Thursday, July 18, 2013

Rumah Sehat dan Ramah Lingkungan (Bagian I)


Ary, enjoy menjelaskan tentang rumah mungil yang ramah lingkungan.


Seminar Femina, Sabtu, 21 Mei 2011
Hotel J.W. Marriott Surabaya
Pembicara : Ary Indra (arsitek)


Rumah Mungil, Fungsional dan Bersahabat dengan Alam

Rumah adalah objek arsitektur yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Rumah menjadi tempat bagi kita dalam mengalami peristiwa kelahiran, pertumbuhan, perkawinan, sakit, kematian dan acara-acara lain dalam kehidupan. Rumah menjadi tempat manusia mengalami siklus hidupnya dan karena maknanya itu rumah menempati bagian tersendiri dalam kajian arsitektur. Sayangnya, menikmati rumah sudah direduksi menjadi penikmatan keindahan dua dimensi. Sesuatu yang wajar, namun memprihatinkan di era screen culture, di mana arsitektur hanya dilihat sebagai benda dua dimensi, urutan foto-foto keindahan tanpa cacat. Apabila kita buka majalah arsitektur atau gaya hidup, maka yang terpajang adalah gambar rumah yang licin mengkilat, bantal-bantal dan rangkaian bunga tertata indah, tanaman yang terpangkas rapi, tanpa ada ruang untuk setitikpun noda kehidupan.

Arsitektur adalah kata kerja dan bukan kata benda. Menikmati arsitektur tidak hanya dengan mata namun juga perlu mengaktifkan hampir seluruh panca indera kita. Arsitektur seperti sebuah runtutan pengalaman yang dimulai dari kejauhan saat objek mulai tampak di depan mata, mendekatinya untuk merasakan suasananya dalam skala manusia, menyentuhnya dengan tangan untuk merasakan tekstur bentuknya dan bahkan membaui untuk bisa merasakan secara benar objek tersebut dalam konteks lingkungannya.

Membuat rumah seharusnya dilakukan seperti mencipta sebuah objek arsitektur yang benar. Rumah seharusnya memberikan kemanjaan pada panca indera yang kita miliki dan tidak mereduksinya hanya untuk penikmatan visual belaka seperti yang kita akrabi selama ini. Komposisi pemaknaan yang tepat pada pandangan, perabaan, pendengaran dan penciuman sungguh penting supaya pengalaman yang diperoleh merupakan kesatuan yang renyah namun tidak terpisahkan.

~ Rumah Mungil
Mimpi memiliki rumah adalah mimpi semua orang untuk melengkapi 3 hal pokok : sandang, pangan dan papan. Namun, harga rumah semakin mahal dan kemungkinan yang terwujud umumnya tidak seindah impian. Rumah menjadi semakin kecil karena kini rumah adalah bagian dari komoditi yang harus memiliki kaidah-kaidah ekonomi.
Hal ini mengingatkan kita bahwa sudah waktunya bagi kita yang tinggal di kota besar memiliki satuan 'ukuran' tersendiri untuk dinikmati. Kita disarankan untuk tidak melihat rumah hanya dari segi ukuran/luasnya namun seberapa kaya rumah kita mampu menjadi tempat bereksplorasi bagi penghuninya. Adalah lebih utama mendeskripsikan ukuran dalam satuan sedikit berbeda, yang dapat disemangati sebagai upaya menjadikan rumah menjadi tempat yang lebih baik. Sama seperti mentransformasi House menjadi Home, rumah kecil direka ulang menjadi rumah mungil, nilai ukuran yang objektif dijadikan subjektif.

Rumah mungil dikonotasikan sebagai keelokan, kenikmatan memiliki sebuah hunian kecil, terbatas namun penuh makna dan pengalaman di dalamnya, rumah yang bisa dipakai untuk menggiatkan semua panca indera kita. Rumah untuk kehidupan, bukan rumah hanya sekedar untuk pajangan.

Sebuah hunian selalu mengandung jiwa pemiliknya sehingga faktor manusia menjadi penting untuk mewujudkan rumah mungil. Sebagai kuncinya, kita harus mampu mereduksi want (keinginan) dan menyediakan apa-apa yang menjadi need (kebutuhan). Sehingga, rumah kecil tidak berlebihan dalam segala elemen pembentuknya dan kita diharapkan mampu mengoptimalkan apa yang ada supaya lebih berguna serta mensiasati yang tidak ada dengan keterbatasan yang dimiliki. Rumah mungil lebih dari sekedar tempat bernaung namun juga ruang kehidupan yang kaya. Rumah bukan hanya sebuah ruang pamer namun memiliki kaidah fungsional yang nyata.

Dalam upaya menciptakan rumah yang fungsional dan fleksibel, dinding adalah bagian termudah untuk disiasati. Sebuah rumah kecil yang dibiarkan terbuka tanpa banyak sekat terasa lebih nyaman dibandingkan pemberian pembatas yang berlebihan. Sehingga, pilihan mengurangi jumlah dinding membuat rumah mungil menjadi kesatuan visual yang luas, lebih menarik daripada sekadar komposisi banyak ruang kecil yang berhubungan. Seberapa sering tamu berkunjung ke rumah kita? Kenyamanan pemilik rumah tentu menempati prioritas tertinggi dibandingkan tamu yang hanya datang sesekali. Apabila jarang ada tamu yang datang ke rumah, ruang tamu bisa dibuat di teras rumah. Sementara itu, ruang di dalam rumah dapat dipergunakan sebagai ruang keluarga.

Apabila ukuran rumah menjadi kendala, kita dapat memanfaatkan warna untuk membentuk suasana yang diinginkan. Dinding dapat diperkuat dengan bantuan warna yang sensasinya memberi kesempatan melihat hidup sehari-hari dalam nuansa yang berbeda. Pemilihan warna yang menenangkan sama pentingnya dengan membubuhkan warna yang menggairahkan. Sebab, inti mewarnai rumah adalah memainkan emosi yang ditimbulkan pada saat kita memandangnya. Warna yang tepat dapat memberi kedalaman berbeda di setiap bidang dinding kita. Sebuah warna yang berbeda pada ruangan yang didominasi warna putih akan memberi penekanan yang lebih pada bagian tersebut, memberikan daya tarik pada ruangan.
Bermain dengan tekstur juga akan memberikan bumbu pengalaman di dalam rumah mungil. Menerapkan satu macam tekstur memang mudah dan murah untuk pemeliharaan, namun rumah akan cepat membosankan. Tekstur halus untuk pintu utama dan setengah kasar pada dindingnya akan memberi keragaman yang kaya dan memanjakan indera peraba. Keasyikan merasakan hal yang berbeda dalam satu permukaan rumah mungil yang tertata akan menjadikan memori kenikmatan saat kita merekamnya sebagai kenyamanan yang pas dan terjaga. Menerapkan berjenis pelapis dinding tanpa berlebihan juga strategi mudah yang dapat dikedepankan. Dalam komposisi yang tepat, kombinasi yang berbeda memberikan rumah kecil kedalaman yang sesungguhnya tidak dimilikinya.

Rumah seharusnya memberikan kesempatan bagi penghuninya untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat. Adalah sangat menyenangkan untuk dapat menemukan sesuatu yang baru setiap hari di rumah. Bagi anak-anak, rumah sebaiknya memberikan ruang yang cukup bagi mereka untuk bereksplorasi dan memuaskan rasa ingin tahu mereka yang biasanya sedang berada dalam puncak perkembangannya. Pada akhirnya, rumah yang baik akan menumbuhkan karakter yang positif pada diri anak-anak.

Rumah juga arena eksplorasi yang menyenangkan untuk orang dewasa apabila penghuni rumah dapat menemukan pengalaman yang berbeda setiap hari di rumahnya. Hal-hal alami seperti cahaya matahari, embusan angin, bayangan benda maupun bulan yang sedang purnama merupakan bagian keindahan yang semestinya dapat kita nikmati di rumah kita. Oleh karena itu, rumah yang 'kaya' merupakan terowongan yang menjadi ruang eksplorasi yang tidak ada habisnya bagi para penghuninya.

Nah pembaca, sudahkah kita mendesain hunian kita menjadi rumah yang kaya?


2 comments:

  1. Ah jadi pengen ganti cat rumah jadinya :)

    ReplyDelete
  2. @ ceritaeka.com : Haha, lanjutkan aja semangat mewarnai rumahnya.... ^_^

    ReplyDelete