Ary, enjoy menjelaskan tentang rumah mungil yang ramah lingkungan. |
Hotel J.W. Marriott Surabaya
Pembicara : Ary Indra (arsitek)
Rumah Mungil, Fungsional dan Bersahabat dengan Alam
Rumah
adalah objek arsitektur yang dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Rumah menjadi tempat bagi kita dalam mengalami peristiwa kelahiran,
pertumbuhan, perkawinan, sakit, kematian dan acara-acara lain dalam
kehidupan. Rumah menjadi tempat manusia mengalami siklus hidupnya dan
karena maknanya itu rumah menempati bagian tersendiri dalam kajian
arsitektur. Sayangnya, menikmati rumah sudah direduksi menjadi
penikmatan keindahan dua dimensi. Sesuatu yang wajar, namun
memprihatinkan di era screen culture, di mana arsitektur hanya dilihat sebagai benda dua dimensi, urutan foto-foto keindahan tanpa cacat. Apabila
kita buka majalah arsitektur atau gaya hidup, maka yang terpajang
adalah gambar rumah yang licin mengkilat, bantal-bantal dan rangkaian
bunga tertata indah, tanaman yang terpangkas rapi, tanpa ada ruang untuk
setitikpun noda kehidupan.
Arsitektur adalah kata kerja dan bukan
kata benda. Menikmati arsitektur tidak hanya dengan mata namun juga
perlu mengaktifkan hampir seluruh panca indera kita.
Arsitektur seperti sebuah runtutan pengalaman yang dimulai dari kejauhan
saat objek mulai tampak di depan mata, mendekatinya untuk merasakan
suasananya dalam skala manusia, menyentuhnya dengan tangan untuk
merasakan tekstur bentuknya dan bahkan membaui untuk bisa merasakan
secara benar objek tersebut dalam konteks lingkungannya.
Membuat
rumah seharusnya dilakukan seperti mencipta sebuah objek arsitektur yang
benar. Rumah seharusnya memberikan kemanjaan pada panca indera yang
kita miliki dan tidak mereduksinya hanya untuk penikmatan visual belaka
seperti yang kita akrabi selama ini. Komposisi pemaknaan yang tepat pada
pandangan, perabaan, pendengaran dan penciuman sungguh penting supaya
pengalaman yang diperoleh merupakan kesatuan yang renyah namun tidak
terpisahkan.
~ Rumah Mungil
Mimpi
memiliki rumah adalah mimpi semua orang untuk melengkapi 3 hal pokok :
sandang, pangan dan papan. Namun, harga rumah semakin mahal dan
kemungkinan yang terwujud umumnya tidak seindah impian. Rumah menjadi
semakin kecil karena kini rumah adalah bagian dari komoditi yang harus
memiliki kaidah-kaidah ekonomi.
Hal ini mengingatkan kita bahwa
sudah waktunya bagi kita yang tinggal di kota besar memiliki satuan
'ukuran' tersendiri untuk dinikmati. Kita disarankan untuk tidak melihat
rumah hanya dari segi ukuran/luasnya namun seberapa kaya rumah kita
mampu menjadi tempat bereksplorasi bagi penghuninya. Adalah lebih utama
mendeskripsikan ukuran dalam satuan sedikit berbeda, yang dapat
disemangati sebagai upaya menjadikan rumah menjadi tempat yang lebih
baik. Sama seperti mentransformasi House menjadi Home, rumah kecil direka ulang menjadi rumah mungil, nilai ukuran yang objektif dijadikan subjektif.
Rumah mungil
dikonotasikan sebagai keelokan, kenikmatan memiliki sebuah hunian
kecil, terbatas namun penuh makna dan pengalaman di dalamnya, rumah yang
bisa dipakai untuk menggiatkan semua panca indera kita. Rumah untuk
kehidupan, bukan rumah hanya sekedar untuk pajangan.
Sebuah hunian
selalu mengandung jiwa pemiliknya sehingga faktor manusia menjadi
penting untuk mewujudkan rumah mungil. Sebagai kuncinya, kita harus
mampu mereduksi want (keinginan) dan menyediakan apa-apa yang menjadi need
(kebutuhan). Sehingga, rumah kecil tidak berlebihan dalam segala elemen
pembentuknya dan kita diharapkan mampu mengoptimalkan apa yang ada
supaya lebih berguna serta mensiasati yang tidak ada dengan keterbatasan
yang dimiliki. Rumah mungil lebih dari sekedar tempat bernaung namun
juga ruang kehidupan yang kaya. Rumah bukan hanya sebuah ruang pamer
namun memiliki kaidah fungsional yang nyata.
Dalam upaya menciptakan rumah yang fungsional dan fleksibel, dinding adalah
bagian termudah untuk disiasati. Sebuah rumah kecil yang dibiarkan
terbuka tanpa banyak sekat terasa lebih nyaman dibandingkan pemberian
pembatas yang berlebihan. Sehingga, pilihan mengurangi jumlah dinding
membuat rumah mungil menjadi kesatuan visual yang luas, lebih menarik
daripada sekadar komposisi banyak ruang kecil yang berhubungan. Seberapa
sering tamu berkunjung ke rumah kita? Kenyamanan pemilik rumah tentu
menempati prioritas tertinggi dibandingkan tamu yang hanya datang
sesekali. Apabila jarang ada tamu yang datang ke rumah, ruang tamu bisa
dibuat di teras rumah. Sementara itu, ruang di dalam rumah dapat
dipergunakan sebagai ruang keluarga.
Apabila ukuran rumah menjadi kendala, kita dapat memanfaatkan warna
untuk membentuk suasana yang diinginkan. Dinding dapat diperkuat dengan
bantuan warna yang sensasinya memberi kesempatan melihat hidup
sehari-hari dalam nuansa yang berbeda. Pemilihan warna yang menenangkan
sama pentingnya dengan membubuhkan warna yang menggairahkan. Sebab, inti
mewarnai rumah adalah memainkan emosi yang ditimbulkan
pada saat kita memandangnya. Warna yang tepat dapat memberi kedalaman
berbeda di setiap bidang dinding kita. Sebuah warna yang berbeda pada
ruangan yang didominasi warna putih akan memberi penekanan yang lebih
pada bagian tersebut, memberikan daya tarik pada ruangan.
Bermain dengan tekstur
juga akan memberikan bumbu pengalaman di dalam rumah mungil. Menerapkan
satu macam tekstur memang mudah dan murah untuk pemeliharaan, namun
rumah akan cepat membosankan. Tekstur halus untuk pintu utama dan
setengah kasar pada dindingnya akan memberi keragaman yang kaya dan
memanjakan indera peraba. Keasyikan merasakan hal yang berbeda dalam
satu permukaan rumah mungil yang tertata akan menjadikan memori
kenikmatan saat kita merekamnya sebagai kenyamanan yang pas dan terjaga.
Menerapkan berjenis pelapis dinding tanpa berlebihan juga strategi
mudah yang dapat dikedepankan. Dalam komposisi yang tepat, kombinasi
yang berbeda memberikan rumah kecil kedalaman yang sesungguhnya tidak
dimilikinya.
Rumah seharusnya memberikan kesempatan bagi
penghuninya untuk tumbuh dan berkembang dengan sehat. Adalah sangat
menyenangkan untuk dapat menemukan sesuatu yang baru setiap hari di
rumah. Bagi anak-anak, rumah sebaiknya memberikan ruang yang cukup bagi
mereka untuk bereksplorasi dan memuaskan rasa ingin tahu mereka yang
biasanya sedang berada dalam puncak perkembangannya. Pada akhirnya,
rumah yang baik akan menumbuhkan karakter yang positif pada diri anak-anak.
Rumah
juga arena eksplorasi yang menyenangkan untuk orang dewasa apabila
penghuni rumah dapat menemukan pengalaman yang berbeda setiap hari di
rumahnya. Hal-hal alami seperti cahaya matahari, embusan angin,
bayangan benda maupun bulan yang sedang purnama merupakan bagian
keindahan yang semestinya dapat kita nikmati di rumah kita. Oleh karena
itu, rumah yang 'kaya' merupakan terowongan yang menjadi ruang
eksplorasi yang tidak ada habisnya bagi para penghuninya.
Nah pembaca, sudahkah kita mendesain hunian kita menjadi rumah yang kaya?
Ah jadi pengen ganti cat rumah jadinya :)
ReplyDelete@ ceritaeka.com : Haha, lanjutkan aja semangat mewarnai rumahnya.... ^_^
ReplyDelete