Indari Mastuti berbagi ilmu di acara Kopdar-HBH IIDN-IIDB Jatim. |
Jumat pagi 12-09-2014, usai mengerjakan beberapa tugas kantor, saya melapiskan rok di atas celana panjang busana kerja. Saya setengah berlari ke jalan raya, mencari angkutan ke Kebun Bibit, Surabaya. Saya paham bahwa saya sudah terlambat. Namun, buat saya lebih baik datang di acara Kopdar dan Halal Bihalal IIDN-IIDB Jawa Timur daripada tidak hadir sama sekali. Saya yakin bahwa ada ilmu baru yang bermanfaat yang akan saya dapatkan.
Saat saya datang, materi "Kupas Tuntas Metrik Penulis dan Metrik Pebisnis" sedang disampaikan oleh Indari Mastuti. Saya segera mencari tempat duduk dan menyimak materi yang diberikan. Saya mengenal nama Indari Mastuti beberapa tahun lalu. Saya mengagumi sosok Indari yang inovatif, kreatif dan mampu memberdayakan kaum wanita, khususnya ibu-ibu. Itu sebabnya, Indari membangun komunitas IIDN (Ibu-ibu Doyan Nulis) dan IIDB (Ibu-ibu Doyan Bisnis). Adalah suatu kebahagiaan bila saya bisa bertemu dengan sosok hebat seperti Indari.
Acara kopdar dan HBH digelar dalam format sederhana, lesehan di Pendopo 2, Taman Flora, Surabaya. Namun, materi yang diberikan menambah wawasan dan semangat bagi anggota IIDN-IIDB Jatim untuk meningkatkan komitmen diri, baik sebagai penulis maupun pebisnis. Ibu atau wanita mampu mengoptimalkan potensi dirinya. Salah satunya dengan kegiatan menulis dan menambah penghasilan keluarga dengan berbisnis.
Foto bersama IIDN-IIDB Jatim seusai acara. |
Pada umumnya, ibu-ibu anggota IIDN hanya berkeinginan menjadi penulis, namun mereka tak kunjung merealisasikan impiannya. Oleh karena itu, Indari mengajarkan cara berdisiplin menulis dengan menciptakan "Metrik Penulis" yang membantu penulis untuk berkomitmen menulis setiap hari. Sementara itu, anggota IIDB juga disarankan memiliki target harian dalam pencapaian omzet bisnisnya. Bagaimana dengan penulis yang sekaligus pebisnis (writerpreneur)? Sama. Para writerpreneur, di samping dituntut mampu menulis juga memiliki kemampuan menjual sendiri hasil karyanya (buku, e-book, naskah, dll). Di masa kini, para penulis tak cukup jika hanya mengandalkan penerbit saja. Penulis juga harus aktif apabila ingin hasil royalti dan penjualan bukunya signifikan.
Acara siang itu ditutup dengan sesi foto bersama dan santap siang. Saya bersyukur bisa bertemu teman-teman IIDN-IIDB Jatim. Saya juga mendapat beberapa teman baru. Silaturahmi di samping memanjangkan usia insya Allah pasti menambah rezeki. Suatu hari nanti, saya percaya pasti ada hikmah yang saya petik dari silaturahmi bersama komunitas IIDN-IIDB Jatim. Sebuah hobi akan lebih melejitkan potensi diri jika ditunjang dengan bergabung dalam komunitas. Ada support-system yang akan menambah semangat dan menjadi penguat langkah kita.
Drrrt...drrtt...drrrttt! Saya merasakan ada yang bergetar di balik baju. Yup! Sebuah pesan masuk ke handphone saya. Waduh, hp tersebut saya masukkan saku celana panjang yang terlapisi rok.... Setelah krasak-krusuk, saya berhasil menarik hp jadul dari dalam saku.
"Lagi di mana? Dicari Bapaknya. Konsep suratnya disuruh ngenet sekarang," bunyi sms di layar hp.
"Lagi di Kebun Bibit. Ada acara silaturahmi. Tunggu ya...." saya kirim pesan balasan.
Pukul 12.15 WIB saya meluncur dengan bemo kembali ke kantor. Alhamdulillah, saya mendapat hadiah indah. Sebuah silaturahmi, ilmu yang menambah motivasi dan teman-teman komunitas IIDN-IIDB Jatim.
Yes! Keren, Mbak...
ReplyDelete@ www.bacawajah.blogspot.com : Alhamdulillah, makasih ya ! =D
Delete