Monday, September 19, 2022

Review "Mary Poppins"


 
"Terbang ke dunia imajinasi bersama Mary Poppins"


Judul buku : Mary Poppins
Penulis : P.L. Travers
Penerjemah : Desak Pusparini
Ilustrasi : Rizki Goni
Penerbit : Qanita (PT Mizan Pustaka)
Ukuran : 13 X 20,5 cm
Tebal : 226 halaman
Cetakan : pertama, Agustus, 2012
ISBN : 978-602-9225-53-2
Peresensi : Sri Juli Astuti



"Punya ciri khas kisah fantasi yang menyenangkan." 
(The New York Times)



       Nama dan karakter Mary Poppins terdengar sayup-sayup waktu saya masih kanak-kanak hingga usia dewasa muda. Saya baru mengenal sosok pengasuh (nanny) eksentrik ini saat menonton film "Mary Poppins Return" akhir tahun 2018. Sebuah film musikal yang menurut saya bagus sekali.


       Saya punya buku tentang Mary Poppins. Saya baru tahu ternyata kisahnya ada delapan seri. Mary Poppins yang saya baca sepertinya bagian pertama dari rangkaian episode. Dalam buku ini, Mary Poppins digambarkan memasuki kehidupan keluarga Mr. Banks dan Mrs. Banks.


       Mr. Banks meminta Mrs. Banks untuk memilih; sebuah rumah yang bagus, bersih, dan nyaman, atau empat orang anak. Akhirnya, Mrs. Banks lebih memilih memiliki Jane, Michael, serta John dan Barbara. (halaman 14). Kepergian Katie Nanna, membuat keluarga Banks membutuhkan penggantinya. Alhasil, Mary Poppins hadir memenuhi iklan lowongan kerja di koran.


       Konon, Mary Poppins datang bersama angin Timur, dan pergi kala angin berubah. Dia bekerja sebagai pengasuh di rumah nomor tujuh belas, Cherry-Tree Lane, London, U.K. Rumah tersebut menjadi tempat tinggal keluarga Mr. Banks. Mary Poppins adalah bagian keluarga tersebut, menjadi pengasuh Jane, Michael, serta si kembar John dan Barbara. Kehadiran Mary Poppins yang tegas, kaku, dan punya rahasia magis mengubah gaya hidup anak-anak Banks.


       Mary Poppins sering membawa Jane dan Michael berpetualang ke dunia fantasi, melalui kunjungan ke pamannya, mengenal Andrew- anjing Miss Lark-(tetangga sebelah), cerita tentang sapi merah penari, petualangan via kompas ajaib, bertemu wanita penjual pakan burung, mencicipi kue jahe buatan Mrs. Corry, bahasa ajaib John plus Barbara, ulang tahun Mary di kebun binatang, juga berbelanja kebutuhan natal. Awalnya Mary Poppins kurang disukai Jane maupun Michael karena biasa menanamkan kedisiplinan pada mereka.


       Saat angin Barat tiba, Mary Poppins memenuhi janji untuk pulang, meninggalkan tempat kerjanya di Cherry-Tree Lane. Michael mendapatkan kenang-kenangan berupa kompas ajaib. Sementara itu, Jane menerima lukisan Mary Poppins yang dibuat Bert (sahabat Mary). Demikianlah, kasih sayang tumbuh seiring kebersamaan. Mary Poppins menghilang, namun memori atas dirinya ada di hati keluarga Mr. Banks. Au revoir, sampai jumpa lagi, pesan yang ditulis Mary untuk Jane.


       Satu kejutan sudah saya temukan ketika membuka halaman-halaman depan buku. Saya mengira P.L. Travers adalah laki-laki. Ternyata, saya keliru. Pamela Lyndon Travers berjenis kelamin wanita. Dia seorang novelis yang hebat, karena menciptakan nanny yang unik dan misterius, Mary Poppins. Cerita pengasuh ajaib, Mary Poppins, telah difilmkan dan membuat pemirsanya jatuh hati. Buku karya Bu Pamela dilengkapi ilustrasi sederhana. Jumlah halamannya juga tidak terlalu tebal, hingga nyaman dibaca sebagai pelepas penat. Imajinasi penulis tentu mengacu pada setting Mary Poppins lahir, Inggris. Itu sebabnya, pembaca berusia muda (usia sekolah dasar) sebaiknya perlu pendampingan dari ayah atau ibundanya. Yang jelas alam ilusi yang melingkari Mary Poppins mampu membuat pembaca kagum, karena bergerak secara tak terduga, serta melampaui ekspektasi. Anda berminat untuk menjelajahi dunia Mary Poppins bukan, bestie?





#bacabarengwishSeptember2022
#muslimahbacabuku
#temanmuslimah
#MenggapaiJannah






1 comment:

  1. Baru tahu tentang buku ini, oh ternyata film itu baru paham kalau ada versi novelnya. Kadang lebih suka novel daripada fillmnya cuma jarang tahu kalau ada versi novel gitu. Terima kasih reviewnya!

    ReplyDelete