Tuesday, October 13, 2015

Panduan menjadi Kaya : Mengelola Keuangan dengan Bijak


Sun Life Financial sharing ilmu keuangan dengan blogger Surabaya.

Jumpa Blogger Sun Life Surabaya, Sabtu, 12 September 2015
Rocca Restaurant, Artotel Surabaya
Pembicara : Alviko Ibnugroho (financologist)


       Berbicara masalah uang dan mengelola keuangan tentu tak terlepas dari siklus kehidupan manusia sejak lahir, sekolah (kuliah), menikah, punya anak, membesarkan anak-anak, menikmati masa tua, dan meninggal dunia. Semua tahapan usia tersebut membutuhkan dana untuk melangsungkan kehidupan. Saat meninggal pun dibutuhkan dana untuk pemakaman dan warisan untuk keluarga yang ditinggalkan.

Secara sederhana siklus keuangan (financial life cycle) dapat digambarkan sebagai berikut :
- usia   20 tahunan   : orang biasanya memiliki banyak waktu, namun hanya sedikit uang
- usia   30-35 tahun : orang biasanya punya cukup waktu dan sedikit lebih banyak uang
- usia >35-50 tahun : orang biasanya memiliki sedikit waktu, namun banyak uang.

       Di dalam hidup ini ilmu pengelolaan keuangan adalah salah satu ilmu yang penting untuk dipelajari. Sayangnya, kita masih banyak menemukan orang-orang yang kurang mampu mengelola keuangannya dengan baik dan benar. Kita sering melihat ada orang yang penghasilannya relatif besar, namun hidupnya terlihat kurang nyaman (tak punya asset). Sebaliknya, ada orang yang penghasilannya relatif kecil, namun dia bisa hidup dengan sejahtera dan memiliki sejumlah kekayaan. Apa kuncinya? Ternyata, perbedaan dua contoh di atas adalah perihal pengelolaan keuangan yang berbeda.  

       Sebuah survei yang dilakukan Sun Life pada tahun 2003 menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia cenderung bersifat konservatif (takut menghadapi risiko). Masyarakat Indonesia kebanyakan lebih suka menabung dibandingkan berinvestasi. Pola pikir ini semestinya perlu diubah. Kenyataannya, berinvestasi dengan benar mampu melejitkan potensi harta yang kita miliki. Hidup sejahtera (kaya) adalah sebuah pilihan dan keyakinan. Ada 8 (delapan) 'dosa' (kesalahan) yang sering kita lakukan dalam mengelola keuangan.

Alviko mengajarkan cara mengelola keuangan dengan bijak.

Mari kita bahas 8 'dosa' (kesalahan) pengelolaan keuangan agar hidup kita menjadi sejahtera (kaya) :

# Dosa 1 : Terperangkap mitos masyarakat

Salah satu mitos yang pernah hadir di masyarakat masa lalu adalah sebutan balung kere (tulang miskin) dan balung sugih (tulang kaya). Maksudnya, dalam hidup ini ada orang-orang yang ditakdirkan terlahir sebagai orang miskin seumur hidup (balung kere). Sebaliknya, ada sebagian orang yang lahir di kalangan keluarga kaya dan akan terus kaya pula seumur hidupnya (balung sugih). Hal semacam ini pasti membuat orang menjadi pesimis dan malas mengubah kehidupannya. Untuk apa kerja keras? Jika terlahir miskin, sampai tua tentu tetap miskin. Orang tidak paham bahwa 'vonis' tersebut bisa diubah dengan usaha (ikhtiar).

Di zaman yang lebih modern, mitos masyarakat berubah seiring perkembangan zaman. Misalnya :
- Hidup dengan gaji sebagai karyawan sudah cukup (nrimo saja).
- Membicarakan masalah uang adalah hal yang tabu (pamali).
- Kita tidak perlu memberi perhatian pada hal yang menyangkut angka-angka, termasuk urusan uang.

# Solusi Bijak 1 :

Menghadapi 'dosa' tersebut di atas kita perlu melakukan perbaikan pengelolaan keuangan, yaitu :
- Membuang jauh-jauh mitos-mitos salah di atas.
- Mampu membuat diri kita berbeda dengan orang kebanyakan, seperti tak perlu menjadikan masalah keuangan sebagai sesuatu yang sakral dan pantang dibicarakan.
- Bertindak tepat disertai pemahaman pengelolaan keuangan untuk jangka waktu kehidupan yang panjang (hingga masa tua).


# Dosa 2 : Memilih untuk buta masalah finansial (keuangan)

Beberapa hal menjadi penyebab masyarakat buta finansial (kurang mampu mengelola keuangan) :
- Tidak mempunyai waktu atau enggan meluangkan waktu untuk belajar ilmu pengelolaan keuangan pribadi (keluarga).
- Tidak berminat untuk mendalami ilmu keuangan karena terbiasa dengan prinsip "biarkan mengalir saja" tanpa perlu terlalu diperhitungkan.
- Orang yang tidak berbicara tentang uang biasanya lebih menarik dan diterima dalam pergaulan, persahabatan, maupun hubungan kerja.

# Solusi Bijak 2 :

Ada beberapa tips untuk menghilangkan 'dosa' 2 agar kita mampu bangkit ke tangga finansial yang lebih tinggi, di antaranya :
- Meluangkan waktu untuk membaca dan belajar masalah keuangan.
- Berbicara tentang uang. Mulailah dari kelompok kecil, keluarga serta teman dekat. Berbagilah ilmu tentang mengelola keuangan. Setiap orang biasanya punya tips (rahasia) untuk mengurus keuangannya dan tips yang baik bisa kita tiru.
- Jika berbisnis, beri diri Anda gaji untuk menghargai dan memotivasi kerja.


# Dosa 3 : Manusia cenderung berjuang untuk bertahan hidup, bukan berjuang demi keinginan hidup

Rata-rata orang hanya mengejar kebutuhan utama dalam kehidupan. Sementara itu, keinginan adalah sesuatu yang layak untuk disisihkan. Yang penting, kita mampu bertahan hidup, sederhana dan seadanya saja. Kita sering lupa bahwa keinginan adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi. Misalnya : keingingan punya rumah bagus, mobil seri terbaru, berangkat umrah bersama keluarga, dsb. Namun, impian lebih sering tergusur oleh pikiran realistis bahwa hidup ini tak perlu muluk-muluk. Apa yang kita miliki, apa yang ada, apa yang kita punya, kita nikmati saja. Kita tak usah terlalu ngoyo mengejar keinginan hidup yang lebih layak (sejahtera).

 # Solusi Bijak 3 :

Kita mulai untuk menyingkirkan 'dosa' 3 dengan cara :
- Yakinilah bahwa dalam hidup ini kita butuh keseimbangan antara kebutuhan hidup dan keinginan hidup.
- Bayangkan kehidupan yang Anda inginkan, tulis impian-impian Anda.
- Bicarakan impian kehidupan Anda dengan orang-orang yang sekiranya mampu memberi dorongan dan mendukung Anda untuk mencapainya.
- Bergabung dan berdiskusilah dengan orang-orang yang bisa menjadi sahabat untuk meraih impian hidup sejahtera.


# Dosa 4 : Tidak menetapkan target finansial

Kita acapkali membuat rencana tentang kebutuhan dan keinginan dalam kehidupan. Yang banyak terjadi adalah kita tak pernah paham bagaimana cara merealisasikannya. Contohnya : kita ingin punya rumah. Kita lupa bertanya, kapan? Lalu, berapa harganya? Berapa lama kita harus mengumpulkan dana? Berapa jumlah uang yang harus ditabung untuk uang muka? Bagaimana membayar cicilan rumahnya, dengan uang gaji atau hasil usaha sampingan? Demikianlah, kebutuhan dan keinginan tanpa ada target dan cara-cara pencapaian, lebih sering menguap dalam barisan angan-angan.

# Solusi Bijak 4 :

Buatlah impian untuk meraih kebutuhan dan keinginan menjadi nyata dengan jalan :
- Tetapkan 'tiket' (rencana) pencapaian yang nyata dan realistis.
Contohnya : uang muka rumah 2 tahun lagi 24 juta, berarti tiap bulan harus menabung 1 juta.
- Sesuaikan target yang ingin diperoleh dengan kemampuan diri. Jika penghasilan perbulan tak mencukupi, kita perlu berinovasi dengan mencari rezeki tambahan dari usaha sampingan atau pekerjaan tambahan.
- Usahakan disiplin dalam menyisihkan dana dan fokus pada target apa yang ingin kita wujudkan.

Alviko menjawab pertanyaan para blogger.

# Dosa 5 : Tidak memprioritaskan kemakmuran finansial kita

Kita tidak hidup sendirian. Umumnya masyarakat di Indonesia sulit untuk melepaskan diri dari keterikatan dengan keluarga besar. Tentu saja hal ini sangat baik. Akan tetapi, jika terlalu banyak keluarga yang ikut kita tanggung semakin lama beban menjadi semakin berat. Maka, kita perlu selektif dalam membantu keluarga besar, kerabat, maupun teman. Jika mereka memang membutuhkan uluran dana, boleh saja kita berikan sumbangan uang, namun ajarkan untuk bisa mandiri. Kita juga perlu menambah isi rekening dan meningkatkan kemakmuran pribadi (keluarga).

# Solusi Bijak 5 :

Buatlah rencana peningkatan kehidupan Anda dengan upaya :
- Membuat jadwal waktu untuk mengejar kekayaan (tujuan keuangan yang ingin dicapai).
- Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, termasuk meluangkan waktu untuk menambah penghasilan demi peningkatan kualitas (kemakmuran) kehidupan dan keuangan.
- Memberi izin diri sendiri untuk sedikit egois. Misalnya : daripada kita mengeluarkan uang untuk jajan dan kumpul bersama teman-teman, masukkan dananya ke rekening pribadi (celengan).
Tulis di rekening/celengan : "Hadiah Masa Depan untuk Saya".


# Dosa 6 : Tidak menggunakan uang dengan bijaksana

Muda hura-hura, tua kaya raya, mati meninggalkan banyak harta. Itu salah satu ungkapan yang kita dengar di masyarakat. Hasilnya, kondisi pemanfaatan keuangan banyak yang kurang cermat, dan lebih banyak tidak bijaksana. Uang di masa muda dihamburkan untuk kegiatan yang kurang berarti, di pertengahan usia tak punya harta pribadi. Tua kaya raya? Ah, kenyataan berbicara mereka yang tidak bijaksana dalam membelanjakan uangnya, di masa tua hidup sengsara.

Beberapa kejadian pengelolaan keuangan yang tidak bijaksana adalah :
- Terperosok pada utang untuk kebutuhan konsumtif, bukan utang produktif.
- Membelanjakan uang sebagai obat saat sedih (sebagai pelipur lara).
- Membeli sesuatu tanpa perencanaan atau sekadar emosi (impulsif buying).
- Membeli sesuatu untuk menebus rasa bersalah (biasanya dilakukan wanita bekerja untuk anaknya).
- Senang berbelanja hanya karena sedang diskon (obral).

# Solusi Bijak 6 :

Berikut ini langkah-langkah penangkal 'dosa' 6 di atas :
- Teliti terlebih dahulu tujuan berutang, untuk membeli sesuatu yang produktif (nilainya bertambah) atau konsumtif (sesuatu yang tidak penting, tidak prioritas, nilainya menurun).
- Biasakan berbelanja secara tunai, tidak mudah menggesek kartu kredit.
- Membagi uang sesuai pos-pos pengeluaran, termasuk mengambil dana di awal untuk tabungan, dan berupaya melakukan penghematan dana.
- Tidak berbelanja saat emosi labil (sedih, terlalu gembira) agar tidak membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.
- Membuat daftar belanja bulanan dan tidak membeli barang yang tidak tertulis dalam daftar.


 # Dosa 7 : Tidak membuat anggaran

Anggaran bulanan sebenarnya membantu kita untuk menjaga keseimbangan antara penerimaan (penghasilan) dengan aneka pengeluaran (kebutuhan maupun keinginan, termasuk pos tak terduga). Sebagian orang malas membuat anggaran dalam pengelolaan keuangannya karena merasa apa yang dilakukan sia-sia, tak ada hasilnya. Toh, uangnya tetap tidak cukup. Mungkin, seperti itu alasan mereka. Jika ada orang yang menghitung berapa kebutuhan dan beragam pengeluaran, bisa-bisa tipe semacam ini dicap orang yang 'perhitungan' alias pelit.

# Solusi Bijak 7 :

Membuat anggaran bulanan maupun tahunan sangat bermanfaat karena memberi efek ketenangan dan mengarahkan tujuan keuangan pada kemapanan finansial.
Berikut ini tips untuk menghalau 'dosa' 7 di atas :
- Luangkan waktu di akhir bulan atau awal bulan untuk menyusun anggaran bulanan. Buat anggaran secara rutin dari bulan ke bulan berikutnya (bisa secara manual atau menggunakan aplikasi komputer). Anggaran bulanan bisa dibuat sekaligus selama satu tahun, untuk melihat kelebihan dan kekurangan dana setiap bulannya.
- Tetapkan rumus pengelolaan anggaran dengan baik dan benar.
Misalnya : 10 % - untuk tabungan; 20 % - untuk cicilan utang; 10 % - untuk amal; 10 % - untuk dana cadangan (dana darurat); 50 % - untuk konsumsi (pengeluaran bulanan).
- Disiplin dan mematuhi ketentuan pos-pos anggaran yang dibuat.


# Dosa 8 : Tidak melakukan investasi

Mengapa tidak berinvestasi? Seperti yang diulas pada bagian awal, sebagian masyarakat Indonesia takut menghadapi risiko. Investasi dianggap sebagai momok yang menakutkan dan patut untuk dihindari. Kita belum akrab dengan kata investasi. Jangankan berinvestasi, kebutuhan bulanan saja tidak cukup. Itulah sebagian pembenaran yang banyak dijadikan sebagai alasan untuk menolak membangun kekayaan dari investasi dana.

# Solusi Bijak 8 :

Investasi sebenarnya sangat layak dilakukan karena mampu meningkatkan modal dan menghasilkan arus kas yang lebih besar baik secara rutin maupun berkala. Jadi, kita usir ketakutan berinvestasi dengan beberapa tahapan :
- Tidak terjebak untuk konsumtif, menyisihkan dana untuk investasi.
- Memahami dan belajar instrumen investasi, risiko maupun imbal hasil yang menguntungkan.
- Mencari manajer investasi terpercaya untuk membantu kita memilih dan mengelola dana investasi jika kita kurang mampu melakukannya sendiri.
- Investasi tak hanya uang. Investasikan juga waktu untuk mendapatkan ilmu dan ketrampilan yang mampu meningkatkan penghasilan.
- Cermat dan konsisten dalam memasukkan dana ke jenis instrumen investasi yang kita pilih.


       Demikianlah 8 'dosa' (kesalahan) pengelolaan keuangan beserta solusi untuk mengelola keuangan dengan baik. Mengelola keuangan dengan baik (bijak) akan mendatangkan kesejahteraan bagi diri pribadi (keluarga) maupun masyarakat. Dengan kondisi masyarakat yang sejahtera dan melek  (paham) finansial, perekonomian bangsa Indonesia akan turut menjadi kuat. Kesuksesan dan kemapanan finansial merupakan buah dari jerih payah kita dalam mengelola keuangan secara disiplin, konsisten, dan tahan godaan dari hal-hal yang merusak.

       Yang tak kalah penting adalah menumbuhkan pemahaman akan arti kaya dengan benar. Kita sudah menjadi kaya apabila di dalam diri tertanam perasaan bahwa kita sudah kaya. Itu berarti, kaya tak identik dengan kerakusan, tanpa rasa syukur. Kaya (mapan) menurut ukuran masing-masing orang pasti tidak sama. Secara umum, kaya bisa diartikan suatu kondisi saat kita mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan secara seimbang, dengan total harta lebih besar dibandingkan akumulasi utang. Kondisi keuangan yang sehat akan membuat hidup yang kita lakoni indah plus sejahtera. Tingkatan yang banyak diharapkan adalah ada passive income, dana yang terus mengalir ke rekening tanpa kita bekerja. Jadi, uanglah yang bekerja untuk kita. Maksudnya, kita memiliki usaha maupun investasi untuk menutup biaya hidup rutin sesuai standar kehidupan yang biasa dijalani, di luar gaji (penghasilan) bulanan. Upaya-upaya mengejar kesuksesan keuangan penting disosialisasikan agar kesejahteraan kehidupan masyarakat meningkat. Masyarakat yang cerdas finansial, sukses, mapan dan sejahtera akan mewujudkan bangsa dan negara yang kuat dan berdaya.


Pembaca, mari kita kelola keuangan dengan bijak agar kehidupan menjadi mapan dan sejahtera.




 

*) Catatan :
Sun Life Financial adalah sebuah perusahaan asuransi yang berasal dari Kanada dan telah beroperasi selama 150 tahun.







4 comments:

  1. Wah, banyak ya dosa-doa kita terhadap duit, kudu dibersihin dari sekarang ya mbak, hehehe..Baru tau nih ada juga Alviko, perencana keuangan, selain Safir Senduk :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. @ Eka Fikriyah : Haha, iya tuh. Kita mulai dari sekarang aja beberes kondisi keuangan pribadi (keluarga) agar masa depan lebih indah. Saat ini, ada banyak perencana keuangan. Ada Alviko, Prita Ghozie, Ligwina Hananto, dll. Sekolah untuk belajar jadi financial planner juga ada kok. ^_^

      Delete
  2. penjabarannya asoy sekali mak, hihi
    aku kudu belajar mengelola uang ni biar ga bral brul keluar

    ReplyDelete
    Replies
    1. @ Gustyanita Pratiwi : Ho'oh, emak nulisnya dengan gaya bahasa yang mudah dipahami. Kalo ditulis pakai bahasa ilmiah, ntar bikin berkerut kening. Ya, mumpung masih muda kelola uangnya dengan bijak. ^_^

      Delete