik juga. Saat ke kantor saya jarang berdandan, hanya berbedak plus memakai lipstik tipis. Saat libur cuti, saya sesekali iseng berdandan dengan memakai perona kelopak mata, memulas pipi, juga mencoba bermaskara. Hasilnya? Entahlah. Menurut saya sih, wajah saya terlihat lebih segar. Hehe....

4. Praktek resep masakan

        Saya jarang memasak. Saya biasanya memasak di akhir pekan. Namun, waktu cuti adalah saat yang baik bagi saya untuk praktek resep masakan. Saya biasa membuat kliping resep masakan dari Tabloid Nova. Kumpulan resep masakan itu biasa saya coba kala cuti tiba. Hasil uji coba memasak saya tak selalu memuaskan. Namun, saya merasa senang bisa bereksperimen dengan bahan-bahan makanan yang setelah diolah berubah menjadi makanan lezat. Hihi, lezat di sini tentu menurut versi lidah saya ya.

5. Membaca ulang koleksi Tabloid Nova

Membaca ulang Tabloid Nova lama.

        Saya sudah 20 tahun lebih bekerja. Itu berarti, saya sudah puluhan tahun pula bersahabat dengan Tabloid Nova. Ketika cuti tahunan, saya punya waktu luang untuk membuka kembali kumpulan koleksi Tabloid Nova. Saya biasa membaca ulang Tabloid Nova. Saya seringkali menemukan artikel yang belum terbaca, dan ternyata isinya menarik plus menambah wawasan.

       Saya biasa menggunting artikel seputar dunia kerja maupun info menarik lainnya, mengumpulkannya menjadi sebuah bundel kliping. Saat cuti, ada banyak waktu untuk memuaskan diri membaca cerpen-cerpen yang dulu belum sempat saya baca. Wah, senang dan puas rasanya! Terlebih, ada berita-berita lama yang masih relevan dengan kondisi saat ini. Seru kan?!

       Tahun ini, sahabat saya-Tabloid Nova-genap berusia 28 tahun. Ibarat seorang gadis, usia 28 tahun mestinya tampil cantik dan menawan. Perayaan NOVAVERSARY tentu diwarnai dengan kesemarakan sajian di Tabloid Nova yang semakin bermutu dan tambah apik penampilannya. Selama ini, Tabloid Nova telah menjadi salah satu sahabat setia buat saya. Saya menemukan beragam info baru, yang seru dan menghibur, serta berbagai artikel yang mendukung kebutuhan saya sebagai wanita bekerja. Rasanya, saya patut berterimakasih atas hadirnya Tabloid Nova sebagai sahabat wanita yang penuh inspirasi.

       Akhirnya, selamat ulang tahun ke-28 Tabloid Nova! Teruslah tumbuh dan hadir sebagai sahabat yang menginspirasi bagi wanita Indonesia. Jadilah sahabat wanita yang mendukung terwujudnya keluarga yang sejahtera. Oya, saya merasa #BahagiadiRumah bila Menikmati Cuti Tahunan dengan serangkaian kegiatan bersahaja. Semoga Tabloid Nova juga merasa bahagia melewati pertambahan usia dengan sajian karya yang lebih berkualitas. Dengan demikian, semoga kehadiran Tabloid Nova senantiasa menjadi tambahan kebahagiaan di rumah bagi segenap keluarga di Indonesia.




*) Catatan :

Tulisan ini terpilih sebagai salah satu dari 8 pemenang lomba blog Novaversary Tabloid Nova 2016. ^_^
      




     

Friday, May 13, 2016

AADC 2 : Kamu Jahat! Lho, Cinta Balikan sama Rangga?

AADC 2 tayang bersaing dengan Captain America.

       "Aku akan kembali pada satu purnama," janji Rangga pada Cinta. 
(AADC 1)

       Jika menerima janji seperti kalimat di atas, apakah Anda percaya? Menurut saya, tergantung pada usia ya. Apabila janji tersebut disampaikan saat usia remaja, mungkin saya percaya. Namun, jika janji tersebut saya dengar saat AADC 1 tayang, saya jelas tidak percaya. AADC 1 diputar di bioskop-bioskop 14 tahun lalu (tahun 2002). Tahun 2002 itu saya sudah kerja di Surabaya, berusia 20-an awal. Sebelumnya, saya sempat menjadi sekretaris (magang sebelum penempatan) di Jakarta. Nah, kalimat Rangga di atas adalah bahasa diplomatis yang perlu diperjelas alias diminta kepastiannya. Satu purnama itu purnama yang mana, kapan, di mana, benar datang apa nggak, datangnya sama siapa, dst?

       Hehe, sebagai mantan sekretaris saya punya cukup banyak pengalaman dengan bahasa bersayap seperti di atas. Misalnya, saya sering berkata,"Bapak (atasan saya) sedang sibuk."
Itu maksudnya bisa beragam :
- Atasan saya benar-benar sibuk.
- Atasan saya sedang tidak di tempat.
- Atasan saya sedang menyibukkan diri karena enggan bertemu tamu yang datang, dst.

Begitulah, perbedaan usia membawa perbedaan persepsi pula. Saya tidak menonton AADC 1. Buat apa? AADC 1 berkisah tentang kisah kasih Rangga dan Cinta, anak-anak SMA, sudah kurang pas dengan usia saya waktu itu. Setelah ratusan purnama, tahun 2016 ini AADC 2 muncul. Banyak sinopsis maupun komentar bahwa film ini bagus plus layak ditonton. Saya jadi kepo, bagaimana sih cerita lanjutan Cinta dan Rangga? OK deh, saya ikut nonton juga.

       Singkatnya, hari Rabu, 11-05-2016 lalu saya berhasil mendapatkan tiket untuk nonton AADC 2. Sebelumnya, saya pernah membatalkan niat nonton karena tiket yang tersedia untuk pemutaran film di atas pukul 21.00 WIB. Saya nonton di Surabaya. Saya tinggal di Sidoarjo. Masak saya harus sampai rumah lewat tengah malam karena bela-belain nonton film AADC 2? Rabu lalu, saya mendapat tiket untuk film yang diputar pukul 18.50 WIB. Maka, saya putuskan menonton AADC 2 bersama para pengunjung bioskop Plaza Surabaya yang rata-rata berusia muda.

       AADC 2 merupakan sekuel lanjutan kisah persahabatan Geng Cinta yang kini telah bertambah usia. Asumsinya, 14 tahun lalu mereka berusia 18-19 tahun, kini mereka sudah berumur 30-an awal. Saat berkumpul kembali tentu sudah ada perubahan. Alya sudah meninggal dunia. Maura sudah menikah dan beranak 3. Milly sedang hamil putra pertama. Karmen gagal dalam kehidupan pribadinya. Cinta bersiap menikah dengan tunangannya, Trian. Cerita kumpul-kumpul, reunian dengan jalan-jalan berempat ini berbumbu sedap karena secara tak sengaja Karmen dan Milly melihat Rangga yang pulang ke Yogya. Selanjutnya, para pembaca yang sudah menonton film sampai tuntas pasti tahu bahwa Rangga dan Cinta bertemu. Rangga mengajak Cinta jalan-jalan ke beberapa tempat sambil menjelaskan penyebab putusnya hubungan mereka. Hingga, happy ending terwujud ketika Cinta menyusul Rangga ke New York, balik kucing atawa balikan lagi. Ehemm, puas kan?!

AADC 2 versi baru "Ada Ahok (foto) Dengan Cinta". Sumber foto dari : www.detik.com.


       Cerita dalam film tentang persaudarian di antara 4 wanita seingat saya sudah ada sebelum AADC 2. Betul. Ada Sisterhood dan Sex and the City yang berasal dari luar negeri sana. The Sisterhood beranggota geng cewek dengan personel Bridget, Carmen, Lena, dan Tibby, berkisah tentang persahabatan 4 anak usia kuliahan lengkap bersama konflik dengan pacar masing-masing. Sex and the City adalah cerita tentang geng wanita yang lebih dewasa berisi 4 anggota, Carrie, Samantha, Charlotte, dan Miranda. Geng Cinta merupakan kelanjutan group anak SMA yang kini sudah beranjak dewasa. Menurut saya AADC 2 memang bagus dan layak ditonton, terlebih bisa jadi hiburan pelepas penat sepulang kerja. Alur ceritanya indah, setting dan pengambilan gambarnya bagus, dialognya renyah berbalut humor, pemainnya bening-bening, lagu-lagu di dalamnya juga merdu. Ada satu lagu yang saya sukai di film ini. Lagu sing endi? Lagu yang mana? Lagu sing iki lho! Lagu yang ini lho!   

"Giiirrr, ra minggiiirrr, tabraakkk
 Giiirrr, ra minggiiirrr, tabraakkk...!!!"

Hahaha! Kok lagu itu? Iya, soalnya mudah ditirukan. Secara saya ini bukan vokalis atau penyanyi yang bagus, lagu itu mudah dihafal dan diulang kembali. Alasan bersahaja. Yang jelas, saya mengapresiasi film ini sebagai salah satu film yang bertema kekinian namun mengajak penonton untuk mengenal dan menggali salah satu budaya Indonesia, khususnya Yogyakarta. Semoga suatu hari nanti, ada film dengan latar budaya dari suku bangsa Indonesia yang lainnya. Oya, pesan moral di film ini saya cerna secara fun saja. Kesimpulan akhirnya, mantan itu jangan terburu-buru dibuang, ditimbang-timbang ulang, siapa tahu masih bisa CLBK dan balikan lagi seperti Rangga dan Cinta. Hehehe....

Meme Ahok dan Cinta selfie. Sumber foto dari : www.detik.com.

       Keesokan paginya, usai malam sebelumnya nonton AADC 2, saya membaca laman berita di internet. Saya baru tahu bahwa hari Rabu malam, 11-05-2016 Ahok juga nonton AADC 2. Wah, kita nobar (nonton bareng) dong! Maksudnya, saya nonton AADC 2 di Surabaya. Pak Ahok juga nonton AADC 2 di Jakarta sono. Hihihi, kok bisa barengan ya? Padahal, kita nggak janjian. Halah! Saya membaca berita di internet sambil mesam-mesem. Ternyata, usai Ahok foto bareng Cinta judul AADC 2 berubah. Mau tahu? AADC 2 versi terbaru = Ada Ahok (foto) Dengan Cinta. Sebuah meme yang dikirim warga ke Pak Ahok juga mengundang senyuman. Lihat saja foto di atas ya, terus kita bisa senyum sama-sama. Ah hampir lupa, saya dan Pak Ahok juga baper melihat adegan yang sama saat nonton AADC 2. Itu tuh, adegan waktu Rangga ketemu ibu kandungnya setelah puluhan tahun berpisah, lanjut dengan makan bersama keluarga. Mungkin, ini faktor usia ya. Penonton yang berusia 30-an awal bisa jadi baper saat Rangga berpelukan dengan Cinta di Amerika sana. Beda orang, beda usia, pasti berbeda pula nilai rasanya.

       Ok deh, selamat untuk Mbak Mira Lesmana, Riri Riza, para pemain, dan semua kru AADC 2! Filmnya bagus dan berkesan. Saya yakin banyak yang berharap ada AADC 3, dan semoga bisa rilis tanpa harus menunggu ratusan purnama.



~ Catatan :

- Baca berita terkait di sini : Selfie Ahok-Cinta, Ahok Baper Tonton AADC 2.
- Tulisan ini dibuat berdasarkan fenomena yang terjadi saat AADC 2 tayang, bukan berarti bahwa penulis pro-Ahok.