Tuesday, April 21, 2015

Kartini, Perjuangan Menemukan Hidayah Ilahi


"Selama ini Al-Fatihah gelap bagi saya. Saya tak mengerti sedikit pun maknanya. Tetapi sejak hari ini ia menjadi terang-benderang sampai kepada makna tersiratnya, sebab Romo Kyai telah menerangkannya dalam bahasa Jawa yang saya pahami.” (RA. Kartini)

     
       Saya membaca buku "Habis Gelap Terbitlah Terang" (Door Duisternis Toot Licht), yang berisi kumpulan surat-surat RA. Kartini kepada sahabat-sahabatnya, saat masih duduk di bangku SMA. Surat-surat yang ditulis dengan bahasa indah tersebut menunjukkan upaya pencarian seorang Kartini akan makna ilmu yang terkandung di dalam kitab suci Al-Qur'an. Di masa Kartini hidup, Al-Qur'an belum banyak diketahui maknanya karena tak banyak atau malah tak boleh diterjemahkan. Itu sebabnya, isi dan makna Al-Qur'an menjadi tak mampu dipahami oleh para pemeluk Islam. 

       Upaya yang dilakukan Kartini adalah sebuah perjuangan untuk mencari hidayah Allah SWT. Hingga, dalam sebuah pengajian di rumah pamannya (Bupati Demak), Kartini menemukan jalan menuju cahaya lewat Kyai Sholeh Darat. Kartini terpukau dengan terjemahan ayat-ayat Al-Qur'an. Salah satu ayat yang menembus hati Kartini adalah QS. Al-Baqarah (2) ayat 257 : "Orang-orang beriman dibimbing Allah dari kegelapan menuju cahaya."


       Semangat untuk mencari ilmu inilah yang pada akhirnya membuat Kartini berusaha memajukan dirinya dan kaum wanita di sekitarnya. Kartini menjadi pelopor untuk mencerdaskan wanita pada masa kehidupannya. Dia berusaha menyibak tirai kegelapan (kebodohan) menuju cahaya (cakrawala pengetahuan). Kartini telah menjadi teladan bahwa kondisi yang buruk harus diubah agar kehidupan kaum wanita menjadi lebih mulia dengan berilmu dan berpendidikan.

       Pembaca, selamat Hari Kartini 2015.





No comments:

Post a Comment