Monday, October 21, 2013

Ibu adalah Guru Terhebat bagi Sang Pemimpin Masa Depan

#LombaBlogNUB

Info lomba Nutrisi untuk Bangsa.

        Seorang ibu adalah guru pertama dan utama bagi seorang anak. Sosok ibu semestinya memiliki wawasan keilmuan yang mumpuni agar mampu menjadi pendidik terhebat bagi putra-putrinya. Ibu merupakan figur pertama yang biasanya lebih dekat di hati maupun secara fisik dengan anak-anaknya. Ibu merupakan koridor pengetahuan yang mampu mengantarkan buah hatinya meraih impian, menjadi pemimpin masa depan yang berkualitas.

        Ada banyak hal yang dilakukan seorang ibu demi anaknya, dimulai sejak masa kehamilan. Saat ibu hamil, gizi untuk janin diberikan dengan sebaik-baiknya oleh ibunya. Setelah melahirkan, ibu sibuk merawat dan mengasuh si kecil. Masa balita (golden age) merupakan tahun-tahun pertama pertumbuhan yang pasti menjadi waktu terindah untuk menanamkan beragam pengetahuan bagi si pemimpin kecil. 

Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang ibu dalam menjalankan perannya sebagai guru/pendidik pertama dan terhebat bagi si kecil adalah :

1. Ibu berperan dalam mengenalkan ajaran agama bagi si kecil.
Ibu adalah madrasah/pusat ilmu pengetahuan bagi anak-anaknya. Ibu yang memiliki khazanah pengetahuan    yang luas mampu menjadi ensiklopedia berjalan yang ilmunya terus  mengalir.
Hal pertama yang seharusnya diajarkan kepada seorang anak sejak dalam kandungan adalah mengenalkan pada Sang Pencipta, Allah SWT. Seorang ibu bisa mulai membacakan ayat-ayat Al-Qur’an sejak bayi di dalam kandungan. Setelah bayi lahir, ibu bisa membiasakan si anak mendengar  bacaan ayat suci saat disusui, membaca doa sebelum dan sesudah makan serta doa-doa lainnya. Anak-anak yang dibiasakan mendengarkan bacaan Al-Qur’an terbukti  mampu menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an di usia belia.

2. Ibu berperan sebagai pengajar nilai-nilai kebaikan.
Seorang ibu semestinya mengajarkan nilai-nilai kebaikan, benar-salah, baik-buruk, boleh-tidak boleh kepada anak-anaknya. Seorang anak kelak tumbuh dan berkembang di tengah keluarga besarnya serta masyarakat luas. Adalah lebih baik apabila ibu menanamkan nilai-nilai luhur kebaikan seperti sopan-santun, kata-kata baik, kasih sayang serta beragam norma kepada si kecil dari rumah. Tentu saja cara pengajarannya disesuaikan dengan tahap usia anak dan kemampuan si anak untuk memahaminya.

3. Ibu berperan sebagai pendidik yang mewariskan adab dan tradisi keluarga.
Saat ini, nilai-nilai pergaulan sesuai adab ketimuran semakin menipis. Tradisi berbagai budaya Indonesia yang memiliki beragam suku bangsa mulai banyak ditinggalkan. Seorang  ibu dapat membekali anak dengan cerita dan contoh tentang adab, budaya dan tradisi keluarga besar anak. Misalnya : ibu berasal dari Jawa, ayah berasal dari Padang. Ajak anak untuk mulai mengenal perbedaan kultur ayah dan ibunya agar tertanam rasa saling mencintai dan menghormati adat, budaya dan tradisi keluarganya.

4. Ibu berperan dalam mengajarkan anak memilih teman dan bersosialisasi.
Zaman sudah berubah. Pergaulan di masa modern berbeda dengan masa kita kecil dahulu. Seorang ibu harus mulai mengajari anak untuk berhati-hati dalam berteman. Hal ini dilakukan bukan bertujuan pilih-pilih teman. Namun, teman yang baik akan membawa pada kebaikan. Teman dan lingkungan pergaulan yang buruk bisa mempengaruhi anak pada hal negatif. Salah satu hal yang bisa dilakukan ibu adalah membantu anak memilih teman yang baik, menutup aurat dengan benar sesuai syariat agama dan mengajarkan pada anak cara menjadi pribadi yang baik. Sehingga, anak akan disukai teman-temannya, pintar bergaul, tidak kuper dan mudah beradaptasi dengan lingkungan.

5. Ibu berperan dalam membimbing dan mendampingi anak mengenal teknologi.
Kini, kemajuan teknologi berjalan sangat pesat. Anak-anak balita pun sudah banyak yang mengenal komputer dan gadget. Maka, seorang ibu dituntut menjadi guru pertama yang bisa membimbing dan mendampingi anak dalam mengenal dunia teknologi. Era teknologi yang sering disebut juga era dotcom memiliki sisi positif sekaligus negatif. Tugas ibu bertambah dengan menyediakan waktu mendampingi, bermain bersama dan menjelaskan kebaikan serta keburukan teknologi (internet) yang diakrabinya.

6. Ibu berperan dalam menanamkan arti pentingnya kesehatan sebagai investasi masa depan.
Seorang ibu, lazimnya dikenal cerewet dalam urusan pemberian makanan dan zat-zat gizi untuk anak. Ibu berusaha memberikan makanan dan nutrisi terbaik untuk buah hatinya. Namun, anak-anak cenderung kurang mengerti dengan maksud baik ibunya. Oleh karena itu, ibu perlu mengajarkan pengetahuan tentang makanan, kebutuhan gizi dan nutrisi kepada anak.
Caranya : ibu bisa bercerita tentang susu yang bisa membuat tubuh sehat dan kuat. Anak yang suka minum susu tidak mudah sakit. Tubuh yang sehat memudahkan anak untuk belajar. Kesehatan itu harta yang sangat berharga untuk meraih masa depan yang cemerlang.
 
7. Ibu berperan dalam mengajarkan anak tentang cara mengatur dan memanfaatkan waktu.
Seorang ibu biasanya membiasakan anak-anak untuk melakukan kegiatan di waktu-waktu yang ditentukan. Pagi hari, seusai mandi anak diajarkan sarapan, berjalan-jalan di taman, bermain, diperkenalkan waktu tidur siang, makan siang, mandi sore, dst. Pola pembiasaan ini sebenarnya merupakan upaya sederhana seorang ibu untuk mengajari anak cara mengatur dan  memanfaatkan waktunya. Setiap pertambahan usia, anak akan semakin memahami bahwa waktu harus diatur dan diisi dengan kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya.

8. Ibu berperan dalam menanamkan rasa cinta dan keutamaan mempelajari ilmu pengetahuan.
Anak-anak yang kreatif, cerdas dan senang belajar biasanya tumbuh dari keluarga yang punya kecintaan pada dunia ilmu pengetahuan. Semangat yang luar biasa tersebut tumbuh karena orang tua mengerti keutamaan-keutamaan mempelajari ilmu pengetahuan. Nah, rasa cinta ilmu yang dahsyat dan pemahaman tentang keutamaan mempelajari ilmu pengetahuan ini sangat penting untuk ditumbuhkan pada diri anak. Lagi-lagi, ibu mendapat tugas menyemai benih kecintaan pada dunia ilmu pengetahuan dan mengenalkan keutamaan mempelajarinya kepada sang anak. Dari kejadian kecil di sekitarnya, ibu bisa membuat si kecil mencintai ilmu dan bersemangat mempelajarinya.
Contohnya : ibu bisa menjelaskan tentang turunnya hujan, bagaimana ulat berubah menjadi  kupu-kupu, dll.

9. Ibu berperan dalam membantu anak meraih impian masa depannya.
Apa cita-cita si kecil? Seorang anak, sejak balita biasanya sudah mampu menyebutkan tentang impiannya di masa depan. Seorang ibu berperan membantu, memotivasi dan mengarahkan si bintang cilik untuk meraih cita-cita di masa depannya. Seorang ibu mampu melihat kelebihan dan kekurangan anak. Ibu bisa mengajak anak berbicara semisal impiannya tak sesuai dengan kondisi si kecil. Saat usia anak semakin dewasa dia akan mampu berdiskusi ulang dengan ibu tentang cita-citanya. Yang terpenting, ibu tetap berperan sebagai pemberi semangat bagi sang bintang agar terus bersinar. Tugas seorang ibu adalah membuat kuncup bunga di taman rumah mekar menjadi bunga yang indah dan menebarkan keharumannya.
 
        Demikianlah, seorang ibu memiliki peran sebagai guru yang terhebat bagi si pemimpin kecil. Seorang ibu dituntut mampu melakukan banyak hal untuk buah hatinya. Seorang ibu diharapkan mampu mencetak bintang kecilnya menjadi bintang besar, pemimpin berkualitas di masa depan. Tak bisa diragukan lagi, seorang wanita harus bersiap menjadi ibu yang handal untuk putra-putrinya. Dengan demikian pemimpin-pemimpin kecil akan selalu bersinar dan semakin meluas cahayanya di tangan seorang guru kreatif, super dan berakhlak mulia. Guru hebat pencetak pemimpin-pemimpin masa depan yang dahsyat itu bernama seorang ibu.            


Blog writing competition NUB : lomba menulis berhadiah.


No comments:

Post a Comment