Tung Desem Waringin di seminar Financial Revolution. |
Perjalanan hidup ini melewati tahap demi tahap waktu sesuai siklus kehidupan manusia mulai dari lahir-masa kanak-masa sekolah dan kuliah-bekerja-menikah-membesarkan anak-menikmati masa tua-meninggal dunia. Di masa anak-anak hingga kuliah saya tak banyak berpikir tentang urusan keuangan. Masalah makan, tempat tinggal, uang sekolah, pakaian, dan beragam kebutuhan ditanggung keluarga (orangtua). Hingga, masa bekerja pun tiba. Saya beruntung kuliah di sebuah sekolah kedinasan. Setelah lulus kuliah, saya bisa langsung bekerja sebagai PNS di sebuah kementerian. Saya menerima gaji bulanan sebagai imbalan kerja.
Rhenald Kasali di seminar Femina. |
Safir Senduk di acara Femina. |
Di masa-masa sulit itu, saya berobat ke dokter dan berkonsultasi ke psikolog. Saya sangat bersyukur bertemu dokter dan psikolog yang berwawasan luas dan mampu melihat potensi yang saya miliki. Dokter dan psikolog memberi saran agar saya berusaha terus belajar dan meluaskan pergaulan supaya saya cepat sehat. Saya dianjurkan ikut kegiatan di luar rutinitas kerja dan bergabung dalam komunitas yang beraktivitas positif. Kondisi saya waktu itu benar-benar jauh di bawah teman-teman seangkatan saat kuliah yang rata-rata sudah hidup cukup mapan. Saya sakit-sakitan, tinggal di kamar kos, dan tak memiliki banyak harta. Saya tak pernah menduga bahwa kondisi keterpurukan yang saya alami akhirnya menjadi turning point (titik balik) dalam kehidupan.
Ligwina Hananto di sebuah seminar. |
Rumah yang manis, tahun 2009. |
Ruang perpustakaan kecil di rumah. |
Syukuran menempati rumah baru saya. |
Alviko Ibnugroho di acara Sun Life. |
Prita Ghozie di Novotel Surabaya. |
Tabungan syariah untuk haji+umrah. |
Satu rekening bank untuk satu tujuan keuangan. |
Berikut ini beberapa kebijakan pengelolaan keuangan yang saya canangkan :
1. Memberi prioritas pada kewajiban agama, asuransi, dan pelunasan utang
Saat menerima gaji bulanan, saya potong terlebih dahulu untuk ZIS (zakat, infaq, dan sedekah). Kemudian, saya ambil sebagian untuk membayar asuransi kesehatan swasta. Setelah itu, saya transfer sebagian untuk pembayaran angsuran rumah (KPR). Saya membuat target agar sisa utang KPR ini bisa segera terlunasi dalam waktu 3 tahun, dari sisa waktu utang yang 9 tahunan.
2. Membuat anggaran bulanan selama 1 tahun
Salah satu penyebab 'kebocoran' keuangan adalah pelanggaran dari pos-pos anggaran yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, saya berusaha untuk kembali menaati perencanaan keuangan bulanan dan tidak tergoda mengeluarkan dana untuk hal-hal yang belum menjadi prioritas. Anggaran bulanan yang dibuat sekaligus dalam jangka waktu 1 tahun memudahkan untuk melihat adanya surplus dan minus dana setiap bulan.
3. Menulis impian yang ingin diraih plus strategi serta target pencapaiannya
Saya menyiapkan buku khusus untuk mencatat impian yang ingin saya wujudkan setiap tahun berikut simulasi persiapan dana, serta penyiapan sumber-sumber dana untuk merealisasikannya. Saya berusaha untuk mematuhi target-target finansial yang saya buat.
4. Menambah penghasilan untuk meraih impian
Jujur saja, penghasilan saya sebagai PNS relatif tidak besar. Itu sebabnya, mulai awal bekerja saya terbiasa mencari penghasilan tambahan. Beberapa hal yang saya lakukan untuk menambah penghasilan adalah berjualan jilbab dan perlengkapan muslimah, menulis, dan berjualan buku-buku secara online. Saat kondisi keuangan saya terpuruk lagi tahun 2013-2014 lalu saya menemukan ide kreatif. Saya membuka "Klub Nulis Bersama" sebagai layanan jasa untuk menerbitkan buku. Royalti dari salah satu buku karya Klub Nulis Bersama saya sepakati bersama para kontributor untuk membantu penderita kanker (http://storiespark.blogspot.co.id/search/label/Galeri%20Info%20Klub%20Nulis%20Bersama). Saya yakin penghasilan tambahan dari menulis dan royalti buku-buku semakin lama semakin meningkat, dan suatu hari nanti bisa menjadi passive income dalam kehidupan.
5. Membuka rekening khusus untuk mencapai tujuan keuangan
Saya mempunyai 2 rekening dari 2 bank syariah, dan 5 rekening dari perbankan konvensional. Saya terbiasa membuka 1 rekening untuk 1 tujuan keuangan, agar tujuan akumulasi dana di rekening tersebut jelas. Sehingga, saya tidak seenaknya mengambil isi tabungan untuk membiayai sesuatu di luar rencana yang ditetapkan.
Contohnya :
- Tabungan BRI Syariah : menampung dana untuk menunaikan ibadah haji.
- Tabungan BNI Syariah : menampung dana untuk menunaikan ibadah umrah.
- Tabungan BCA : untuk melakukan pembayaran angsuran KPR, dst.
6. Berusaha beralih ke sistem perbankan (layanan) syariah
Saya seorang muslimah. Saya berusaha menata dan menjalani kehidupan, termasuk dalam hal keuangan sesuai syariat Islam. Salah satu hal yang saya lakukan saat ini adalah berusaha beralih dari perbankan konvensional ke perbankan syariah. Saya berusaha mencari info tentang produk-produk perbankan syariah agar bisa menjadi sahabat dalam pengelolaan keuangan. Dalam acara "Jumpa Blogger Sun Life" di Surabaya September 2015 lalu, saya menemukan bahwa Sun Life terpilih sebagai "Best Family Takaful Provider Indonesia 2015" (baca di sini : http://storiespark.blogspot.co.id/2015/10/jumpa-blogger-sun-life-financial-di.html). Saya tentu layak untuk mencoba produk-produk layanan syariah dari Sun Life Financial.
7. Cermat, hemat, dan disiplin dalam mengelola keuangan
Saya tak ingin mengulangi kondisi keterpurukan yang pernah saya alami. Itu sebabnya, saya berjanji dan berusaha untuk berhati-hati, cermat, dan disiplin dalam mengelola keuangan untuk masa depan cerah yang lebih sejahtera.
8. Menambah ilmu tentang pengelolaan keuangan dan memperluas jejaring pertemanan
Selama ini saya sudah cukup sering belajar imu keuangan dari beberapa pakar. Namun, saya tetap berinisiatif untuk memperdalam pemahaman tentang pengelolaan keuangan. Kemajuan zaman dan teknologi membuat saya terpacu untuk mampu mengikuti perkembangannya. Pengelolaan keuangan harus terus-menerus ditingkatkan kemampuannya, tak berhenti di satu titik. Saya merasa perlu untuk memperluas jejaring persahabatan. Dalam berbisnis dan menambah penghasilan, jaringan pertemanan yang luas mampu meningkatkan tambahan rezeki pula.
9. Memulai investasi meskipun dari instrumen yang kecil
Seusai 'topan badai' (ujian finansial) berakhir, saya berniat mulai berinvestasi lagi. Alasannya, demi menyelamatkan asset (rumah) saya terpaksa menutup investasi reksadana yang saya miliki. Saat ini kelebihan dana yang ada setiap bulan relatif kecil. Saya putuskan mengumpulkan dana 2-3 bulan, baru dibelikan dinar atau dirham. Setelah itu, saya berniat belajar tentang investasi di reksadana (saham) dengan lebih baik. Saya merencanakan berinvestasi dalam bentuk skill (ketrampilan) untuk mengelola keuangan melalui seminar atau pelatihan yang lebih intensif.
Demikianlah beberapa upaya yang saya lakukan untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Saya merencanakan meraih masa depan yang indah dan sejahtera dengan cara persiapan dan pengelolaan keuangan dengan cermat. Saya meyakini bahwa niat baik akan dimudahkan pula oleh Allah SWT untuk meraihnya. Sebagai muslim saya ingin lebih berdaya agar dapat menunaikan ibadah dengan lebih baik serta membantu lebih banyak kaum dhuafa. Saya bercita-cita menjadi muslimah yang kaya dalam arti mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan secara seimbang, dengan total harta lebih besar dari keseluruhan utang. Saya berharap mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan hidup dari passive income, penerimaan di luar gaji bulanan. Saya berusaha mengelola keuangan dengan baik, menambah income, dan belajar berinvestasi dengan bijak. Saya yakin perencanaan hidup dan keuangan yang baik, diiringi pengelolaan keuangan yang cermat dan bijak mampu mewujudkan masa depan yang indah dan penuh kesejahteraan bagi diri sendiri bersama keluarga, serta masyarakat luas. Saya teringat incantation yang biasa diucapkan P. Tung Desem Waringin di setiap seminar. When you take action, the miracle happen! Mari membangun impian. Mari membangun kekayaan. Mari kita wujudkan kehidupan yang indah dan sejahtera untuk menjadi bagian dari komponen bangsa yang kuat serta berdaya.
No comments:
Post a Comment