Tuesday, October 20, 2015

Local Brand Kuliner Indonesia Go Global #SmescoNV


Salah satu menu masakan Jawa.


       Salah satu produk local brand bangsa Indonesia yang kini mulai naik daun adalah kuliner. Siapa yang tak kenal rendang yang lezat dari Padang? Rendang, masakan Minang itu mulai go international dan banyak digemari masyarakat dunia. Sejumlah pengusaha mulai memperkenalkan beraneka ragam olahan kuliner Nusantara ke negara-negara lainnya. Kita sebagai bangsa Indonesia semestinya turut bangga jika kekayaan kreasi makanan kita mampu menembus pasar mancanegara.

       Masalahnya, sudahkah kita berupaya agar usaha dan local brand kuliner yang berkembang di negara ini tetap bertumbuh? Saat akhir pekan, sebagian keluarga Indonesia biasanya jalan-jalan ke mall atau tempat-tempat hiburan. Hal menyenangkan, murah, dan bersahabat yang dipilih sebagian keluarga adalah makan bersama di luar rumah. Kita sudah akrab dan merasa bangga jika menikmati makanan asing, atau menjadi pelanggan kedai waralaba asing. Kita bisa jadi beranggapan kurang bergengsi apabila mencoba menu masakan yang disajikan oleh pebisnis lokal. Halah, masakan tradisional sudah biasa dimakan sehari-hari di rumah. Mungkin, kita beralasan seperti itu.

       Tahukah Anda bahwa keragaman masakan Indonesia sebenarnya lebih keren untuk kita nikmati? Alasan lain, membeli produk hasil usaha bangsa kita tentu untuk membantu para pebisnis (khususnya UKM) agar mampu bertahan dan bahkan meningkatkan bisnisnya. Jika kita melihat deretan usaha di sebuah pusat perbelanjaan atau tempat hiburan, rata-rata yang eksis adalah gerai makanan milik pengusaha yang bekerjasama dengan pihak asing (waralaba). Contohnya : Mc. Donald's, KFC, Pizza Hut, A & W, Bread Talk, Burger King, Texas Fried Chicken, dll.

        Anak-anak balita kita pun lidahnya sudah terbiasa menikmati kuliner berbumbu asing tersebut. Mengapa? Ayah dan ibunya membiasakan mereka untuk berteman dengan makanan asing. Itulah tugas kita untuk kembali memperkenalkan citarasa masakan Nusantara agar tetap disukai generasi penerus. Indonesia Raya ini kaya dengan beraneka masakan dari berbagai daerah. Masakan Jawa saja teramat sangat banyak variasinya. Padahal, negara kita memiliki belasan ribu pulau. Tentu sangat menarik jika kita mau mengeksplorasi dan menikmati beragam warisan kuliner bangsa Indonesia.

Sepiring nasi gudeg.

       Saat ini, bisnis makanan Indonesia di negara sendiri maupun yang dipasarkan di luar negeri mulai berkembang. Beberapa bisnis berbasis olahan bumbu Indonesia yang sukses go global adalah : rendang, sate, bakso, pecel lele, kopi, cokelat, dan...tempe! Ya, tempe. Ada seorang pengusaha Indonesia yang berhasil membangun bisnis tempe di Jepang. Pak Rusto sukses mengusung merk Rusto's Tempeh ke kancah mancanegara. Bahkan, Rusto's Tempeh kini bisa dinikmati pada ketinggian 13.000 meter dalam kabin pesawat Garuda Indonesia. Beberapa pebisnis Eropa juga menawarkan kerjasama pemasaran tempe produksi P. Rusto ke Benua Eropa. Nah, tempe tampil keren kan?! Oleh karena itu, kita yang berada di dalam negeri sendiri selayaknya mampu memberikan apresiasi lebih tinggi untuk local brand hasil kreativitas bangsa Indonesia. Percayalah, merk lokal makanan yang dipasarkan bangsa kita tak kalah maknyus dibandingkan yang diadaptasi dari chef-chef bule.

       Kita bisa membiasakan diri untuk mencintai, membeli, dan mengajak keluarga untuk memilih produk makanan hasil racikan bangsa sendiri dibandingkan mengonsumsi masakan gerai waralaba asing. Kebijakan sederhana dapat kita lakukan. Misalnya : di akhir pekan kita berkunjung ke kedai makanan berlabel lokal (local brand), seperti : Warung Sunda, Ayam Bakar Jawa, Kapau Minang, Es Dawet Ayu, Depot Soto Madura, dll. Kita ajak anak-anak dan keluarga untuk mencicipi ragam rasa masakan berbumbu rempah-rempah dari resep warisan leluhur bangsa Indonesia. Kita tanamkan rasa percaya diri bahwa menikmati makanan di gerai para pengusaha Indonesia lebih keren dan nikmat, karena berbumbu racikan cinta Indonesia. Di samping itu, masakan tradisional Indonesia bisa jadi lebih sehat dibandingkan makanan kedai waralaba asing yang sebagian berwujud fast food (makanan cepat saji).

       Kita patut berbangga bahwa di tengah maraknya waralaba asing yang merangsek masuk ke negara kita, ada sejumlah pebisnis Indonesia yang sukses membawa waralaba Indonesia di bidang makanan go global. Mereka patut diacungi dua jempol, di antaranya : Es Teler 77 (Ibu Murniati dan Trisno Budijanto), Pecel Lele Lela (Rangga Umara), Ayam Bakar Mas Mono (Agus Pramono), Bumbu Desa (Arief Wirawangsadita, masakan Sunda). Ternyata, kuliner Indonesia juga mampu menembus pasar mancanegara.

       Para pelaku bisnis kuliner khas Indonesia yang berstatus UKM (Usaha Kecil Menengah) pasti butuh bimbingan dan bantuan modal agar mampu bertahan dan meluaskan pangsa pasar usahanya. Oleh karena itu, berdirilah SMESCO (http://smescoindonesia.com/). SMESCO merupakan akronim dari Small and Medium Enterprises and Cooperative, atau KUKM (Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah). Smesco Indonesia Company (SIC) didirikan tahun 2007 dengan tujuan untuk mempromosikan produk-produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional. Dengan demikian, para pengusaha skala kecil hingga menengah di negara kita bisa terbantu agar produk-produknya bisa bersaing di pasar internasional.

       Kesimpulannya, mari kita ikut membantu para pengusaha kecil-menengah di negara kita (khususnya yang bergerak di sektor kuliner) untuk tumbuh dan berkembang. Caranya mudah saja, seperti ulasan di atas. Kita mencintai, membeli (mengonsumsi), dan menjadikan bisnis kuliner Indonesia sebagai bagian dari gaya hidup yang dijalani. Kita mengajak keluarga dan teman-teman untuk membiasakan diri menikmati masakan di gerai milik bangsa sendiri disertai keyakinan bahwa local brand jauh lebih keren dan layak kita bantu pengembangannya. Dari apa yang kita lakukan, semoga semakin banyak bisnis makanan Indonesia yang go global dan menjangkau pasar internasional.







6 comments:

  1. Ngliat fotonya lgsung krucuk2 perutkuw

    ReplyDelete
    Replies
    1. @ Gustyanita Pratiwi : Oya ?! Yuk, makan bareng aku ! Sini ke Surabaya, ntar aku traktir makanan Suroboyoan. ^_^

      Delete
  2. Hmmm gudeg, rendang, soto... yang kayak gitu kudu GO INTERNASIONAL :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. @ Arinta Setia Sari : Betul, mbak ! Hayuk, kita buat beragam makanan Indonesia mampu merambah dunia internasional. Are you ready ?! ^_^

      Delete
  3. slh satu caranya jg bikin review kulineran di blog trs sebar sebarin di medsos...semangat dah pokoknya..demi tanah air tercinta :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. @ Inda Chakim : Benar, Mbak Inda. Wah, jadi pingin bikin blog khusus kuliner Indonesia. Makasih udah mampir ya ! ^_^

      Delete